Populasi Kerbau Pampangan

Menurut hasil paparan Deby Lorenza, Puri Indah Sari dan Talitha Nur Amalia yang merupakan kumpulan dari acara Bincang Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigBincang Gambut

Bincang Gambut adalah kegiatan diskusi rutin yang dikemas dengan konsep webinar, dengan menghadirkan beragam tema bahasan, mulai dari keanekaragamn hayati gambut, social, gender, penghidupan hingga budaya, dan sastra. Kegiatan ini mengundang berbagai narasumber dari anggota maupun dari luar komunitas untuk berbagi pengetahuan kepada para kontributor.
Seri-7 pada tanggal 4 Februari 2022. Kerbau Pampangan adalah jenis ( Bulbalus bubalis ) yang berasal dari wilayah pampangan, Ogan Komering Ilir Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan

Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di
. Kerbau Pampangan merupakan Plasma Nutfah asli Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan

Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di
dan telah ditetapkan sebagai rumpun lokal Indonesia dengan SK Kementan No. 694/Kpts/PD.410/2/2013.

Menurut Arfan Abrar, peneliti kerbau rawa Universitas Sriwijaya, juga telah menjelaskan tentang populasi kerbau pampangan pada acara Bincang Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigBincang Gambut

Bincang Gambut adalah kegiatan diskusi rutin yang dikemas dengan konsep webinar, dengan menghadirkan beragam tema bahasan, mulai dari keanekaragamn hayati gambut, social, gender, penghidupan hingga budaya, dan sastra. Kegiatan ini mengundang berbagai narasumber dari anggota maupun dari luar komunitas untuk berbagi pengetahuan kepada para kontributor.
seri-3. Populasi Kerbau Pampangan telah mengalami penuruan yang signifikan. Pada tahun 2010, populasi kerbau pampangan masih mencapai 15.000 ekor, namun pada tahun 2019, hanya tersisa 10.000 ekor. Penurunan populasi yang signifikan tersebut dilakukan oleh beberapa pabrikan seperti sistem budidaya yang masih tradisional, habitat alami yang berkurang karena konversi lahan yang semakin besar, penurunan pakan alami, adanya persepsi kerbau sebagai hama pertanian sehiangga banyak kerbau yang mati tertembak, perkawinan perkawinan dan tidak tersenyunya IPTEK .

Deby Dkk, juga menjelaskan bahwa populasi kerbau pampangan tersebar pada tujuh desa. Desa yang pertama yaitu Desa Pampangan. Populasi Kerbau Pampangan di Desa Pampangan berjumlah 160 ekor. Desa yang ke dua yaitu Desa Bangsal. Populasi Kerbau Pampangan di Desa Bangsal berjumlah 346 ekor. Desa yang ke tiga yakni Desa Kuro. Populasi Kerbau pampangan di Desa Kuro Berjumlah 247 ekor. Desa yang ke empat yaitu Desa Pulau Layang. Populasi Kerbau Pampangan di Desa Pulau Layang berjumlah 395 ekor. Desa yang ke lima yaitu Desa Menggeris. Populasi Kerbau Pampangan di Desa Menggeris berjumlah 342 ekor. Desa yang ke enam adalah Desa Serdang. Populasi Kerbau Pampangan di Desa Serdang berjumlah 45 ekor. Desa yang terakhir merupakan Desa Jungkal. Populasi Kerbau Pampangan di Desa Jungkal berjumlah 160 ekor. Jumlah keseluruhan populasi Kerbau Pampangan adalah 1.695 ekor. Data popuasi ini diambil pada tahun 2021.

Menurut Deby Dkk, Populasi Kerbau Pampangan yang semakin meningkat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya usia Kerbau Pampangan yang semakin tua, sehingga menyebabkan penurunan produktivitas Kerbau Pampangan. Sedangkan kita tahu jika Kerbau Pampangan memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan aktivasi produksi dan pemeliharaan dengan target indikator kinerja yang jelas. Karena jika tren ini terus berlanjut maka 2-5 tahun yang akan datang kita tidak dapat melihat keberadaan populasi Kerbau Pampangan lagi.