Differences
This shows you the differences between two versions of the page.
Both sides previous revision Previous revision Next revision | Previous revision | ||
ekosistem:hutan_mangrove [2022/10/20 08:37] – removed - external edit (Unknown date) 127.0.0.1 | ekosistem:hutan_mangrove [2024/06/04 16:09] (current) – Weni Julaika | ||
---|---|---|---|
Line 1: | Line 1: | ||
+ | {{tag> | ||
+ | |||
+ | ====== Hutan Mangrove ====== | ||
+ | |||
+ | **Hutan mangrove** atau hutan bakau adalah tipe hutan yang berada di daerah pasang surut air laut, misalnya pantai, laguna, [[: | ||
+ | |||
+ | Kondisi mangrove di lapangan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu mangrove lebat, mangrove sedang, dan mangrove jarang. Berdasarkan SNI 7717-2020, kondisi mangrove lebat merupakan mangrove dengan tutupan tajuk > 70%, mangrove sedang dengan tutupan tajuk 30-70%, dan mangrove jarang dengan tutupan tajuk <30%. | ||
+ | |||
+ | Terdapat 11 genus tumbuhan yang menjadi ciri dari hutan mangrove, yaitu // | ||
+ | |||
+ | Syarat hidup mangrove< | ||
+ | |||
+ | - Daerah tropis dan subtropis (32º LU - 38º LS) | ||
+ | - Penyinaran matahari penuh | ||
+ | - Suhu di atas 22ºC | ||
+ | - Curah hujan tinggi (2500-3000 mm/th) | ||
+ | - Berada di daerah terlindung | ||
+ | - //Deltaic// | ||
+ | - Dataran lumpur/// | ||
+ | - Perbedaan yang signifikan antara pasang tertinggi dan surut terendah | ||
+ | |||
+ | ===== Luas dan Persebaran ===== | ||
+ | |||
+ | Berdasarkan Peta Mangrove Nasional (PMN), luas hutan mangrove pada tahun 2021 sebesar 3.364.080 ha. Luas tersebut mengalami peningkatan yang signifikan apabila dibandingkan dengan luas hutan mangrove pada PMN 2013-2019 yaitu sebesar 3.311.245 ha. Sehingga, luas hutan mangrove dari tahun 2013 hingga 2021 mengalami peningkatan sebesar 52.835 ha. Adapun dari total luas mangrove tersebut, diketahui bahwa seluas 2.661.291 ha (80%) berada di dalam kawasan hutan dan seluas 702.789 ha (20%) berada di luar kawasan hutan. Sedangkan berdasarkan kerapatan tajuk, sekitar 93% mangrove Indonesia memiliki kerapatan lebat dengan luas 3.121.239 ha, sisanya merupakan kerapatan sedang seluas 188.363 ha, dan kerapatan jarang seluas 54.476 ha< | ||
+ | |||
+ | Hutan mangrove tersebar di seluruh pulau-pulau besar dan sebagian pulau-pulau kecil di Indonesia. Luas hutan mangrove terbesar dimiliki oleh Provinsi Papua dengan luas lebih dari 1 juta ha, sedangkan di bagian Indonesia barat, luas hutan mangrove terbesar dimiliki oleh Provinsi Kepulauan Riau sebesar lebih dari 200.000 ha. | ||
+ | |||
+ | ===== Zonasi Mangrove ===== | ||
+ | |||
+ | Secara umum, ekosistem mangrove diklasifikasikan menjadi empat zona berdasarkan letaknya dari garis pantai dan karakteristik vegetasinya, | ||
+ | |||
+ | - Mangrove terbuka — Zona ini berada yang berhadapan langsung dengan laut dan selalu tergenang. Jenis yang mendominasi zona ini umumnya berupa // | ||
+ | - Mangrove tengah — Zona mangrove tengah berada di belakang mangrove zona terbuka. Zona ini biasanya didominasi oleh jenis // | ||
+ | - Mangrove payau — Pada zona ini, mangrove dijumpai di sepanjang sungai berair payau hingga hampir tawar. Jenis yang mendominasi berupa //Nypa //dan // | ||
+ | - Mangrove daratan — Mangrove ini berada di zona perairan payau atau hampir tawar. Umumnya dijumpai jenis-jenis //Ficus microcarpus, | ||
+ | |||
+ | Meskipun terdapat pendekatan teoritis terhadap zonasi mangrove, namun kenyataan di lapangan tidak sesederhana itu. Ekosistem mangrove dapat disusun atas struktur yang lebih kompleks karena vegetasi yang tumpang tindih dan perbedaan karakteristik pantai antar daerah. Berikut merupakan profil zonasi mangrove di Cilacap< | ||
+ | |||
+ | ===== Fungsi Ekologis ===== | ||
+ | |||
+ | Dari segi ekologis, mangrove berperan dalam menyumbang zat hara yang berguna terhadap kesuburan perairan sekitarnya. Secara fisik, mangrove dapat menjadi tempat berlindung dan berkembangbiak bagi biota laut (Pisces, Crustacea, Mollusca), serta penyediaan makanan alami yang berasal dari dekomposisi bahan organik< | ||
+ | |||
+ | ===== Fungsi Sosial Ekonomi ===== | ||
+ | |||
+ | Keberadaan ekosistem hutan mangrove memberikan manfaat secara ekonomis bagi masyarakat. Namun, seringkali pemanfaatan hutan mangrove tidak disertai pertanggungjawaban untuk turut menjaga hutan mangrove tetap lestari. Masih terdapat praktik pemungutan kayu besar-besaran, | ||
+ | |||
+ | Masyarakat perlu memperhatikan bahwa masih terdapat manfaat ekonomis mangrove yang dapat diperoleh tanpa merusak keseimbangan ekosistemnya. Berbagai pemanfaatan mangrove yang dapat dilakukan antara lain: usaha ikan tangkap di perairan mangrove, zat penyamak (//tanin//) dari kulit mangrove, pewarna alami, dan [[: | ||
+ | |||
+ | ---- | ||
+ | |||
+ | ===== Referensi ===== | ||
+ | |||
+ | - [[https:// | ||
+ | - Saparinto, C. 2007. Pendayagunaan Ekosistem Mangrove. Semarang: Dahara Prize. | ||
+ | - Syah, A. F. 2020. Penanaman Mangrove sebagai Upaya Pencegahan Abrasi di Desa Socah. //Jurnal Ilmiah Pangabdhi//, | ||
+ | - [[https:// | ||
+ | - [[https:// | ||
+ | - Noor, Y. R., Khazali, M., Suryadiputra, | ||
+ | - van Steenis, C.G.G.J. 1958. Ecology of Mangroves. Introduction to Account of the Rhizophoraceae by Ding Hou, Flora Malesiana, Ser. I, 5: 431- 441. | ||
+ | - Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. 1993. Pengelolaan Ekosistem Hutan Mangrove. Prosiding Lokakarya Pemantapan Strategi Pengelolaan Lingkungan Wilayah Pesisir dan Lautan dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua. Kapal Kerinci, 11-13 September 1993, 47 hal. | ||
+ | - Barnes, R.S.K. 1974. Estuarine Biology. In: Studies in Biology No. 49. Edward Arnold Ltd. (pbl) London, 76 pp. | ||
+ | - Bismark, M., Subiandono, E., dan Heriyanto, N.M. 2008. Keragaman dan Potensi Jenis Serta Kandungan Karbon Hutan Mangrove di Sungai Subelen Siberut, Sumatera Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi, 5 (3) : 297-306. | ||
+ | |||