Differences
This shows you the differences between two versions of the page.
| Both sides previous revision Previous revision Next revision | Previous revision | ||
| ekosistem:lahan_gambut [2022/10/20 04:31] – Akbar Aksi Gemilang | ekosistem:lahan_gambut [Unknown date] (current) – removed - external edit (Unknown date) 127.0.0.1 | ||
|---|---|---|---|
| Line 1: | Line 1: | ||
| - | ====== Lahan Gambut ====== | ||
| - | |||
| - | Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap [[: | ||
| - | |||
| - | Lahan gambut memiliki karakteristik yang unik yaitu rentan terhadap konversi, relatif kurang subur dan kering tak berbalik sehingga apabila terdapat kesalahan dalam pengelolaan dapat menimbulkan masalah lingkungan< | ||
| - | ===== Luas dan Persebaran ===== | ||
| - | |||
| - | Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki gambut dengan jumlah yang besar. Lahan gambut di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara dan keempat di dunia< | ||
| - | ===== Fungsi Lahan Gambut ===== | ||
| - | |||
| - | Lahan gambut memiliki fungsi ekologis untuk lingkungan dan ekonomis untuk masyarakat sekitar. Beberapa fungsi lahan gambut antara lain: | ||
| - | |||
| - | - Menyimpan karbon dalam jumlah besar untuk menjaga lingkungan dari perubahan iklim | ||
| - | - Gambut bersifat seperti //spons//, dapat menjadi pengendali siklus hidrologi karena dapat menampung air sebanyak 100% - 1300% dari bobot keringnya. | ||
| - | - Menunjang perekonomian masyarakat dengan pemanfaatan hasil hutan gambut berupa rotan, karet, nanas, dll. Selain itu, pada rawa gambut juga dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan. | ||
| - | - Habitat alami bagi berbagai spesies [[: | ||
| - | |||
| - | ===== Pemanfaatan dan Permasalahan ===== | ||
| - | |||
| - | Lahan gambut, terutama gambut dangkal, telah dimanfaatkan oleh masyarakat lokal di Indonesia selama berabad-abad.Pemanfataan tersebut seringkali dilakukan dengan praktik pengeringan skala besar dan pembakaran lahan gambut untuk [[: | ||
| - | |||
| - | Konversi lahan gambut dan drainase untuk penggunaan pertanian telah memicu berbagai masalah lingkungan dan degradasi ekologis, termasuk tingginya emisi gas rumah kaca (GHG), menurunnya fungsi hidrologis dan hilangnya keanekaragaman hayati. Pengeringan lahan gambut menyebabkan rentan terjadinya [[: | ||
| - | |||
| - | Untuk membangun solusi efektif untuk masalah ini, setidaknya ada empat syarat yang harus dipenuhi: | ||
| - | |||
| - | - Pemahaman dasar dan diagnosis praktik penggunaan lahan yang menyebabkan degradasi lahan gambut; | ||
| - | - Kesediaan untuk bertindak mengurangi degradasi lahan gambut untuk satu atau lebih alasan yang mungkin; | ||
| - | - Kemampuan untuk bertindak oleh otoritas dan institusi yang relevan, mempengaruhi aktor dan tindakan; dan | ||
| - | - Opsi alternatif yang layak yang memenuhi harapan pemangku kepentingan yang sah. | ||
| - | |||
| - | ---- | ||
| - | |||
| - | ==== Referensi ==== | ||
| - | |||
| - | - Cassel, D,K 1997, Aquic Conditions and Hydric Soils: The Problems Soils Foreword, Dalam: M, J, Veppraskas & S, W, Sprecher, | ||
| - | - Radjagukguk, | ||
| - | - Sabiham, S 2007, Pengembangan Lahan Secara Berkelanjutan Sebagai Dasar Dalam Pengelolaan Gambut di Indonesia,// | ||
| - | - [[https:// | ||
| - | - Harsono, S. S. (2020). Mitigation and adaptation peatland through sustainable agricultural approaches in Indonesia: In a review. //AJARCDE | Asian Journal of Applied Research for Community Development and Empowerment,// | ||
| - | - Badan Restorasi Gambut, B. (2020). //Laporan Kinerja Badan Resorasi Gambut Tahun 2019. In Laporan Kinerja Badan Resorasi Gambut: Vol. Januari 20. // | ||
| - | |||
| - | {{tag> | ||
| - | |||