satwa:gajah

Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

Link to this comparison view

Both sides previous revision Previous revision
Next revision
Previous revision
satwa:gajah [2023/05/21 05:03] Rabbirl Yarham Mahardikasatwa:gajah [2023/05/21 05:07] (current) Rabbirl Yarham Mahardika
Line 1: Line 1:
 ====== Gajah ====== ====== Gajah ======
  
-<imgcaption image1| Foto Gajah>{{  .:gajahsumatera.png?nolink&300x201}}</imgcaption>+{{https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2014/08/Foto-1_Tulus-bersama-pawang-Didi-di-sekolah-gajah-Padang-Sugihan-Kabupaten-Banyuasin.-Foto-Taufik-Wijaya.jpg?nolink&|Nasib Gajah Sumatera di Tengah Rusaknya Lahan Gambut Air Sugihan -  Mongabay.co.id : Mongabay.co.id}}
  
-===== Gajah di Lahan Gambut: Studi tentang Keberadaan dan Dampaknya pada Ekosistem =====+<imgcaption image1| Foto Gajah></imgcaption>
  
 Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Ekosistem ini ditandai oleh adanya lapisan gambut yang dalam dan tersusun dari bahan organik yang terakumulasi selama ribuan tahun. Di dalam lahan gambut, terdapat beragam flora dan fauna yang hidup secara khas dan teradaptasi dengan kondisi lingkungan yang lembab dan asam. Salah satu hewan yang memiliki peran penting dalam ekosistem lahan gambut adalah gajah. Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Ekosistem ini ditandai oleh adanya lapisan gambut yang dalam dan tersusun dari bahan organik yang terakumulasi selama ribuan tahun. Di dalam lahan gambut, terdapat beragam flora dan fauna yang hidup secara khas dan teradaptasi dengan kondisi lingkungan yang lembab dan asam. Salah satu hewan yang memiliki peran penting dalam ekosistem lahan gambut adalah gajah.
Line 13: Line 13:
 Gajah memiliki peran kunci dalam menjaga keberlangsungan ekosistem lahan gambut. Mereka berperan sebagai agen perubahan lingkungan melalui aktivitas makan dan gerak mereka. Ketika gajah makan, mereka merusak vegetasi di sekitarnya, termasuk pohon-pohon gambut. Ini penting untuk regenerasi lahan gambut, karena setelah pohon-pohon tua tumbang, akan ada ruang dan cahaya yang cukup untuk pertumbuhan tanaman baru. Gajah memiliki peran kunci dalam menjaga keberlangsungan ekosistem lahan gambut. Mereka berperan sebagai agen perubahan lingkungan melalui aktivitas makan dan gerak mereka. Ketika gajah makan, mereka merusak vegetasi di sekitarnya, termasuk pohon-pohon gambut. Ini penting untuk regenerasi lahan gambut, karena setelah pohon-pohon tua tumbang, akan ada ruang dan cahaya yang cukup untuk pertumbuhan tanaman baru.
  
-===== Dampak Gajah pada Ekosistem Lahan Gambut  =====+===== Dampak Gajah pada Ekosistem Lahan Gambut =====
  
 Selain berperan dalam regenerasi lahan gambut, gajah juga berkontribusi pada penyebaran biji tanaman melalui kotoran mereka. Kotoran gajah mengandung biji-biji tanaman yang tidak dicerna sepenuhnya, sehingga saat kotoran itu ditempatkan di tempat lain, biji-biji tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Hal ini penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan pemulihan ekosistem lahan gambut yang terganggu. Selain berperan dalam regenerasi lahan gambut, gajah juga berkontribusi pada penyebaran biji tanaman melalui kotoran mereka. Kotoran gajah mengandung biji-biji tanaman yang tidak dicerna sepenuhnya, sehingga saat kotoran itu ditempatkan di tempat lain, biji-biji tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Hal ini penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan pemulihan ekosistem lahan gambut yang terganggu.
  
 Namun, keberadaan gajah di lahan gambut juga dapat memiliki dampak negatif. Jumlah gajah yang berlebihan dapat menyebabkan degradasi lahan gambut. Mereka dapat merusak vegetasi secara berlebihan, termasuk tanaman yang penting bagi lahan gambut, seperti pohon-pohon gambut yang memiliki peran penting dalam menjaga ketersediaan air di ekosistem tersebut. Selain itu, jejak kaki gajah yang dalam dapat mempercepat proses pembusukan gambut, yang dapat menyebabkan pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer. Namun, keberadaan gajah di lahan gambut juga dapat memiliki dampak negatif. Jumlah gajah yang berlebihan dapat menyebabkan degradasi lahan gambut. Mereka dapat merusak vegetasi secara berlebihan, termasuk tanaman yang penting bagi lahan gambut, seperti pohon-pohon gambut yang memiliki peran penting dalam menjaga ketersediaan air di ekosistem tersebut. Selain itu, jejak kaki gajah yang dalam dapat mempercepat proses pembusukan gambut, yang dapat menyebabkan pelepasan gas rumah kaca ke atmosfer.
- 
-  - 
  
 ===== Ciri-ciri ===== ===== Ciri-ciri =====
  
-Gajah memiliki ciri-ciri khusus, yang paling mencolok adalah belalai atau //proboscis//  yang digunakan untuk banyak hal, terutama untuk bernapas, menghisap air, dan mengambil benda. Gigi serinya tumbuh menjadi taring yang dapat digunakan sebagai senjata dan alat untuk memindahkan benda atau menggali. Daun telinganya yang besar membantu mengatur suhu tubuh mereka. +Gajah memiliki ciri-ciri khusus, yang paling mencolok adalah belalai atau //proboscis// yang digunakan untuk banyak hal, terutama untuk bernapas, menghisap air, dan mengambil benda. Gigi serinya tumbuh menjadi taring yang dapat digunakan sebagai senjata dan alat untuk memindahkan benda atau menggali. Daun telinganya yang besar membantu mengatur suhu tubuh mereka.
 ===== Gajah Sumatera ===== ===== Gajah Sumatera =====
  
Line 33: Line 30:
 ===== Referensi ===== ===== Referensi =====
  
-  - Juffe-Bignoli, D., Burgess, N. D., Bingham, H., Belle, E. M. S., de Lima, M. G., Deguignet, M., ... & Sahlén, E. (2019). Protected Planet Report 2018. UNEP-WCMC, IUCN. +  - Juffe-Bignoli, D., Burgess, N. D., Bingham, H., Belle, E. M. S., de Lima, M. G., Deguignet, M., … & Sahlén, E. (2019). Protected Planet Report 2018. UNEP-WCMC, IUCN. 
-  - Siregar, C. A., Cahyadi, A., Cottrell, J., Djajakirana, G., Hadian, O., Indrawan, T. P., ... & Wells, J. A. (2019). Fossil peatlands of Southeast Asia. In: Maltby, E., & Terry, R. E. (Eds.). The Wetland Book: II: Distribution, Description, and Conservation. Springer.+  - Siregar, C. A., Cahyadi, A., Cottrell, J., Djajakirana, G., Hadian, O., Indrawan, T. P., … & Wells, J. A. (2019). Fossil peatlands of Southeast Asia. In: Maltby, E., & Terry, R. E. (Eds.). The Wetland Book: II: Distribution, Description, and Conservation. Springer.
   - Kurnianto, S., Saharjo, B. H., Sumarga, E., Dermawan, A., & Kusworo, A. (2018). Forest fire prevention policies in Indonesia: An overview of the institutional framework and budget allocation. Forest Policy and Economics, 92, 217-226.   - Kurnianto, S., Saharjo, B. H., Sumarga, E., Dermawan, A., & Kusworo, A. (2018). Forest fire prevention policies in Indonesia: An overview of the institutional framework and budget allocation. Forest Policy and Economics, 92, 217-226.
   - Hedges, S., Tyson, M., Sitompul, A. F., & Kinnaird, M. F. (2005). Distribution, status, and conservation needs of Asian elephants (Elephas maximus) in Lampung Province, Sumatra, Indonesia. Biological Conservation, 124(1), 35-48.   - Hedges, S., Tyson, M., Sitompul, A. F., & Kinnaird, M. F. (2005). Distribution, status, and conservation needs of Asian elephants (Elephas maximus) in Lampung Province, Sumatra, Indonesia. Biological Conservation, 124(1), 35-48.
  
  
  • satwa/gajah.1684645382.txt.gz
  • Last modified: 2023/05/21 05:03
  • by Rabbirl Yarham Mahardika