Kingdom: Plantae
Phylum: Streptophyta
Class: Equisetopsida
Subclass: Magnoliidae
Order: Arecales
Family: Arecaceae
Genus: Eleiodoxa
Species: Eleiodoxa conferta
Eleiodoxa conferta merupakan palem berbatang dalam tanah yang tumbuh berkelompok sehingga membentuk rumpun yang sangat padat. Termasuk palem hapaksantik, yaitu jenis yang batang individunya mati setelah menghasilkan bunga. Daunnya majemuk menyirip dengan panjang sekitar 3,5 m dan tangkai mencapai 3 m, seluruh bagian tangkai dipenuhi duri tajam tersusun melingkar sepanjang 5–7 cm. Anak daun tersusun rapi menyirip di sepanjang rahis dengan tepi bergerigi. Perbungaannya muncul sebagai bonggol di ujung batang. Bunganya berwarna merah jingga hingga merah terang. Tumbuhan ini berumah dua, sehingga individu jantan dan betina terpisah. Buahnya berupa buah batu bersisik cokelat kemerahan sampai merah, dengan 2–3 biji per buah, namun umumnya berisi dua biji. Berbunga sepanjang tahun, penyerbukan dibantu oleh serangga. Buah yang sudah masak akan jatuh secara alami.
Eleiodoxa conferta tumbuh berkelompok dan sesekali membentuk koloni besar yang rapat Jenis ini banyak ditemukan di hutan rawa gambut, terutama pada lokasi yang airnya mengalir. Di area NKT Sempayau, spesies tumbuh pada sisa tegakan hutan rawa gambut yang tidak mengalami kebakaran. Persebaran Eleiodoxa conferta sangat luas, mulai dari Borneo, Semenanjung Malaysia, dan Sumatera.
Eleiodoxa conferta banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di wilayah persebarannya sebagai sumber pangan maupun bahan kebutuhan lain. Buahnya sering dijual di pasar lokal dan, setelah dimasak, dapat diolah menjadi manisan, bumbu masakan, atau pengganti asam (seperti Tamarindus indica). Air rebusan batang digunakan sebagai obat batuk, sementara daun yang dianyam dimanfaatkan untuk membuat atap dan tikar.