Table of Contents

Srirejeki

aglaonemanitidum.jpgSrirejeki merupakan salah satu jenis tanaman hias yang populer di masyarakat. Indonesia sangat berpotensi menghasilkan tanaman hias ini. Aglaonema berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata aglos yang artinya terang dan nema yang artinya benang (benang sari). Oleh karena itu, Aglaonema dapat diartikan sebagai pembawa energi terang. Selain nama Aglaonema, tanaman hias ini juga memiliki nama lain seperti chines evergreen, karena orang pertama kali melakukan budidaya Aglaonema adalah orang cina, sedangkan di Indonesia Aglaonema dapat dikenal sebagai Sri rejeki.

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Phylum: Streptophyta

Class: Equisetopsida

Subclass: Magnoliidae

Order: Alismatales

Family: Araceae

Genus: Aglaonema

Species: Aglaonema nitidum

Ciri-ciri Srirejeki

Terna tahunan dengan batang tegak berdiameter 3–5 cm dan tinggi hingga sekitar 60 cm. Daunnya tunggal, berukuran lebar, tersusun berseling, berbentuk lonjong sampai melanset dengan tepi rata dan ujung meluncip. Permukaan daun sebagian berwarna putih dan mengkilap, dibatasi warna hijau dengan pola acak yang umumnya mengikuti arah tulang daun lateral. Bagian bawah daun tampak hijau kekuningan. Bunga tersusun dalam bentuk tongkol, dengan bunga jantan di bagian atas dan bunga betina di bawahnya. Buah berwarna kuning kehijauan dan berubah menjadi merah terang saat matang.

Pemanfaatan

Jenis Aglaonema nitidum dibudidayakan sebagai tanaman hias dalam ruangan. Berkat kemampuannya dapat menyerap berbagai polutan, Aglaonema nitidum juga dimanfaatkan sebagai pembersih udara serta untuk fitoremediasi di sejumlah area yang mengalami degradasi. Seluruh bagian tanamannya mengandung kristal oksalat yang membuat gatal pada mulut dan jaringan kulit.

Habitat dan Persebaran

Aglaonema nitidum merupakan tumbuhan lanhati hutan yang tahan terhadap naungan, umumnya Aglaonema nitidum tumbuh di daerah yang agak tergenang. Di areal NKT Aglaonema nitidum dijumpai dan tumbuh di bawah sisa tegakan alam hutan rawa gambut yang tidak terbakar. Aglaonema nitidum tersebar alami, mulai dari Indonesia, Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Borneo.

Sumber