Peran Kelompok Sri Dadi Berinovasi di Lahan Gambut

Kelompok Tani Sri Dadi merupakan kelompok tani di Desa Talio Muara, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Desa itu terletak 145 kilometer dari Kota Palangkaraya, ibu kota Kalteng. Desa itu salah satu wilayah langganan kebakaran lahan. Berinovasi di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
yang dilakukan kelompok wanita tani tidak hanya berdaya menjadi alternatif mata pencarian, akan tetapi juga membantu proses pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Inovasi yang dilakukan oleh kelompok wanita tani ini yaitu membudidayakan jamur tiram tanpa merusak lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
dengan tanpa pembakaran lahan. Produksi pun kian lancar sehingga bisa menghasilkan 2-3 kilogram jamur tiram tiap bulan dengan omzet lebih kurang Rp 1 juta per bulan. Apalagi, 10% dari penghasilan mereka disumbangkan kepada kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk memadamkan dan mencegah api membakar lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
. Para perempuan tangguh itu pernah ”dikepung” asap gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
dan kini dihajar pandemi. Namun, mereka pantang mundur. Dipakainya caping, diambilnya pacul, lalu bergerak maju dengan tujuan jelas. Berdasarkan data, sedikitnya 48 produk dihasilkan dari lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
di 46 DMPG di Kalteng, termasuk Kopi Talihu, jamur tiram, dan bermacam sayuran. Sebagian besar lahan yang mereka kelola merupakan lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
bekas terbakar puluhan atau beberapa tahun lalu.

https_kompas.id_wp-content_uploads_2021_09_20210923ido_wanita_tani6_1632364543.jpg