Kalimantan Barat memiliki luas lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm sampai dengan 1,73 juta hektar (BPS Kalimantan Barat, 2007) dan sekitar 19,8% yang terdapat di Kabupaten Kubu Raya. Salah satu potensi lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm adalah dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Desa Bengkarek merupakan salah satu desa di Kubu Raya yang terdapat jenis tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… (histosol) dengan luasan 4.000 hektar. Dusun Kopak termasuk ke dalam wilayah sebaran tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… di Desa Bengkarek. Pertanian di Dusun Kopak memiliki potensi yang besar. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas masyarakat sebagai petani dan banyaknya komoditas tanaman yang dihasilkan di Dusun Kopak. Potensi yang besar di Dusun Kopak ini menjadi latar belakang pembentukan agrowisata. Tren saat ini dimana anak muda dan masyarakat yang senang berwisata tentunya menjadi sinyal positif dengan rencana pembangunan agrowisata di Dusun Kopak tersebut. Pembangunan agrowisata ini berasal dari sekelompok masyarakat petani dimana kelompok tersebut dipimpin oleh Bapak Sodik dan didampingi oleh Badan Restorasi Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… (BRG) dalam mengelola lahan yang benar. Bapak Sodik, seorang transmigran yang memilih menjadi petani di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm, mulai bertanam di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm pada tahun 2000 hingga saat ini merencanakan pembangunan agrowisata di atas lahan kelompok taninya. Pada awalnya Bapak Sodik tidak memiliki lahan saat pindah ke Kalimantan Barat namun beliau dapat bertahan tinggal di Kalimantan Barat berkat program transmigrasi dari pemerintah sebesar 0,5 hektar. Lahan yang diberikan kepada Bapak Sodik masih berupa hutan dengan akses jalan yang sangat susah untuk dilalui karena lahannya berada di tengah hutan dan masih sedikitnya masyarakat yang tinggal di daerah sekitar lahannya. Namun dengan ketekunannya, Bapak Sodik yang mampu bertahan dan mengembangkan lahannya sedikit demi sedikit dengan membeli lahan yang dijual masyarakat hingga tanah milik Bapak Sodik menjadi seluas 2 hektar. Badan Restorasi Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… (BRG) mulai membantu kelompok tani yang dipimpin oleh Pak Sodik pada tahun 2018 dengan memberi (1) penyuluhan dalam bertani di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm, (2) menyediakan bibit, (3) mengajarkan dalam pembuatan pupuk cair organik, dan (4) memberikan bantuan alat pertanian. Dukungan dari Badan Restorasi Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… (BRG) ini membuat kelompok tani yang dipimpin oleh Pak Sodik mampu mandiri dalam bertani di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm. Seiring berjalannya waktu, Pak Sodik dan teman-teman ingin membuat agrowisata di Dusun Kopak untuk menunjang perekonomian Desa Bengkarek. Lahan yang dimiliki oleh kelompok tani dan Pak Sodik sebesar 20 hektar dengan status Surat Keputusan Kelompok dapat dilihat pada Gambar 1. Luas lahan yang telah digarap oleh Pak Sodik sebesar 6 hektar dengan jenis tanaman yang ditanam seperti semangka, nanas, timun, jahe, karet, kopi, terong, tomat, mangga dan durian yang dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Sementara itu, lahan yang masih belum digarap seluas 14 hektar berupa semak belukar. Tanaman yang sudah dihasilkan antara lain karet, jahe putih, jahe merah, terong, tomat, nanas, timun dan semangka. (Sumber: M. Sodik, 2021) Gambar 1. Hasil Panen Tanaman Pak Sodik Aneka ragam tanaman dan tata letak tanaman yang terdapat di lahan Pak Sodik ini cocok untuk dijadikan agrowisata. Hal ini dapat dilihat dari definisi agrowisata dimana agrowisata merupakan kegiatan pariwisata di kawasan pertanian dengan objek kunjungan daerah pertanian atau perkebunan yang sifatnya khas yaitu di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm. Agrowisata merupakan salah satu upaya yang tepat untuk mengembangkan potensi pertanian khususnya di Dusun Kopak, Desa Bengkarek. Agrowisata ini dapat menjadi alternatif potensial untuk memajukan Desa Bengkarek. (Sumber: Mega Tri Junika, 2021) Gambar 2. Lahan yang Sudah Digarap Selain pertanian, objek agrowisata dapat berupa suasana yang nyaman seperti udara segar dengan pemandangan yang unik, suasana khas yang masih alami, atau areal buah-buahan. Selain memberikan hiburan berupa pemandangan yang unik, agrowisata juga dapat digunakan untuk menyampaikan materi pendidikan misalnya ilmu tentang konservasi lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigKonservasi Lahan Gambut
Konservasi lahan gambut sangat penting untuk dilakukan karena penyusutan luasan lahan gambut. Penyusutan lahan gambut disebabkan konversi yang dilakukan secara berlebihan, dengan diperuntukan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Pendekatan yang ditempuh untuk konservasi. Oleh karena itu, agrowisata yang akan dibangun diharapkan bukan hanya sebagai destinasi wisata saja, namun juga dapat sebagai sarana edukasi bagi wisatawan tentang perkebunan dan pertanian. Adapula rencana untuk membuka peternakan sapi dan kambing dimana kotoran ternak akan digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman yang dibudidayakan. Bertani di lahan ini tidak menggunakan pupuk kimia dari awal, karena menggunakan pupuk kimia dalam jangka panjang dapat menyebabkan kesuburan tanah berkurang. Pada umumnya tanaman tidak bisa menyerap 100% pupuk kimia. Selalu akan ada residu atau sisanya. Sisa-sisa pupuk kimia yang tertinggal di dalam tanah ini, bila terkena air akan mengikat tanah seperti lem/semen. Setelah kering, tanah akan lengket satu dengan lain (alias tidak gembur lagi), dan keras. Selain keras, tanah juga menjadi masam. Kondisi ini membuat organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur tanah) menjadi mati atau berkurang populasinya. Beberapa binatang yang menggemburkan tanah seperti cacing tidak mampu hidup di kawasan tersebut dan kehilangan unsur alamiahnya. Bila ini terjadi, maka tanah tidak bisa menyediakan makanan secara mandiri lagi, dan akhirnya menjadi sangat tergantung pada pupuk tambahan, khususnya pupuk kimia. Agrowisata yang akan dikembangkan di Dusun Kopak memiliki tantangan tersendiri seperti membuka lahan tidak bisa tebang bakar, muka air tanah disesuaikan dengan perakaran tanaman, dan membuat pintu air agar saat musim kemarau lahan tidak kering, dan saat banjir air mudah dibuang agar perakaran pada tanaman tidak busuk dan pupuk yang diberikan tidak tercuci. Karena pH tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… masam, butuh pemberian dolomit atau abu sisa pembakaran agar tanah tersebut ber pH netral sebelum penanaman. Menanam tanaman di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm sendiri membutuhkan ilmu dan pengetahuan yang cukup untuk mampu mengelolanya. Jika tanaman di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm ini tidak dirawat dan dikelola dengan baik maka hanya kerugian yang akan diperoleh. Selain kesiapan dari pengelolaan tanaman pertanian , pembangunan agrowisata harus memperhatikan 3A yaitu Atraksi, CKGE_TMP_i Amenities, CKGE_TMP_i dan Akses.
Atraksi yang mungkin dilaksanakan adalah seminar tentang konservasi lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigKonservasi Lahan Gambut
Konservasi lahan gambut sangat penting untuk dilakukan karena penyusutan luasan lahan gambut. Penyusutan lahan gambut disebabkan konversi yang dilakukan secara berlebihan, dengan diperuntukan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Pendekatan yang ditempuh untuk konservasi, pengunjung dapat memetik buah sendiri serta dapat ikut menanam tanaman yang dibudidayakan.
Amenities atau fasilitas. Fasilitas yang sudah ada seperti sudah adanya listrik, dan saung. Selain itu sudah ada rencana untuk membangun pendopo, rumah makan, mushola, tempat bermain dan tempat penginapan. Namun PDAM dan jaringan komunikasi maupun internet belum cukup memadai. - Akses jalan menuju Dusun Kopak dapat dilalui oleh motor dan mobil dengan jalan berupa tanah podsolik merah kuning (ultisol). Tanah podsolik merah kuning (ultisol) memiliki kekurangan saat dibuat jalan pada tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… seperti saat musim kemarau jalan menjadi berdebu, dan saat musim hujan jalan menjadi licin dan becek. Tanah ini memiliki sifat mengembang (musim hujan) dan mengkerut (musim kemarau) yang membuat jalan menjadi rusak dan bergelombang atau tidak rata. Kelebihan dari tanah podsolik merah kuning (ultisol) untuk pembuatan jalan adalah struktur tanah menjadi padat dan jalan mampu menopang beban yang tinggi. Akses jalan menuju Dusun Kopak dapat dilihat pada Gambar 3. Selain itu, menuju Dusun Kopak bisa dilalui menggunakan jalur sungai dengan menggunakan kapal motor air (kelotok). Akses jalan menuju tempat agrowisata sedang mengalami perbaikan agar pengunjung bisa dengan mudah dan nyaman bepergian menuju tempat agrowisata. (Sumber: Anggi Saputra, 2021) Gambar 2. Akses Jalan Menuju Dusun Kopak Rencana agrowisata di Dusun Kopak tentunya memberikan dampak baik kepada masyarakat Desa Bengkarek seperti akses jalan akan diperbaiki sehingga memberikan kemudahan mobilitas masyarakat, dan dalam aspek sosial-ekonomi membuat kesejahteraan masyarakat meningkat. Oleh sebab itu, perlunya dukungan penuh dari pemerintah untuk ikut andil dalam pembangunan agrowisata ini, seperti izin pembangunan agrowisata, bantuan pembangunan akses jalan, pembangunan tower untuk jaringan komunikasi dan internet dan lain-lainnya sehingga nantinya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan sumber daya asli daerah.