Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

Link to this comparison view

Both sides previous revision Previous revision
Next revision
Previous revision
ekosistem:gambut [2023/02/03 01:13] Yusi Septriandiekosistem:gambut [Unknown date] (current) – removed - external edit (Unknown date) 127.0.0.1
Line 1: Line 1:
-====== Gambut ====== 
- <font 14px/Arial,Helvetica,sans-serif;;inherit;;inherit>**Gambut **merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa.</font> 
- <font 14px/Arial,Helvetica,sans-serif;;inherit;;inherit>Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Banyak istilah lokal yang digunakan untuk menyebut tanah gambut, di antaranya //paya' //dan //sepo' //yang keduanyan masing-masing berasal dari bahasa Dayak dan Melayu Kalimantan Barat. Sejumlah lembaga penelitian juga mempunyai definisi tersendiri untuk membedakan antara gambut dengan tanah mineral.</font>  Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 tahun 2014, gambut didefinisikan sebagai material organik yang terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dan terakumulasi pada rawa. 
- <font 14px/Arial,Helvetica,sans-serif;;inherit;;inherit>Berdasarkan</font>  // Soil Survey Staff // (2014), tanah organik didefinisikan sebagai gambut apabila memiliki ketebalan bahan organik dengan ciri sebagai berikut: (1) 60 cm atau lebih jika 3/4 volume tanah adalah serat kasar atau jika nilai bobot isi tanah kurang dari 0,1 g.cm<sup>-3</sup>  ; atau (2) 40 cm atau lebih jika bahan saprik atau hemik, atau fibrik jika kurang dari 3/4 adalah bahan kasar dan nilai bobot isi 0,1 g.cm<sup>-3</sup>  atau lebih. Sementara itu berdasarkan PP No 57 Tahun 2016, gambut adalah material organik yang terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) sentimeter atau lebih dan terakumulasi pada rawa. Adapula sistem Klasifikasi Tanah Nasional yang dikeluarkan oleh Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian, Sistem Klasifikasi WRB/FAO UNESCO dan lain-lain yang memiliki definisi tertentu untuk mengistilahkan gambut. Dalam sains geografi dan kebumian, gambut dikenal juga dengan istilah Histolols (histik = jaringan) dan Organosol (berasal dari kata organik). 
- <font 14px/Arial,Helvetica,sans-serif;;inherit;;inherit>Karakteristik utama yang menjadi pembeda dengan tanah gambut dengan tanah mineral adalah kandungan karbon organik yang tinggi. Berdasarkan Dariah //et al//. (2014) disebutkan bahwa C-organik yang terkandung di dalam gambut adalah >18% dan dalam keadaan tergenang air menjadikannya sebagai salah satu penyimpan karbon terbesar. Selain itu kandungan karbon yang tinggi pada tanah gambut ini secara langsung akan mempengaruhi sifat-sifat tanah.</font>  Berdasarkan tingkat pelapukannya, gambut dapat dibedakan menjadi tiga yaitu saprik atau gambut yang sudah melapuk sempurna, fibrik yaitu gambut yang masih mentah atau belum mengalami pelapukan secara sempurna dan hemik yaitu gambut transisi antara saprik dan fibrik. Kematangan gambut dapat diuji dengan metode skala humifikasi Von Post, //syringe //McKenzie dan titrasi asam-basa. 
- 
-Gambut yang tersebar di Indonesia terbentuk dari sisa-sisa biomassa tumbuhan yang sudah mati namun tidak melapuk dengan sempurna. Jika tanah gambut diremas dengan tangan, maka yang terasa adalah tekstur yang lunak, basah namun tidak lengket. Pada tanah gambut yang belum mengalami pelapukan sempurna, kita akan menjumpai ranting, cabang dan sisa-sisa daun yang masih utuh. Usia gambut bisa mencapai ratusan bahkan ribuan tahun. Tanah gambut dapat dijumpai di daerah rawa-rawa tergenang air yang disebut lahan rawa gambut. Lahan gambut merupakan ekosistem lahan basah yang tergenang air hampir sepanjang tahun. Air tersebut berasal dari proses luapan air sungai atau dari air hujan yang tidak dapat mengalir ke sungai. Lahan gambut sebagian masih berupa hutan, atau disebut hutan rawa gambut. Namun ada juga lahan gambut yang sudah dimanfaatkan menjadi lahan pertanian. 
- 
-Tanah gambut dapat dijumpai di daerah rawa-rawa tergenang air yang disebut lahan gambut. Lahan gambut merupakan ekosistem lahan basah yang tergenang air hampir sepanjang tahun. Air tersebut timbul dari proses luapan air sungai atau dari air hujan yang tidak dapat mengalir ke sungai. Lahan gambut sebagian masih berupa hutan, atau disebut hutan rawa gambut. Namun ada juga lahan gambut yang sudah dimanfaatkan menjadi lahan pertanian. 
- 
-Di seluruh dunia, tanah gambut hanya dapat dijumpai di beberapa wilayah yang tersebar di daerah tropika maupun non-tropika. Beberapa negara yang memiliki lahan gambut di antaranya adalah Amerika, Kanada, Rusia, Brazil, Kongo, Malaysia dan Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki lahan gambut terbesar di wilayah tropis. Lahan gambut ini tersebar di beberapa pulau besar di antaranya Sumatera, Kalimantan dan Papua serta sebagian kecil di Sulawesi. Provinsi Sumatera Selatan memiliki gambut terluas kedua di Pulau Sumatra. 
- 
----- 
- <font 14px/inherit;;inherit;;inherit>**Sumber**</font> 
- 
-[[https://link.springer.com/article/10.1007/s11027-013-9515-6|Dariah, A., Marwanto, S. and Agus, F.: Root- and peat-based CO2 emissions from oil palm plantations]], Mitig. Adapt. Strateg. Glob. Chang., 19, 831–843, doi:10.1007/s11027-013-9515-6, 2014.\\ 
- <font 14px/Arial,Helvetica,sans-serif;;inherit;;inherit>Soil Survey Staff.: Keys to soil taxonomy, Usda, 12, 410, doi:10.1063/1.1698257, 2014.</font> 
- 
-{{tag>rintisan}} 
- 
  
  • ekosistem/gambut.1675386812.txt.gz
  • Last modified: 2023/02/03 01:13
  • by Yusi Septriandi