This is an old revision of the document!
Upaya Konservasi Kerbau Pampangan
Kerbau Pampangan adalah Plasma Nutfah Asli Sumatera Selatan dan telah ditetapkan sebagai rumpun lokal Indonesia (SK Kementan no.694/Kpts/PD.410/2/2013). Pampangan adalah nama Kecamatan di Kabupaten OKI yang menurut sejarahnya adalah tempat penggembalaan kerbau-kerbau yang didatangkan dari India dan dipelihara di Pulau Kuro untuk diambil susunya dan diolah menjadi gulo puan yang merupakan makanan khas bagi Istana Kesultanan Palembang pada masa itu (Mongabay.co.id) Kerbau ini kemudian berkembang biak dan tersebar diwilayah kecamatan sekitarnya seperti Pangkalan Lampam, Tulung Selapan, Kecamatan Rambutan di Kabupaten Banyuasin bahkan mencapai Kabupaten Ogan Ilir. Secara budaya, ternak kerbau ini juga dikenal sebagai alat bantu untuk membajak sawah dan penarik gerobak di pedesaan Sumatera Selatan.
Sayangnya, usaha budidaya Kerbau Pampangan ini mengalami penurunan produktivitas yang diakibatkan oleh sistem budidaya yang masih bersifat tradisional, terjadinya perkawinan sedarah, berkurangnya lahan penggembalaan serta rendahnya adopsi inovasi dan teknologi. Hal ini mengakibatkan terjadi penurunan produktivitas dan populasi Kerbau Pampangan secara nyata. Berdasarkan data BPS Kabupaten OKI diperoleh data populasi Kerbau di Kecamatan Pampangan pada tahun 2017 adalah 5,418 ekor dan belum diperbaharui lagi tetapi berdasarkan kondisi terkini dipercaya bahwa jumlahnya jauh menurun dari angka tersebut. Hal tersebut diperparah dengan kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) diwilayah penggembalaan Kerbau Pampangan beberapa tahun lalu yang mengakibatkan kerbau kesulitan mendapatkan pakan sehingga banyak peternak yang terpaksa menjual kerbaunya dan sebagian lagi ditemukan tewas karena kurang makan (komunikasi pribadi, 2019).
Hal lainnya yang membuat prihatin adalah masih terjadi kebuntingan pada kerbau tua (usia diatas 15 tahun) yang mana usia produktif kerbau indukan normal adalah umur 8-9 tahun, ini menunjukkan bahwa proses pengembangbiakan berjalan sangat lambat dan resikonya adalah produktivitas gudel yang rendah. Pada Kontes Kerbau Bupati OKI Cup yang diadakan pada tahun 2016 silam diketahui bahwa rata-rata umur juara kontes tersebut sudah diatas 10 tahun, hal ini selain mengagumkan juga memprihatinkan. Saat ini rata-rata umur indukan yang ada dilokasi Kecamatan Pampangan berusia diatas 7 tahun, dan tidak ada upaya sistematis yang nyata untuk mendorong terjadinya peningkatan populasi kerbau dilokasi tersebut.