tumbuhan:purun

Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

Link to this comparison view

Both sides previous revision Previous revision
Next revision
Previous revision
tumbuhan:purun [2023/02/03 15:03] Mentari Agustinitumbuhan:purun [2025/02/13 04:05] (current) Talitha Nur Amalia
Line 1: Line 1:
-{{tag>rintisan}} 
- 
 ====== Purun ====== ====== Purun ======
  
Line 13: Line 11:
 [[http://www.cifor.org|www.cifor.org]] [[http://www.cifor.org|www.cifor.org]]
  
-===== Purun sebagai Bahan Baku Tikar =====+===== kerajinan dari purun =====
  
-Pengolahan bahan baku Purun untuk dijadikan tikar cukup sederhana. Pertama, tumbuhan purun diseleksi terlebih dahulu, biasanya dipilih purun yang tinggi sekitar 1.5 m -.2 m atau berumur 2 bulan tergantung dengan jenis anyaman yang akan dibuat. Setelah itu purun diambil dengan cara dicabut. Pencabutan dilakukan guna mencegah terambil dan rusaknya anakan purun. Setalah diambil, purun dikumpulkan lalu diikiat untuk dibawa ketempat produksi. Setalah itu, purun ditumbuk dan dijemur selama 2 hari dibawah sinar matahari. Selanjutnya, purun yang telah dijemur, masuk ke tahap perebusan bahan pewarnaan, lalu kembali ditumbuk dan dijemur. Kemudian, purun dianyaman sesuai motif dan jenis anyaman yang akan dibuat. Pedamaran merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan tanaman purun. Motif purun di daerah Pedamaran memiliki dua motif andalan, namanya Sisik Salak dan Pejalur. Motif tersebut berdasarkan teknik dan pewarnaan pada bahan tikar. Untuk motif, dipakai pewarna alami yang disebut kesumbo (sumbo) terbuat dari getah tanamanTikar Purun menjadi Produk andalan bagi Masyarakat Pedamaran karena dengan tikar purun ini sangat membantu ekonomi keluarga dan bagi beberapa rumah tangga, anyaman purun bahkan menjadi sumber penghidupan utama.+Pedamaran merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan tanaman purun, tanaman purun dimanfaatkan untuk membuat kerajiananseperti tikar purun, sejadah purun, topi purun dan tas purun. selain itu desa pedamaran dinobatkan sebagai desa tikar karena mayoritas masyarakatnya membuat tikar dari purunpembuatan kerajinan purun dilakukan dengan sederhana dan secara manual.
  
 +Adapun pengolahan purun menjadi kerajinan dapat dilakukan dengan sederhana. 1. Tumbuhan purun diseleksi terlebih dahulu, biasanya dipilih purun yang tinggi sekitar 1.5 m - 2 m atau berumur 2 bulan tergantung dengan jenis anyaman yang akan dibuat. 2. Setelah itu purun diambil dengan cara dicabut, pencabutan dilakukan guna mencegah terambil dan rusaknya anakan purun. 3. Setelah diambil, purun dikumpulkan lalu diikiat untuk dibawa ketempat produksi. 4. Setalah itu, purun ditumbuk dan dijemur selama 2 hari dibawah sinar matahari. 5. Selanjutnya, purun yang telah dijemur, 6. Masuk ke tahap perebusan bahan pewarnaan, 7. Lalu kembali ditumbuk dan dijemur. 8. Purun dianyaman sesuai motif dan jenis anyaman yang akan dibuat.
 +
 +Motif purun di daerah Pedamaran memiliki dua motif andalan, namanya Sisik Salak dan Pejalur. Motif tersebut berdasarkan teknik dan pewarnaan pada bahan tikar. Untuk motif, dipakai pewarna alami yang disebut kesumbo (sumbo) terbuat dari getah tanaman. motif sisik salak biasa dipakai jika ada acara lamaran.
 +
 +Selanjutnya ada juga motif tikar yang disebut sisik salam (berwarna) yaitu tikar yang biasa digunakan atau dipakai jika ada tamu, dan tikar polos putih yang biasa digunakan sebaqai tikar makan dan alas untuk sholat.
 +
 +Tikar Purun menjadi Produk andalan bagi Masyarakat Pedamaran karena dengan tikar purun ini sangat membantu ekonomi keluarga dan bagi beberapa rumah tangga, anyaman purun bahkan menjadi sumber penghidupan utama.
 +
 +[[https://wikigambut.id/lib/exe/detail.php?id=tumbuhan:purun&media=tumbuhan:kerajianan_purun.jpg|{{.:kerajianan_purun.jpg?400|kerajianan_purun.jpg}}]]
 +
 +<imgcaption image1|kerajinan dari purun>[[https://wikigambut.id/lib/exe/detail.php?id=tumbuhan:purun&media=tumbuhan:kerajinan_dari_purun.jpg|{{.:kerajinan_dari_purun.jpg?400|kerajinan_dari_purun.jpg}}]]</imgcaption>
  
-[[{{:tumbuhan:kerajianan_purun (sejadah purun).jpg?400|}}]] 
 ===== Purun sebagai Sedotan Organik ===== ===== Purun sebagai Sedotan Organik =====
  
Line 30: Line 38:
 ===== Pot Organik Purun ===== ===== Pot Organik Purun =====
  
-Saat ini penggunaan purun hanya sebatas anyaman tikar. Seiring perkembangan zaman, masyarakat sekarang cenderung menggunakan tikar sintetis yang terbuat dari plastik. Sehingga membuat permintaan anyaman tikar purun menurun. Melalui kemajuan ilmu pengetahuan, purun bisa dikembangkan lebih inovatif lagi seperti pot organik yang terbuat purun. Pot organik dari purun bisa digunakan untuk pembibitan pohon sebagai pengganti pot plastik yang sering digunakan saat ini. Sehingga hal ini berdampak pada pengurangan penggunaan plastik pada lingkungan. Selain itu, juga bisa menambah pendapatan yang ikut membantu masyarakat yang ada di sekitar lahan gambut.+Saat ini penggunaan purun hanya sebatas anyaman tikar. Seiring perkembangan zaman, masyarakat cenderung menggunakan tikar sintetis yang terbuat dari plastik. Sehingga membuat permintaan anyaman tikar purun menurun. Melalui kemajuan ilmu pengetahuan, purun bisa dikembangkan lebih inovatif lagi seperti pot organik yang terbuat purun. Pot organik dari purun bisa digunakan untuk pembibitan pohon sebagai pengganti pot plastik yang sering digunakan saat ini. Sehingga hal ini berdampak pada pengurangan penggunaan plastik pada lingkungan. Selain itu, juga bisa menambah pendapatan yang ikut membantu masyarakat yang ada di sekitar lahan gambut.
  
 Referensi : Referensi :
Line 37: Line 45:
  
 [[https://www.antaranews.com/berita/1280231/menyulap-gulma-jadi-sedotan-ramah-lingkungan-hingga-mendunia|https://www.antaranews.com/berita/1280231/menyulap-gulma-jadi-sedotan-ramah-lingkungan-hingga-mendunia]] [[https://www.antaranews.com/berita/1280231/menyulap-gulma-jadi-sedotan-ramah-lingkungan-hingga-mendunia|https://www.antaranews.com/berita/1280231/menyulap-gulma-jadi-sedotan-ramah-lingkungan-hingga-mendunia]]
 +
 +{{tag>rintisan}}
  
  
  • tumbuhan/purun.1675436610.txt.gz
  • Last modified: 2023/02/03 15:03
  • by Mentari Agustini