Makaremo

MakaremoFig. 1: Budaya Makaremo di Desa Wisata Hawai Atue, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan

Makaremo adalah aktifitas menangkap ikan/udang yang dilakukan masyarakat kampung secara bersama-sama, ini hanya bisa dilakukan ketika debit air di sungai dan rawa sedang sedikit akibat kemarau berkepanjangan. Kegiatan ini mirip dengan bekarang yang dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir. Makaremo adalah budaya yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Sungai Pandan, Kecamatan Batu Ampar, Pulau Padang Tikar, yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Di Pulau Padang Tikar terdapat sebuah hutan desa bernama Bentang Pesisi. Hutan ini terdiri dari ekosistem gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigEkosistem Gambut

Ekosistem Gambut di Indonesia

Lahan gambut di Indonesia adalah tempat penyimpanan biodiversitas unik yang penting, mencegah intrusi air laut asin ke daerah pedalaman, dan memberikan efek pendinginan di sekitar area tersebut karena menyimpan air yang tinggi (Parish et al., 2012). Sebagian besar
, mineral dan mangrove. Hutan desa ini memiliki luas 76.370 ha yang tersebar di 10 Desa (Batu Ampar, Teluk Nibung, Nipah Panjang, Medan Mas, Padang Tikar, Tasikmalaya, Sungai Besar, Sungai Jawi, Ambarawa dan Tanjung Harapan1 .

Makaremo di wilayah Bontang, Kalimantan Tengah dapat diartikan juga dengan musim ikan . Aktifitas Makaremo dapat juga ditemukan di Desa Wisata Hawai Atue, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan<sup>2 . </sup>

Di Pulau Padang Tikar, aktivitas ini hanyalah tinggal cerita akibat berkurangnya habitat ikan gabus sejak masyarakat menggunakan herbisida untuk membersihkan lahan dan penggunaan alat setrum dalam menangkap ikan.


Referensi:

1. LindungiHutan: Hutan Desa Batu Ampar, Kota Pontianak, Kalimantan Barat

2.Kemenparekraf.go.id: Makaremo

3.Bontangpost.id: Berjuang Keras demi Bisa Sekolah dan Bangun Pendidikan Agama