Table of Contents

Desa Daya Kesuma

Demografi

Gerbang Masuk Desa Daya KesumaFig. 1: Gerbang masuk Desa Daya Kesuma (Sumber: Romadhona Hartiyadi)

Desa Daya Kesuma adalah sebuah desa yang berada di Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Saleh-Sugihan, Sumatera Selatan. Lokasinya dikenal dengan Jalur 14. Lokasi Desa Daya Kesuma berjarak sekitar 2 km dari kota kecamatan Muara Sugihan dan 147 km dan dari ibu kota Kabupaten Banyuasin serta dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan, Palembang jaraknya sekitar 100 km dengan menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh sekitar 4 hingga 5 jam. Desa Daya Kesuma memiliki letak geografis 105 LS/LU dan 2 BT/BB dengan luas wilayah 20,032 ha.

Daya Kesuma merupakan salah satu dari 34 desa yang menjadi lokasi penelitian ICRAF Indonesia melalui Program Peat-IMPACTS untuk mendorong Program Peningkatan Penghidupan Berwawasan Lingkungan (P2BL) dengan menerapkan Pertanian Ramah Lingkungan.

Lokasi Desa Daya Kesuma Berdasarkan Google Maps

Batas dan Luas Wilayah

Desa Daya Kesuma memiliki luas wilayah km2 termasuk 22 Desa dan Kelurahan di Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasinplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigKabupaten Banyuasin

Kabupaten Banyuasin dibentuk berdasarkan pertimbangan pesatnya perkembangan dan kemajuan pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan umumnya dan khususnya di Kabupaten Musi Banyuasin yang diperkuat oleh aspirasi masyarakat untuk menlngkatkan penyelenggaraan pemrintahan pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan guna menjamin kesejahteraan masyarakat.
Provinsi Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan

Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di
. Desa ini termasuk daerah dataran dengan ketinggian 2,00 dari permukaan air laut, adapun batas-batas wilayah Desa Daya Kesuma adalah sebagai berikut :

Sebelah UtaraTirta MulyaJalur 13
Sebelah SelatanMargo MulyaJalur 16
Sebelah BaratTirta HarjaJalur 14
Sebelah TimurMargo RukunJalur 14

Fasilitas Umum dan Sosial

Fasilitas umum dan sosial di Desa Daya Kesuma dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel Fasilitas Umum Desa Daya Kesuma

NoJenisJumlahKondisi
1Jalan Desa-Jalan Sirtu dan Berfungsi
2Jalan Usaha Tani-Jalan Tanah Berfungsi
3Jaringan Listrik-Berfungsi
4Saluran Irigasi85.000 mBerfungsi
5Jembatan Cor1Befungsi

Sumber : Data Pokok Desa Daya Kesuma Tahun 2020

Fasilitas umum di Desa Daya Kesuma sudah ada dan cukup memadai. Seperti halnya jalan usaha tani yang masih berupa tanah, jika hujan dalam waktu lama sangat sulit untuk dilalui kendaraan bermotor. Jaringan listrik Desa Daya Kesuma telah ada sejak tahun 2013. Terdapat jembatan besi cor yang menghubungkan antar desa dan akses pendidikan dan pemasaran hasil produk pertanian, barang dan jasa yang diperlukan untuk kehidupan masyarakat.

Tabel Fasilitas Sosial Desa Daya Kesuma

NoJenisJumlahKondisi
1Kantor Desa1Berfungsi
2Masjid5Berfungsi
3Mushola10Berfungsi
4Gerja1Berfungsi
5Posyandu3Berfungsi
6Rumah Bersalin3Berfungsi
7TK/Paud1Berfungsi
8SD1Berfungsi
9Pesantren2Berfungsi
10Lapangan Sepak Bola2Berfungsi
11Lapangan Bulu Tangkis3Berfungsi
12Lapangan Voli6Berfungsi
13Perahu Motor16Berfungsi

Fasilitas sosial di Desa Daya Kesuma cukup lengkap dan berfungsi dengan baik. Semua warga desa dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sosial, keagamaan, pendidikan, olahraga dan pemenuhan kebutuhan akan kesehatan.

Sejarah

Sebagian besar penduduk Desa Daya Kesuma adalah suku jawa yang mengikuti program tramsigrasi pada tahun 1981. Kedatangan masyarakat transmigrasi secara bertahap, seperti warga transmigrasi Jawa Barat berasal dari Kabupaten Majalengka, Indramayu, Karawang, Subang, Cianjur dan warga transmigrasi Jawa Tengah berasal dari Kabupaten Semarang, Salatiga, Kebumen serta warga transmigrasi Jawa Timur dari Kabupaten Jember dan Madura.

Sebelum pembentukan desa persiapan, Kepala Kantor Transmigrasi Provinsi Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan

Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di
meminta agar nama desa disiapkan, dalam hal ini diserahkan kepada masyarakat transmigrasi yang nantinya akan disetujui dan disahkan oleh Kantor Transmigrasi Wilayah Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan

Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di
.

Oleh karena itu, calon nama desa diajukan dari masing-masing daerah (Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur). Pencalonan calon nama desa diwakili oleh Bapak Udin Ichsanudin dari Jawa Barat dengan mengajukan nama Daya Kesuma, Bapak Kusno perwakilan Jawa Tengah mengajukan nama Muara Sugihan dan Bapak Kamari perwakilan Jawa Timur mengusulkan nama Wirolegi. Nama desa dari ketiga calon tersebut kemudian dikirim ke kantor daerah melalui KUPT. Kantor Wilayah Transmigrasi Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan

Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di
mengangkat dan menyetujui nama Daya Kesuma menjadi nama desa.

Adapun arti dan makna nama Desa Daya Kesuma adalah :

D = Dengan Izin

A = Allah

Y = Yang Maha Esa

A = Aku Bertekad


K = Kerahkan Semangat, Kekuatan, Kemampuan, Keinginan

E = Esok Hari Meraih Harapan

S = Semua Warga Bersatu

U = Untuk Mencapai Cita-cita

M = Menuju Masyarakat Adil, Makmur, Tentram dan Ayem serta

A = Agama Menjadi Pegangan Hidup


Hari jadi Desa Daya Kesuma adalah 20 November 1983 yang bertepatan dengan penggiringan gajahplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGajah

[Nasib Gajah Sumatera di Tengah Rusaknya Lahan Gambut Air Sugihan - Mongabay.co.id : Mongabay.co.id]



Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Ekosistem ini ditandai oleh adanya lapisan gambut yang dalam dan tersusun dari bahan organik yang terakumulasi selama ribuan tahun. Di dalam
oleh Kodam Sriwijaya Palembang.

Moto Desa Daya Kesuma adalah “Rawe Rawe Rantas Malang-Malang Putung”

Populasi

Berdasarkan Profil Desa Daya Kesuma tahun 2020, Desa Daya Kesuma seluas 1.274,25 Ha memiliki jumlah penduduk dengan perincian1.577 jumlah penduduk yang terdiri dari 787 laki-laki dan 790 perempuan.

Agama dan Suku Bangsa

Penduduk Desa Daya Kesuma mayoritas beragama Islam dengan 97%, hanya sedikit warga yang menganut agama Kristen dengan 3%. Kegiatan keagamaan ditunjang dengan keberadaan 5 masjid, 10 mushola dan 1 gereja. Penduduk Jawa yang pertama kali mengunjungi wilayah desa menjadikan suku Jawa sebagai penduduk mayoritas di desa ini dengan 80%, suku Sunda 9%, suku Bugis 8%, suku Madura 2% dan 0,1% untuk suku Batak dan Bali.

Bahasa dan dialek

Bahasa pengantar dalam percakapan sehari-hari warga desa adalah Bahasa Indonesia. Namun karena mayoritas orang Jawa, kerap terdengar juga Bahasa Jawa dalam keseharian mereka.

Pemerintahan dan Kepeminpinan

Pemerintah Desa sebagai penyelenggaraan urusan pemerintah bersama-sama dengan Badan Permusyawaratan Desa perlu kiranya terus dibina dan diberdayakan sehingga diharapkan dapat lebih optimal dalam penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Daftar Kepala Desa

Berikut daftar kepala desa yang memimpin Desa Daya Kesuma sejak awal berdiri :

NoNamaMasa Jabatan
1Mustakim1983 - 1984
2Marsudi1985 - menjabat selama 3 tahun
3Sumaryono1988 - 1998
4Ahmad Sidiq1998 - 2000
5Jumali2010 - sekarang

Lembaga Pemerintahan

Adapun anggotanya sebagai berikut :

NoJabatanNama
1Kepala DesaJumali
2Sekertaris DesaMulyono
3Kepala Dusun 1Agus Muswaryadi
4Kepala Dusun 2Ahmad Soleh
5Kepala Dusun 3Ratno Abadi
6Kepala Dusun 4Gatot Srinadi

Badan Perwakilan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berhak mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada Pemerintah Desa, menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintah Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa, mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya dari APBDes.

Adapun anggotanya sebagai berikut :

NoJabatanNama
1KetuaM. Iswahyudi Saputra
2Wakil KetuaAbdul Munir
3SekertarisSurati
4AnggotaSri Purwati
5AnggotaTarinah
6AnggotaSugiono
7AnggotaDede Rohman

Kelembagaan

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

Jumlah Pengurus9 orang
Jumlah Lingkup Kegiatan2 jenis
Jumlah Pengurus2 orang
Jumlah Lingkup Kegiatan23 jenis
Jumlah Pengurus3 jenis
Jumlah Lingkup Kegiatan31 orang

Ekonomi

Pertanian

Desa Daya Kesuma memiliki luas lahan persawahan sekitar 1.105 hektar dengan hasil produksi 4,3 ton per hektar menunjukkan bahwa padi merupakan komoditas unggulan berdasarkan luas tanam. Terdapat 16 kelompok tani yang tersebar di setiap RT yang terdiri dari kelompok tani pertanian dan kelomok tani perkebunan kelapa. Kondisi pertanian di Desa Daya Kesuma sudah cukup maju seiring dengan terintegrasi program SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) berbasis pertanian berdasarkan Permentan Nomor 40.1/Permentan/RC,010/10/2018: Pedoman Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani yang diberikan oleh pemerintah pusat pada tahun 2019 dengan tujuan peningkatan produksi dan kesejahteraan petani dengan tetap memperhatikan fungsi pelestarian lingkungan. Tingkat produksi padi di desa tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras masyarakat setempat, didukung oleh aset dan sarana produksi seperti masyarakat yang memiliki mesin penggilingan padi dan alat bajak traktor.

Perkebunan

Desa Daya KesumaFig. 2: Desa Daya Kesuma (foto: Ahwansah Putra)

Daya Kesuma merupakan salah satu desa yang memenuhi kesesuaian lahan dan iklim untuk pengembangan komoditi kelapa, menurut data tingkat perkembangan desa, kelapa merupakan komoditas yang bernilai ekonomi dengan luas areal produksi 84 hektar dengan hasil 10,7 ton per hektar. Sebagian masyarakat di desa memanfaatkan hamparan lahannya untuk menanam kelapa diselingi jagung atau padi untuk menambah penghasilan.