Desa Rambai

Desa Rambai masuk dalam kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Konering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan. Desa Rambai berada pada Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Sungai Saleh dan Sungai Sugihan sehingga sebagian besar wilayahnya adalah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
, memiliki luas wilayah 7.199 Hektar (72 km2), penduduk Desa Rambai sebesar 2.915 jiwa terditri dari 1.356 laki-laki dan 1.379 Perempuan .
Desa Rambai telah menjadi Desa Peduli Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
(DPG) Sumatra Selatan tahun 2019. Masyarakat di Desa Rambai sebagian besar berkebun karet dan memanfaatkan lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
sebagai lahan pertanian padi. Masyarakat Desa Rambai memiliki kebiasaan melakukan pembuka lahan dengan sistem sonor.

Desa Rambai telah menjadi Desa Peduli Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
(DPG) Sumatra Selatan tahun 2019. Masyarakat di Desa Rambai sebagian besar berkebun karet dan memanfaatkan lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
sebagai lahan pertanian padi. Masyarakat Desa Rambai memiliki kebiasaan melakukan pembuka lahan dengan sistem sonor.

Desa Rambai berada di Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Desa ini termasuk salah satu desa yang berada di Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) Sungai Sugihan-Sungai Lumpur. Desa Rambai memiliki luasan sekitar 84,06 km2 dengan jarak 13 km dari ibukota kecamatan. Desa Rambai terdiri dari tiga dusun dengan total penduduk pada tahun 2018 sebanyak 2.735 jiwa. Masyarakat di Desa Rambai banyak bertumpu pada sektor pertanian dengan karet sebagai komoditi utama.

Desa Rambai merupakan desa yang menjadi transit kendaraan umum untuk penumpang dan barang yang akan menuju ke beberapa desa lainnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), sehingga aktifitas disana terbilang cukup ramai. Dalam Perda Kabupaten OKI Nomor 9 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten OKI disebutkan bahwa Desa Rambai termasuk kawasan konservasi perairan dan perlindungan ekosistem gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigEkosistem Gambut

Ekosistem Gambut di Indonesia

Lahan gambut di Indonesia adalah tempat penyimpanan biodiversitas unik yang penting, mencegah intrusi air laut asin ke daerah pedalaman, dan memberikan efek pendinginan di sekitar area tersebut karena menyimpan air yang tinggi (Parish et al., 2012). Sebagian besar
. Sekitar 88,25% wilayah Desa Rambai (7.199 hektar) berupa lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
dangkal hingga sedang, sehingga ditetapkan sebagai Desa Peduli Gambut1 pada tahun 2019.

Kebun karet monokultur adalah sistem usaha tani paling banyak dipraktikkan masyarakat di Desa Rambai. Sebanyak 1.112 orang dari penduduk Desa Rambai adalah petani pemilik kebun karet dengan total luasan mencapai 969,25 hektare. Luas kepemilikan per kepala keluarga (KK) rata-rata 2 hektar. Adapun 310 orang lainnya merupakan buruh sadap (BRGM, 2019). Kebun karet merupakan sumber mata pencaharian yang memberikan sumbangan pendapatan terbesar bagi masyarakat yaitu sekitar 39%.

Selain berkebun karet, masyarakat juga bertani padi dengan sistem sonor, mencari ikan di sungai dan rawa, mencari kayu gelam dan perepat2 di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
, berternak ayam, kambing atau sapi. Sebagian dari lahan rawa bergambut yang ditumbuhi rumput dan semak belukar dimanfaatkan untuk sonor ketika kemarau panjang. Luas lahan yang dimanfaatkan untuk sonor ini mencapai 2.207,99 hektare. Sonor dilakukan pada rawa lebak dengan kedalaman gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
sekitar satu meter. Pada saat kemarau panjang, hasil dari padi sonor ini bisa mencukupi untuk cadangan pangan selama 2-2,5 tahun per KK. Namun, sejak 2017 petani tidak bisa lagi bertanam padi dengan cara sonor karena adanya aturan penyiapan lahan tanpa bakar3 sehingga mereka harus membeli beras.

Komoditi buah duku juga merupakan salah satu produk buah-buahan utama dari Desa Rambai. Hampir setiap rumah tangga memiliki 3-4 batang pohon duku. Namun, pohon duku umumnya sudah tua karena merupakan peninggalan dari orang tuannya dan tidak dilakukan perawatan. Sebagian masyarakat menjual duku dengan sistem ijon4 ketika masih muda dan sebagian dijual saat panen menjelang matang.

Seperti di desa sekitarnya, pada saat peremajaan tanaman karet, petani di Desa Rambai menanam karet bersama sayur-sayuran seperti bayam, kangkung, katuk, terong bulat hijau, mentimun, kacang panjang dan tomat kecil. Sayuran ini biasanya ditanam saat usia karet 0-3 tahun. Jenis-jenis tanaman yang ada di kebun karet dalam jumlah kecil perluasan antara lain pinang, duku, durian dan pisang. Karet diusahakan oleh masyarakat di lahan mineral dan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
dangkal.

Kelompok perempuan di Desa Rambai aktif dalam berbagai kegiatan seperti posyandu, olahraga (senam), gotong royong, dan pertemuan bulanan. Pelatihan usaha juga hanya diikuti oleh perempuan walaupun diadakan di tingkat kecamatan. Perempuan ikut serta ke kebun walaupun tidak terlibat langsung dalam pengelolaan lahan. Kegiatan jual beli didominasi oleh perempuan. Di Desa Rambai, masih sedikit perempuan yang aktif menjadi anggota kelompok di masyarakat dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan bermasyarakat.

Sejak tahun 2019, Desa Rambai ditetapkan sebagai desa dampingan oleh BRGM di mana terdapat penerapan demoplot5 jahe merah di desa tersebut. Masyarakat didampingi mulai dari proses hulu ke hilir. Namun, keterlibatan perempuan dalam kegiatan dari mulai penanaman hingga pemasaran terbilang masih rendah.


Sumber:

1 Desa Peduli Gambut (DPG) — Basis Data Gambut (sumselprov.go.id)

2 Perepat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

3 Adi Nugroho, Priyo. 2012. “Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (Zero Burning) dalam Peremajaan Tanaman Karet di Perkebunan Komersial”. 220726-penyiapan-lahan-tanpa-bakar-zero-burning.pdf (neliti.com). Diakses 24 Agustus 2022.