Desa Srijaya Baru berada di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Desa Srijaya Baru merupakan desa transmigrasi dengan luas wilayah 143,44 km2 . Desa ini terdiri dari empat dusun dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.908 jiwa. Penduduk transmigrasi di Desa Srijaya Baru kebanyakan berasal dari Jawa Tengah. Menurut penuturan dari tokoh adat dan perangkat desa setempat, sejarah penamaan desa bermula dari kedatangan kontraktor di desa dalam rangka pembangunan infrastruktur jalan pada awal dimulainya program transmigrasi. Kala itu, kontraktor yang bertugas di desa kebanyakan berasal dari salah satu daerah di Kota Palembang bernama Srijaya. Hasil interaksi antara masyarakat dan kontraktor dalam interval waktu yang cukup lama saat itu membuat masyarakat memiliki inspirasi untuk memberi nama desa mereka dengan nama yang sama dengan daerah asal para kontraktor, yakni Srijaya. Masyarakat kemudian menambahkan imbuhan kata “Baru”, sehingga nama desa mereka kelak disebut dengan Desa Srijaya Baru.
Secara umum, sumber penghidupan berbasis pertanian yang diusahakan oleh masyarakat di Desa Srijaya Baru antara lain pertanian, perkebunan karet, perkebunan sawit, mencari kayu gelam, berternak, berkebun sayuran, dan menjual ikan. Masyarakat sedari awal dimulainya transmigrasi, menggantungkan hidupnya dengan bersawah tadah hujan hingga hari ini. Lahan yang digunakan masyarakat juga mengalami perluasan, dari yang awalnya menggunakan lahan alokasi dari program transmigrasi, sekarang juga merambah pada lahan di zona tanaman kehidupan PT. Bumi Andalas Permai seluas 307 hektare. Sementara itu untuk jenis sumber penghidupan berbasis pertanian lainnya, masyarakat juga sudah mengusahakan perkebunan kelapa sawit monokulturdengan total luasan 614 hektare dan perkebunan karet dengan total luasan 102 hektare. Kendala utama yang dihadapi oleh para petani di Desa Srijaya Baru adalah peristiwa kebanjiran yang sering terjadi dan akses jalan yang rusak saat musim hujan mulai tiba.
Kelompok perempuan masih terbatas kegiatannya di Desa Sri Jaya Baru. Sebagian besar perempuan adalah ibu rumah tangga yang bertanggung jawab mengurus keluarga. Di luar peran utamanya, beberapa perempuan juga membuka usaha kecil-kecilan. Di tingkat kelembagaan desa, perempuan belum memiliki peran yang cukup signifikan. Keterlibatan perempuan sudah ada, namun dalam proses musyawarah dan pengambilan keputusan, perempuan terbilang masih belum aktif. Keterbatasan dalam permodalan juga menjadi salah satu faktor kurang aktifnya kelompok perempuan di Desa Srijaya Baru.