Table of Contents

Air Gambut

Air GambutFig. 1: Air Gambut

Air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
merupakan jenis air permukaan hasil akumulasi sisa material yang terdekomposisi tidak sempurna dan biasa terjadi pada daerah rawa atau dataran rendah. Air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
memiliki cir-ciri seperti intensitas warna tinggi (coklat kemerahan), memiliki nilai keasamaan tinggi, kandungan zat organik tinggi, dan kandungan kation rendah (Aidah, dkk., 2018). Kualitas air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
data diketahui dengan melakukan pengukuran terhadap beberapa parameter. Kualitas air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
menurut PP No 82 Tahun 2001, berdasarkan hasil pengukuran di konservasi lahan gambut, budidaya gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
, dan sungai gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
(Tabel 1).
Tabel 1. Kondisi Air Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…

Plot Keterangan
A1 Air yang keluar dari Areal Konservasi
A2 Air Sungai
A3 Air yang keluar dari kebun sawit
A4 Air di dalam areal konservasi, hutan
A5 Air di dalam areal konservasi, terbakar

Total Dissolved Solid (TDS)

Hasil analisis kandungan total sedimen terlarut, yang sering disebut Total Dissolved Solid (TDS) menunjukkan bahwa konsentrasi TDS pada masing-masing plot ditunjukkan pada tabel 2

Tabel 2. Nilai Total Suspended Solid

Plot Nilai TDS
A164,00 mg/l
A228,00 mg/l
A338,00 mg/l
A490.00 mg/l
A594.00 mg/l

Hasil pengematan menunjukkan bahwa nilai konsentrasi TDS di bawah baku mutu air kelas I sebesar 1000 mg/l. Di dalam air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
, TDS didominasi oleh koloid humat yang terlarut di dalam air (Stevenson, 1994) disamping sejumlah kecil kation-kation anorganik, seperti Mn, Fe dan Mg. Kation-kation ini terikat bersama senyawa humat membentuk komplek terlarut, sehingga meningkatkan intensitas warna air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
, yang berwarna coklat.

Total Suspended Solid (TSS)

Hasil pengukuran total padatan terlarut atau sering disebut total suspended sediment (TSS) air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
dan air sungai pada titik pantau A1 sampai A5 sebesar <; 35 mg/l. Nilai TSS sungai masih di bawah baku mutu yang dipersyaratkan. Nilai TSS di kelima titik pantau tidak melebihi kriteria mutu air kelas I berdasarkan PP No. 82 tahun 2001 sebesar 50 mg/l. Kesesuaian nilai TSS untuk kepentingan perikanan, menurut Effendi (2003), berkisaran 25 – 80 mg/l.

Hasil pengukuran pH air sungai gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
di daerah konservasi dan budidaya menunjukkan pH air pada titik pantau A1, A3, A4 dan A5 berada pada kondisi di bawah baku mutu air kelas IV. Hasil pengukuran pH sampel air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
menunjukkan bahwa sampel memenuhi kriteria air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
. Pada penelitian Arisna et al. (2016) dinyatakan bahwa jika pH air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
akan semakin asam ketika kandungan zat organik cukup tinggi.

Lahan gambut lokasi pengambilan sampel untuk kegiatan kali ini sumber airnya berasal dari air hujan dan air permukaan yang masuk di areal konservasi. Akibat sifat air hujan memiliki pH agak asam maka setelah bercampur dengan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
menghasilkan air yang cenderung bersifat asam dan berwarna merah kecoklatan karena terdapat kandungan bahan organik di dalamnya (Harefa, 2015). Derajat keasaman (pH) air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
yaitu <; 4 yang menggambarkan bahwa karakteristik sifat air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
memiliki tingkat keasaman yang tinggi atau nilai pH rendah. Nilai pH yang rendah disebabkan adanya zat organik dalam bentuk asam dan rendahnya kation dan partikel tersuspensi (Marpaung, 2015).

Menurut Suprihanto (1994), air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
yang memiliki pH yang rendah menyebabkan air memiliki rasa asam karena banyak mengandung asam humus. Air merupakan bahan pelarut yang baik sekali, tetapi jika dalam air tersebut mengandung pH yang tidak netral maka akan dapat melarutkan elemen-elemen kimia yang terdapat dalam air tersebut. Kandungan zat organik yang tinggi dalam air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
jika terurai secara biologis dan dilakukan proses desinfeksi terhadap larutan khlor dapat menyebabkan terbentuknya senyawa organokhlorine yang bersifat karsinogenik. Menurut Noor (2001), mutu air pada kawasan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
ombrogen lebih jelek dibandingkan dengan air gambut topogenplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut Topogen



Gambut berdasarkan lingkungan pembentukannya dibedakan atas:

* Gambut topogen * Gambut ombrogen

Proses pembentukan gambut dimulai dari adanya danau dangkal yang secara perlahan ditumbuhi oleh tanaman air dan vegetasi lahan basah. Tanaman yang mati dan melapuk secara bertaha…
(eutrofik) karena masukan hanya dari hujan sehingga kandungan haranya sedikit, umumnya sangat asam (pH 3,5 – 4,5) kandungan basa basa seperti Ca, Mg dan K tergolong rendah hingga sangat rendah.

Khususnya untuk titik pantau A2 nilai pH air memiliki nilai di bawah baku mutu untuk kelas I, II dan III tetapi masih dalam rentang baku mutu kelas IV, yaitu 5,78. Menurut Yuliastuti (2011), peningkatan nilai derajad keasaman atau pH dipengaruhi oleh limbah organik maupun anorganik yang di buang ke sungai, sehingga peningkatan pH air sungai air Kayong di titik pantau A2 dikarenakan adanya aktivitas buangan limbah dari aktivitas masyarakat Dusun Sungai Durian ke sungai Kayong. Nilai pH sekitar 6,5 – 7,5 merupakan air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan (Wardhana 2004).

Dissolved Oksygen (DO)

Hasil pengukuran oksigen terlarut menunjukkan bahwa nilai Oksigen terlarut atau juga disebut Dissolved Organic (DO) air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
tiap pengamatan titik pantau A1, A3, A4 dan A5 memiliki nilai yang bervariasi yaitu 1,57 – 2,85 mg/l. Hal ini bersifat normal pada air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
yang mengandung asam-asam organik terlarut (TDS) dan padatan tersuspensi (TSS) umumnya nilai Oksigen terlarut rendah dibandingkan DO air sungai yang tidak dipengaruhi oleh ekosistem gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigEkosistem Gambut

Ekosistem Gambut di Indonesia

Lahan gambut di Indonesia adalah tempat penyimpanan biodiversitas unik yang penting, mencegah intrusi air laut asin ke daerah pedalaman, dan memberikan efek pendinginan di sekitar area tersebut karena menyimpan air yang tinggi (Parish et al., 2012). Sebagian besar
.

Hasil pengukuran oksigen terlarut (DO) air sungai Kayong di titik pantau A2 sebesar 5,87 mg/l, nilai ini masih berada dalam ambang kriteria mutu air sungai kelas II sebesar 4 mg/l, sehingga air sungai dengan nilai parameter DO 5,87 masih dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Suatu perairan dapat dikatakan baik dan mempunyai tingkat pencemaran yang rendah jika kadar oksigen terlarutnya (DO) lebih besar dari 5 mg/l (Salmin 2005), sedangkan konsentrasi oksigen terlarut (DO) pada perairan umum yang bebas dari pengaruh ekosistem gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigEkosistem Gambut

Ekosistem Gambut di Indonesia

Lahan gambut di Indonesia adalah tempat penyimpanan biodiversitas unik yang penting, mencegah intrusi air laut asin ke daerah pedalaman, dan memberikan efek pendinginan di sekitar area tersebut karena menyimpan air yang tinggi (Parish et al., 2012). Sebagian besar
dan yang masih alami memiliki nilai DO kurang dari 10 mg/l (Effendi 2003). Menurut Fardiaz (1992), konsentrasi oksigen terlarut minimal untuk kehidupan biota tidak boleh kurang dari 6 ppm.

Biological Oxygen Demand (BOD)

Hasil analisis konsentrasi kebutuhan oksigen biologi atau disebut Biological Oxygen Demand (BOD) pada titik pantau A1 sebesar 9,81 mg/l, titik pantau A2 sebesar 7,28 mg/l, pada titik pantau A3 sebesar 9,13 mg/l, titik pantau A4 sebesar 10,58 mg/l dan titik pantau A5 sebesar 9,86 mg/l. Nilai konsentrasi BOD areal konservasi, budidaya dan sungai Kayong di bawah ambang batas kriteria mutu air sungai kelas IV sebesar 12 mg/l, sehingga air sungai dapat digunakan untuk mengairi pertanaman (revegetasi) dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Semakin besarnya konsentrasi BOD mengindikasikan bahwa peraian tersebut telah tercemar, konsentrasi BOD yang tingkat pencemarannya masih rendah dan dapat dikatagorikan sebagai perairan yang baik memiliki kadar BOD berkisar antara 0 - 10 mg/l (Salmin 2005), sedangkan perairan yang memiliki konsentrasi BOD lebih dari 10 mg/l dianggap telah tercemar (Effendi 2003).

Chemical Oxygen Demand (COD)

Hasil analisis konsentrasi kebutuhan oksigen kimia atau biasa disebut Chemical Oxygen Demand (COD) pada titik pantau A1 sebesar 55,66 mg/l, titik pantau A2 sebesar 39,75 mg/l, pada titik pantau A3 sebesar 47,71 mg/l, titik pantau A4 sebesar 63,62 mg/l dan titik pantau A5 sebesar 55,66 mg/l. Nilai konsentrasi COD air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
dan air sungai, nilai ini masih dalam ambang batas kriteria mutu air kelas III untuk titik pantau A2 dan A3 sebesar 50 mg/l dan kelas IV untuk titik pantau A1, A4 dan A5 sebesar 100 mg/l, sehingga air sungai dengan nilai parameter COD, masih dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Konsentrasi COD yang tinggi mengindikasikan semakin besar tingkat pencemaran yang terjadi pada suatu perairan (Yudo 2010). Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/liter (UNESCO 1992). Kondisi ini tidak diinginkan oleh kepentingan pembudidayaan perikanan dan pertanian (Effendi 2003).Hasil pengukuran kadar besi (Fe) menunjukkan bahwa, kandungan Fe pada air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
dan air sungai sangat tinggi. Pada titik pantau A1 sebesar 0,490 mg/l, titik pantau A2 sebesar 0,530 mg/l, pada titik pantau A3 sebesar 16,375 mg/l, titik pantau A4 sebesar 0,5414 mg/l dan titik pantau A5 sebesar 0,8253 mg/l. Nilai konsentrasi Fe air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
dan air sungai, nilai ini melebihi ambang batas kriteria mutu air kelas I sebesar 0,3 mg/l. Menurut Apriani dkk. (2013) warna air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
merah kecoklatan menandakan kandungan Fe yang cukup tinggi. Namun menurut Notodarmojo (1994) dari berbagai kasus semakin tinggi kandungan Fe akan mempengaruhi warna yang semakin tinggi karena disebabkan ion Fe terikat oleh asam-asam organik yang larut dalam air tersebut. Akan tetapi, hal ini belum pasti karena dalam kasus lain ditemukan juga air dengan kandungan organik dan ion besi yang tinggi tidak memberikan intensitas warna yang tinggi. Namun menurut Said (2008) warna merah kecoklatan pada air gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
merupakan akibat dari tingginya kandungan zat organik (bahan humus) terlarut terutama dalam bentuk asam humus diantaranya asam humat dapat fulvat.

Analisis Kimia Anorganik

1. Total Phosphate (PO4 atau P)

Hasil analisis kandungan total Phospat (PO4-P) menunjukkan bahwa konsentrasi phospat pada titik pantau A1 sebesar 0,3148 mg/l, pada titik pantau A2 sebesar 0,3291 mg/l, pada titik pantau A3 sebesar 0,3145 mg/l, titik pantau A4 sebesar 0,3098 mg/l dan konsentrasi pada titik pantau A5 sebesar 0,3121 mg/l. Nilai konsentrasi Phospat masih dalam ambang batas kriteria mutu air sungai kelas III sebesar 1 mg/l, sehingga dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Menurut Effendi (2003) kandungan fosfor total dalam perairan alamiah jarang melebihi 1 mg/liter. Tingkat maksimum Phospat yang disarankan untuk sungai dan perairan yang telah dilaporkan adalah 0,1 mg/l (Anhwange et al. 2012).

2. Nitrat (NO3 atau N)

Hasil analisis kandungan nitrat (NO3-N) menunjukkan bahwa konsentrasi phospat pada titik pantau A1 sebesar 31,567 mg/l, pada titik pantau A2 sebesar 32,510 mg/l, pada titik pantau A3 sebesar 34,021 mg/l, titik pantau A4 sebesar 35,582 mg/l dan konsentrasi pada titik pantau A5 sebesar 31,005 mg/l. Nilai konsentrasi Nitrat melebihi baku mutu air kelas I sebesar 10 mg/l, sehingga air tidak dapat digunakan untuk air baku air minum, prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,peternakan, mengairi pertanaman, dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Tingginya kandungan nitrat air terjadi karena kemungkinan bersumber dari limbah rumah tangga, dan pencucian pupuknitrogen. Selain itu, penambahan kandungan nitrat air juga berasal dari aktivitas bakteri yang terdapat pada badan air di mana terjadi proses nitrifikasi (perubahan ammonium menjadi nitrit) oleh bakteri. Hakim et al (1986) dalam Saputra (2012) menyatakan ammonium merupakan bentuk N yang pertama yang diperoleh dari penguraian protein melalui proses enzimatik yang dibantu oleh jasad heterotrofik seperti bakteri, fungi dan actinomycetes. Menurut Effendi (2003), kadar nitrat-nitrogen pada perairan alami hampir tidak pernah lebih dari 0,1 mg/liter.

3. Nitrit (NO2 atau N)

Hasil analisis kandungan nitrit (NO2-N) menunjukkan bahwa konsentrasi nitrit di semua titik pantau sebesar di bawah 0,020 mg/l. Nilai konsentrasi Nitrit di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
dan sungai, masih dalam ambang batas kriteria mutu air sungai kelas I sebesar 0,06 mg/l, sehingga air sungai dengan nilai parameter Nitrat sebesar <; 0,020 mg/l, masih dapat digunakan untuk air minum, sarana rekreasi, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan pertanian. Menurut Effendi (2003), kadar nitrit pada perairan relatif kecil, lebih kecil dari pada nitrat, karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Sumber nitrit berasal dari limbah industri dan limbah domestik. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/lt dan sebaiknya tidak melebihi 0,06 mg/l (Effendi 2003).

4. Amonia (NH3 atau N)

Hasil analisis kandungan Amonia (NH3-N) menunjukkan bahwa konsentrasi amonia pada titik pantau A1, A2, A3, A4 dan A5 di atas 0,5 mg/l. Nilai konsentrasi ammonia tidak dapat digunakan untuk air baku air minum, prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, mengairi pertanaman, dan peruntukan lain sebesar 0,5 mg/l, menurut kriteria mutu air berdasarkan kelas I PP No.82 tahun 2001. Meningkatnya jumlah Amonia dapat disebabkan oleh bakteri Azotobacter sp. yang mungkin masih hidup melepaskan Nitrogen yang telah ditambat sebelumnya, dan adanya bakteri yang mungkin telah mengalami kematian kemudian mengalami proses dekomposisi dapat menjadi sumber N di dalam tanah sehingga meningkatkan jumlah amonia. Hal ini sesuai dengan pendapat Hindersah et al., (2004) yang menyatakan bahwa aktivitas Azotobacter sp.dalam menambat nitrogen jugaakan meningkatkan jumlah sel bakteri mati yang merupakan sumber nitrogen setelah bakteri tersebut mengalami dekomposisi. Menurut Effendi (2003), kadar amonia pada perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mg/l. Kadar ammonia yang tinggi, seperti tingginya kandungan nitrat mengindikasi adanya pembuangan limbah rumah tangga, dan kemungkinan pencucian pupuk nitrogen.

5. Logam

Hasil analisa konsentrasi logam-logam berat yaitu Arsen, Timbal, Kobalt, Barium, Boron, Selenium, Kadmium, Khrom, Tembaga, Air Raksa Sianida, Khlorida, Seng, Fluorida, Sulfat, Khlorin bebas dan Belerang (berupa H2 S) di semua titik pantau berada di bawah ambang batas kriteria mutu air sungai kelas I PP No.82 tahun 2001, sehingga air sungai dapat digunakan untuk air baku air minum, prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, mengairi pertanaman, dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai densitas >; 5 g/cm3 dalam air laut,logam berat terdapat dalam bentuk terlarut dan tersuspensi. Dalam kondisi alami ini, logam berat dibutuhkan oleh organisme untuk pertumbuhandan perkembangan hidupnya (Philips 1980 dan Effendi 2000). Peningkatan kadar logam berat dalam air akan mengakibatkanlogam berat yang semula dibutuhkan untuk berbagai proses metabolisme akan berubah menjadi racun bagi organisme akuatik.

Analisis Kimia Organik dan Mikrobiologi

Hasil analisa konsentrasi Fecal Coliform, Total Coliform, Minyak dan Lemak, Detergen dan Fenol di semua titik pantau berada di bawah ambang batas kriteria mutu air sungai kelas I PP No. 82 tahun 2001, sehingga air sungai dapat digunakan untuk air baku air minum, prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, mengairi pertanaman, dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Sumber:

Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta, p. 258.

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jkkmipa/article/view/26653