Kerajinan Purun

Purun merupakan salah satu tumbuhan liar yang banyak terdapat di lahan rawa pasang surut sulfat masam. Tumbuhan sejenis rumput ini mempunyai rimpang pendek dengan stolon memanjang berujung bulat gepeng, berwarna kecoklatan sampai hitam. Batang tegak, tidak bercabang, berwarna keabuan hingga hijau mengilap dengan panjang 50-200 cm dan tebal 2-8 mm. Terdapat beberapa jenis purun, antara lain : purun tikus (Eleocharis dulcis), purun danau (Lepironia articulata Retz.) dan purun bajang. Purun termasuk jenis tanaman yang tidak perlu budidaya secara intensif. Setelah ditanam, purun akan tumbuh secara terus menerus. Purun yang telah dipanen, bisa kembali diambil setelah 2 bulan. Purun yang siap panen memiliki ketinggian 1,5-2 m. Purun bisa dipanen dengan cara dicabut atau di potong langsung. Pengambilan purun dengan cara dicabut memiliki kelebihan yaitu: anakan muda tidak akan rusak, purun yang diambil tidak akan terbuang dan regenerasi bisa berjalan lebih cepat.

Tumbuhan purun yang berada di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
dapat diolah menjadi bahan baku anyaman, seperti tikar,tas,topi, sejadah dan berbagai macam souvenir lainnya. Jenis purun yang biasa digunakan sebagai bahan baku anyam adalah purun tikus (Eleocharis dulcis). Jenis purun tikus tersebar melimpah di lahan rawa gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
. Penggunaan purun sebagai bahan baku kerajinan anyam menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
. Kerajinan purun biasa diolah oleh wanita, namun tidak memungkiri laki-laki juga memiliki keterampilan dalam mengelola kerajinan purun. Salah satu wilayah di Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan

Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di
, yaitu Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi daerah pusat pengrajin purun. Adapun cara membuat kerajinan purun adalah melakukan penjemuran, setelah kering lalu purun dibersihkan kemudian ditumbuk dengan kayu agar menjadi lebih pipih dan mudah untuk di anyam, selanjutnya diwarnai dan dianyam sesuai dengan keinginan. Satu buah kerajinan tikar purun dijual dengan harga kisaran 20-60 rb perlembar, Harga disesuaikan dengan lebar tikar dan motif. Pemasaran kerajinan purun disesuaikan dengan permintaan dan dijual ke UMKM desa.

tikarpurun.jpg

sumber foto : Tabloid sinar tani


Referensi : https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/kebun/17246-Purun-si-Tanaman-Gambut-untuk-Anyaman?msclkid=77b3f792cebe11ec8f04966ffb93d9a6