Kura-kura hutan bakau atau tuntong laut memiliki nama ilmiah Batagur borneoensis. Tuntong laut ini memang memiliki habitat asli di hutan bakau. Sama halnya dengan penyu, tuntong bertelur di pesisir pantai tepatnya di area berpasir. Ciri khas dari tuntong laut adalah warnanya yang beragam dengan tempurung berwarna putih atau abu-abu. Terdapat bintik besar berwarna hitam di kepalanya yang putih dan oranye atau merah.
Tuntong laut (Batagur Borneoensis//) merupakan salah satu hewan dengan status hampir punah dan masuk ke dalam daftar satwa yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999. Bahkan berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN), Tuntong Laut berada di urutan ke-25 dari 327 spesies di dunia yang termasuk kategori langka.
Tuntong laut memiliki warna dominan coklat muda dengan lima cakar di kaki depan. Bagian depan spesies ini memiliki ujung hidung sedikit menjungkit ke atas. Panjangnya dapat mencapai 60-an, lebar sekitar 50-an cm dan berat sekitar 20-an kg. Telurnya memiliki dimensi panjang sekitar 5 cm dan ketebalan sekitar 3 cm hingga 4 cm. Ukuran betina lebih besar dibandingkan jantan. Habitat hewan ini adalah hutan mangrove. Saat musim bertelur, tuntong laut memiliki tempat bertelur sama dengan penyu, yaitu pantai pasir di laut.
Beluku atau tuntong sendiri nyatanya juga dibedakan menjadi dua sub-spesies yang berbeda, yakni tuntong laut yang memiliki nama ilmiah Batagur borneoensis, dantuntong sungai dengan nama ilmiah Batagur affinis. Keduanya sama-sama berhabitat di area mangrove, di mana tuntong laut akan lebih cenderung mendiami daerah muara dan bagian ujung sungai yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Sementara itu tuntong sungai lebih banyak menghuni wilayah perairan payau dengan tingkat salinitas yang jauh lebih rendah untuk bertelur. Habitat tersebut yang juga membedakan keduanya, di mana tuntong laut lebih mirip seperti kura-kura pada umumnya yakni memilih tepian pasir pantai untuk bertelur. Sedangkan tuntong sungai lebih memilih tepian sungai sebagai tempat bertelurnya.
Perbedaan juga dilihat dari segi karakteristik tubuh. Tuntong laut memiliki cangkang yang bisa tumbuh hingga ukuran 50-100 sentimeter, sedangkan tuntong sungai hanya di kisaran 70 sentimeter. Meski sama-sama bergigi, namun perbedaan dapat dilihat dari jumlah cakarnya. Tuntong sungai secara keseluruhan memiliki empat cakar di bagian kakinya, sedangkan pada tuntong sungai empat cakar terdapat di bagian kaki belakang namun kaki depannya memiliki lima cakar. Kedua hewan ini disebut hanya mampu menghasilkan sebanyak 12-22 butir telur dalam sekali masa reproduksi. Berbeda dengan kura-kura lain yang bisa menghasilkan lebih dari 40 butir telur, atau bahkan hingga lebih dari 100 telur bagi spesies penyu.