Table of Contents

Ekowisata Mangrove

ekowisata-mangrove-wanasari.jpg

Ekowisata mangrove merupakan salah satu pemanfaatan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan serta upaya dalam melakukan konservasi ekosistem mangrove. Meskipun berdasarkan Peta Mangrove Nasional (PMN) 2021 hutan mangrove Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, namun upaya konservasi mangrove perlu digalakkan untuk memperoleh manfaatnya secara berkelanjutan. Masih adanya praktik pengambilan hasil hutan kayu mangrove dan perluasan tambak yang berujung pada hilangnya fungsi lindung dan produksi mangrove1 . Pembangunan ekowisata mangrove merupakan salah satu pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) dari hutan mangrove. Pemanfaatan sumberdaya ini ditujukan sebagai alternatif untuk masyarakat memperoleh pendapatan tanpa merusak ekosistem mangrove.

Ekowisata mangrove berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Melalui ekowisata mangrove, masyarakat dapat berperan serta dalam kegiatan pembangunan ekowisata, rehabilitasi mangrove, dan program-program pemerintah lainnya. Adanya ekowisata ini juga memperluas lapangan pekerjaan untuk masyarakat, melalui keterlibatan dalam lembaga pengurus wisata, industri cendera mata dan olahan bakau, pemandu wisata, jasa kemudi perahu, dan masih banyak lagi.

Daya Tarik Mangrove

Ekowisata mangrove memiliki lingkungan yang khas dan unik. Perpaduan antara ekosistem darat dan laut pada mangrove menyebabkan tingginya keanekaragaman di ekosistem mangrove. Hutan mangrove menyediakan udara yang sejuk di tengah panasnya pesisir pantai dan menambah eksotisme pantai itu sendiri, menjadikan daya tarik tersendiri bagi ekowisata mangrove. Ekowisata mangrove tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang indah, namun juga memberikan edukasi kepada wisatawan tentang mangrove dan ekosistemnya serta upaya konservasi mangrove untuk menciptakan w yang berkelanjutan. Berikut merupakan aktivitas menarik yang dapat dilakukan pada ekowisata mangrove2 :

  1. Jalan-jalan di tengah hutan mangrove — pada ekowisata mangrove umumnya disediakan jalan setapak yang terbuat dari kayu untuk menyusuri dan menikmati rimbunnya hutan mangrove.
  2. Melihat primata, burung, dan biota laut — hutan mangrove merupakan habitat bagi sekelompok hewan tersebut. Pengunjung dapat melakukan aktivitas tersebut saat berjalan menyusuri hutan mangrove.
  3. Naik perahu — menyusuri sungai atau pesisir pantai dengan perahu memberikan pengalaman yang menarik untuk wisatawan. Wisatawan dapat menikmati panorama hutan mangrove dari atas perahu dan menjadi objek swafoto yang menarik.
  4. Penanaman pohon bakau — Dengan mengikuti kegiatan penanaman, wisatawan memperoleh pengalaman baru menanam pohon di tanah berlumpur. Selain memperoleh pengalaman, wisatawan juga berkontribusi dalam upaya rehabilitasi mangrove.
  5. Kepemanduan wisata — Beberapa objek ekowisata mangrove menyediakan jasa kepemanduan wisata, sehingga wisatawan juga memperoleh edukasi tentang ekosistem mangrove
  6. Spot Fotografi — Keindahan alam yang disajikan oleh ekosistem mangrove menjadikan ekowisata tersebut memiliki berbagai spot fotografi yang menarik. Selain itu, pengelola juga dapat menyediakan atraksi tambahan untuk spot fotografi.
  7. Produk cendera mata dan hasil olahan mangrove — Adanya toko cendera mata dan produk olahan mangrove menambah daya tarik objek ekowisata mangrove. Wisatawan dapat berbelanja cendera mata dan produk khas dari ekowisata tersebut.

Pengembangan Objek Ekowisata Mangrove

Pengembangan ekowisata mangrove di Indonesia adalah upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir pantai. Pengembangan ekowisata tersebut disesuaikan dengan kondisi geografis dan sosial budaya masyarakat. Meskipun begitu, terdapat contoh ekowisata yang dapat menjadi acuan pengembangan ekowisata mangrove dan rekomendasi tujuan bagi wisatawan:

  1. Ekowisata Mangrove Wonorejo — berada di Desa Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Objek ini menyediakan perahu motor untuk menyusuri perairan hutan mangrove, jembatan kayu untuk berjalan di tengah-tengah hutan, dan menyaksikan satwa di dalam hutan.
  2. Ekowisata Mangrove Cengkrong — berada di Desa Karanggadu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek. Menyediakan jembatan kayu dan memiliki kekhasan berupa pemandangan perbukitan yang hijau dan asri. Terdapat beberapa satwa yang bisa diamati yaitu burung cerek kenyut (Pluvialis fulva), prenjak rawa (Prinia flaviventris), prenjak padi (Prinia inornata), dan masih banyak lagi.
  3. Ekowisata Mangrove Superberu Bawean — terletak di Kabupaten Gresik, ekowisata ini dibangun untuk melestarikan flora dan fauna di sekitarnya. Di lokasi ini terdapat bangau dan biawak. Selain itu juga terdapat burung-burung kecil yang dapat diamati. Pengelola juga menyediakan fasilitas tambahan seperti ATV, snorkeling, diving, dan spot pemancingan.

Referensi