Ramin merupakan tanaman yang paling banyak dijumpai di hutan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… Kalimantan dan beberapa wilayah Sumatra. Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz atau tumbuhan yang memiliki nama lokal Ramin merupakan anggota dari keluarga Thymelaeaceae. Kurz mendeskripsikan Gonystylus bancanus pada tahun 1864. Beberapa sinonim lain dari Gonystylus bancanus diantaranya adalah Gonystylus miquelianus Teijsm. dan Binn., Gonystylus bancanus Gilg. dan Gonystylus hackenbergii Diels. Pada tahun 1861, Ramin pernah diidentifikasi sebagai Aquilaria bancana oleh Miquel. Namun, Kurz mentransfer spesies Ramin ke genus Gonystylus sebagai Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz1 . Tumbuhan ini merupakan salah satu jenis tumbuhan yang berkaitan erat dengan ekosistem gambut daerah pengolahan_pakan_hijauan_rawa. Ramin merupakan sejenis kayu mewah yang biasanya digunakan untuk bahan pembuatan furnitur. Kayu ini juga salah satu komoditas penghasil resin gaharu melalui decaying log.
Kingdom: Plantae
Subkingdom:
Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Thymelaeaceae
Genus: Gonystylus
Spesies: Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz.
Ramin merupakan pohon yang memiliki ukuran sedang hingga besar, dapat tumbuh hingga ukuran tinggi 40 m dengan diameter setinggi dada (dbh) 120 cm. Pada pohon dewasa, diameter bebas cabang mencapai 20 hingga 30 meter. Permukaan kulit pohon biasanya retak dan terbelah dangkal. Kulit kayu berwarna keabu-abuan hingga merah kecokelatan, kulit dalam berwarna merah kecokelatan dan berserat. Ramin memiliki bentuk daun yaitu bulat lonjong atau oval dengan ujung daun berlipat berwarna hijau muda. Struktur tulang daun pada ramin banyak, namun cenderung semu dan merupakan daun tunggal. Perbungaan mencapai panjang 9 cm dan tersusun padat. Bunga tersusun dalam 2 hingga 5 klaster, dengan panjang 1 sampai 1.8 cm. Buah ramin berbentuk kapsul, berkayu, membulat, dan terbuka secara alami saat matang , permukaan buah ramin pada umumnya akan terpecah menjadi 3 bagian saat sudah matang atau merekah berukuran kurang lebih 4,5 cm dengan rongga berukuran kurang lebih 3 cm . Terdapat 1 hingga 3 buah biji perbuah. Biji berbentuk oval dan berwarna gelap dengan ukuran 28 x 22 x 6 mm. Terdapat sejumlah 250 - 300 biji per kilogram2 .
Ramin masuk ke dalam International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN 1994) pada list tumbuhan dalam kategori kritis atau telah terancam punah sesuai dengan red list summary report dan sudah dimasukkan dalam daftar Convension on International Trade in Endangered Species of Wildlife Fauna and Flora (CITES) sejak tahun 2005 untuk menekan dan mengontrol perdagangan dengan menggunakan sistem kuota.
Ramin sudah dikenal sebagai salah satu jenis pohon utama penyusun hutan gambut daerah rawa yang mengalami genangan air secara periodik dan juga daerah yang tidak tergenang hingga ketinggian 100 m di atas permukaan laut. Kalimantan Barat yang memiliki rawa gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… seluas 2.8 Juta Hektar pada 24 Kesatuan Hidrologis Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigKesatuan Hidrologis Gambut
Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) merupakan sebuah ekosistem gambut yang berada di antara dua sungai dan/atau di antara sungai dan laut dan/atau pada genangan ataupun kawasan rawa. Kawasan KHG memiliki fitur kubah gambut. Artinya, karena letak datarannya lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya, maka secara alamiah dapat menampung dan menyimpan air lebih banyak dan memasok air ke daerah sekelilingnya. Klasifikasi KHG dipecah menjadi dua, yakni (KHG) yang berlokasi di 12 kabupaten/kota (dari 14 kabupaten/kota) merupakan provinsi dengan luas lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm ke-4 di Indonesia, menyimpan potensi yang besar terhadap jenis kayu Ramin ini. Beberapa penelitian telah mengkaji sebaran dan populasi Ramin di beberapa tempat di Kalimantan Barat. Herianto dan Garsetiasih (2006) telah melakukan penilitian terkait komposisi dan dominansi Ramin di Kelompok Hutan Sungai Tuan-Sungai Suruk, Kabupaten Kapuas Hulu dengan komposisi dan dominansi jenis Ramin sebanyak 8.96% (Indeks Nilai Penting / INP) dengan kerapatan 1.48 pohon/ha untuk tingkatan pertumbuhan pohon3 . Penelitian lain dilakukan oleh Astria dkk. (2015) di Kawasan Hutan Lindung Ambawang Kecil, Kecamatan Teluk Pakedai, Kabupaten Kubu Raya. Hasil menunjukan bahwa Ramin mendominasi pada tingkat semai dan pancang (INP = 44.65%, 82.96% secara berurutan)4 . Sitepu (2016) mengkaji potensi Ramin pada areal bekas penebangan liar di Desa Teluk Bakung, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat. Hasil penelitian menemukan jenis Ramin di jalur pengamatan individu ramin seluas 2 hektar dan 0,44 ha sebanyak tingkat semai sebanyak 409 individu, pancang 95 individu tiang 5 individu dan pohon 21 individu. Ramin pada lokasi penelitian ini memiliki nilai asosiasi yang tinggi dengan Diospyros evena Bakh. dan Swintonia acuta Engl5 .
1: Khali Aziz H, Ismail P, Ani S, Mohd Azahari F, Yong H and Ihsan S K 2010 Gonystylus bancanus jewel of the peat swamp forest Forest Research Institute Malaysia (Sungai Buloh, Selangor: Gemilang Press)
2: Kartiko HDP. 2002. Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz. Seed Leaflet No. 58. Denmark: DANIDA Forest Seed Center,.
3: Heriyanto NM, Garsetiasih R. 2006. Ekologi dan Potensi Ramin (Gonystylus Bancanus Kurz.) di Kelompok Hutan Sungai Tuan-Sungai Suruk, Kalimantan Barat. Buletin Plasma Nutfah 12(1): 24-29. 10.21082/blpn.v12n1.2006.p24-29
4: Astria RM, Muin A, Kandar I. 2015. Keberadaan Ramin (Gonystylus bancanus (MIQ.) KURZ) di Kawasan Hutan Lindung Ambawang Kecil Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Hutan Lestari 3(3): 354 – 362 http://dx.doi.org/10.26418/jhl.v3i3.11063
5: Sitepu BS. 2016. Potensi Ramin pada Areal Bekas Penebangan Liar di Kalimantan Barat. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016. ISBN 978-602-72198-3-0
6: https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:383601-
7: https://pantaugambut.id/pelajari/habitat-keanekaragaman-hayati
8: https://lindungihutan.com/blog/jenis-pohon-yang-hidup-di-lahan-gambut/