Shorea balangeran atau penduduk lokal menamainya balangeran, blangir, kahoi, atau kawi, merupakan spesies pohon dari famili Dipterocarpaceae. Shorea balangeran tersebar dari mulai Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah (Martawijaya et al., 1989). Balangeran dapat tumbuh mencapai 20 – 25 meter dengan tinggi batang bebas cabang mencapai 15 meter. Kayu dari pohon ini tergolong kelas kuat II dengan berat jenis 0,86, sehingga sangat cocok untuk kegunaan bahan bangunan (Martawijaya et al., 1989). Hasil beberapa penelitian menunjukkan senyawa fitokimia pada kulit kayu Shorea balangeran berfungsi sebagai antioksidan (Wardani dan Susilo, 2016). Shorea balangeran pun termasuk jenis meranti merah.
Klasifikasi balangeran (Shorea balangeran) sebagai berikut1 :
Devisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Theales
Famili : Dipterocarpaceae
Genus : Shorea
Species : Shorea balangeran
Shorea balangeran merupakan jenis tumbuhan yang dapat beradaptasi pada lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm pasca terbakar dengan tapak yang tergenang pada musim penghujan. Daya hidup tanaman sampai umur 29 bulan mencapa 69%, tinggi 223,9 cm , diameter 5,9 cm dan lebar tajuk 143,6 cm. Daya adaptasi balangeran pada lahan bekas terbakar yang tergenang dengan hipertropi pada batang dan munculnya akar adventif 2 . Memiliki kulit yang berwarna hitam dengan tebal 1-3 cm, memiliki alur dangkal, dan kulit tidak mengelupas. Sementara bentuk daun ujungnya meruncing, pangkalnya membundar, permukaan atas daun hijau mengkilap, serta bagian bawah coklat agak keemasan. Balangeran tumbuh tersebar pada hutan primer basah yang sewaktu-waktu tergenang air, di daerah rawa atau di pinggir sungai pada ketinggian 0-100 m di atas permukaan laut 3 . balangeran merupakan pohon jenis asli lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm dan jenis pohon yang cepat tumbuh serta jenis yang memerlukan cahaya matahari.Hal itu yang menjadikan balangeran cocok untuk kegiatan restorasi karena kondisi area yang terdegradasi umumnya merupakan area terbuka dengan intensitas cahaya yang tinggi
Red Balau Shorea balangeran has most recently been assessed for The IUCN Red List of Threatened Species in 2020. Shorea balangeran is listed as Vulnerable under criteria A2cd.4
Shorea balangeran secara alami tumbuh di hutan rawa gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… dengan kondisi genangan sedang, juga dapat tumbuh dengan baik pada hutan kerangas dengan suhu dan intensitas cahaya yang tinggi dan areal yang kering. Kondisi ini menjadikan balangeran memungkinkan untuk digunakan sebagai tanaman restorasi. Selain itu, balangeran merupakan jenis asli gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… dan jenis cepat tumbuh serta jenis yang memerlukan cahaya matahari. Hal tersebut menjadikan balangeran cocok untuk kegiatan restorasi karena kondisi area yang terdegradasi umumnya merupakan area yang terbuka dengan intensitas cahaya yang tinggi. Penggunaan balangeran sebagai tanaman restorasi membawa konsekuensi pentingnya pemahaman mekanisme adaptasi pada level ekologi dan molekuler untuk mengembangkan strategi untuk pemilihan jenis. Balangeran di Cagar Alam Muara Kendawangan, Kalimantan Barat tumbuh pada hutan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… dan hutan kerangas.
Video dikutip dari situs asli milik Geosite Hutan Kerangas Cendil
Martawijaya, A., I. Kartasujana., K. Kadir., dan S. A. Prawira. 1989. Atlas Kayu Indonesia. Jilid II. P. 20 – 24.
Wardani, M. dan A. Susilo. 2016. Deskripsi Tempat Tumbuh, Keragaman Morfologi, dan Kandungan Senyawa Fitokimia Shorea balangeran Burck di Hutan Bangka Belitung. Buletin Plasma Nutfah, 22(2): 81 – 92.4