Desa Rantau Karya
Desa Rantau Karya berada di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Desa Rantau Karya adalah desa transmigrasi
yang dibangun sejak tahun 1980 dengan luas wilayah
143,44
km
2
. Desa ini terdiri dari empat dusun dengan jumlah penduduk pada tahun 201
8
sebanyak 2
.137
jiwa
. Penghidupan masyarakat Desa Rantau Karya bertumpu pada pertanian, perkebunan, dan peternakan. Secara umum, sumber pendapatan berbasis pertanian yang diusahakan oleh masyarakat antara lain berkebun kelapa sawit, berkebun karet, ternak kambing
,
dan buruh tani. Dari segi modal penghidupan,
modal sosial merupakan yang tertinggi di Desa Rantau Karya. Hasil ini dikarenakan beberapa kelompok sosial aktif berkegiatan sehingga rutinitas organisasi terbilang cukup tinggi.
Jika melihat dari konfigurasi jenis tutupan lahan yang ada di Desa Rantau Karya, terlihat bahwa masyarakat cenderung memanfaatkan lahan sebagai lahan pengelolaan komodit as
unggul di Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan
Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di. Sebagian lahan di desa Rantau karya dahulu merupakan lahan pertanian dan sebagian merupakan lahan yang belum dimanfaatkan secara intensif, namun kini dominasi tutupan lahan berupa karet dan sawit cukup jelas menggambarkan bagaimana perubahan tutupan lahan terjadi. perubahan tutupan lahan ini disebabkan beberapa faktor diantaranya peningkatan pendapatan masyarakat, membuka lapangan pekerjaan, kesesuaian lahan dan pencegahan banjir.
Perubahan lahan menjadi agroforestri juga terjadi pada area sekitar permukiman. Tanaman buah-buahan menjadi sumber penghasilan tambahan rumah tangga di Rantau Karya. Masyarakat memanfaatkan lahan tidak produktif sekitar permukiman untuk dimanfaatkan dengan agroforestri. Tak hanya itu, dahulu
dalam sistem usaha tani sawit dan karet monokultur
, umumnya diawali dengan tumpang
sari dengan tanaman sayur-sayuran semusim sampai dua tahun. Jenis-jenis tanaman semusim yang umum dicampur dengan tanaman sawit dan karet muda antara lain kacang panjang, bayam, terong, kacang hijau, kangkung, cabai, katuk, nanas
,
dan pisang
umumnya
hanya untuk konsumsi sendiri.