This is an old revision of the document!
Sungkai
Sungkai ( CKGE_TMP_i Peronema canescens CKGE_TMP_i ) merupakan salah satu tumbuhan berkayu tropis yang termasuk dalam keluarga Verbenaceae. Sungkai tumbuh di Indonesia dan dapat dijumpai di Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Jawa Barat dan Kalimantan.
Ciri-ciri dan Morfologi
Daun sungkai termasuk daun majemuk tunggal dengan letak berhadapan dan bersilangan. Ukuran berkisar antara panjang (14,8±8,7) cm sampai (32±5,5) cm dengan lebar daun antara (4,8±0,6) cm sampai (7,3±1,4) cm. Daun berwarna ungu-hijau saat muda dan menjadi hijau tua saat sudah dewasa. Bantuk daunnya lanset (lanceolatus) dengan ujung daun meruncing (acuminatus) dan pangkal daun runcing (acutus) dengan tulang daun tidak menonjol. Tepi daun umumnya rata (integer), namun ada bagian yang tampak bergerigi (serratus) dengan permukaan daun licin (laevis) baik pada bagian atas maupun bagian bawah permukaan daun.
Taksonomi
| Kingdom | Plantae |
| Divisi | Magnoliophyta |
| Kelas | Magnoliopsida |
| Ordo | Lamiales |
| Famili | Verbeaceae |
| Genus | Peronema |
| Spesies | Peronema canescens |
Habitat
Sungkai tumbuh dengan baik di wilayah hutan sekunder, area bekas tebangan, sepanjang tepi sungai yang tidak tergenang, serta di tepi jalan dan lahan terbuka. Pohon ini tidak ditemukan di hutan primer dan termasuk fast growing species. Sungkai mampu hidup pada ketinggian 0–600 meter di atas permukaan laut, terutama pada tanah podzolik merah kuning. Suhu bulanan antara 21°C–32°C dengan rata-rata curah hujan tahunan sekitar 2100-2700 mm. Penyebaran sungkai meliputi Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Jawa Barat dan Pulau Kalimantan.
Manfaat dan Kandungan Sungkai
Daun sungkai ( CKGE_TMP_i Peronema canescens CKGE_TMP_i ) telah dimanfaatkan secara turun-temurun oleh masyarakat Dayak sebagai penyedap alami dalam masakan tradisional. Penduduk etnis Dayak menyebutnya sebagai “vetsin alami” dari tanaman. Selain itu, air rebusan daun sungkai dipercaya berkhasiat untuk meredakan demam, sakit kepala, flu, cacingan, asma, serta berbagai penyakit kulit seperti panu. Hingga kini, masyarakat Dayak di Kalimantan masih menggunakan daun sungkai untuk pengobatan dan menjaga kesehatan. Tidak hanya di Kalimantan, masyarakat Bengkulu juga memanfaatkan daun sungkai sebagai obat tradisional, terutama untuk menangani penyakit malaria. Daun Sungkai sering digunakan masyarakat untuk menurunkan demam, obat malaria serta untuk menjaga kesehatan tubuh. Pada daun sungkai mengandung flavonoid, saponin, sanin, steroid dan alkaloid.flavonoid mempunyai efek imunostimulan, antitumor, antibakteri, antiinflamasi, antihiperglikemik dan vasodilat.
Daftar Pustaka
Humaira, V., & Abeiasa, M. S. (2023). Potensi Daun Sungkai (Peronema Canescens) Dalam Pengobatan Tradisional: Teknik Pengolahan Dan Penggunaannya. CKGE_TMP_i Jurnal Pengabdian Masyarakat Sedidi CKGE_TMP_i , CKGE_TMP_i 1 CKGE_TMP_i (1), 8-10.
Noviarni, I. (2023). Review Artikel: Potensi Ekstrak Daun Sungkai (Peronema canescens Jack.) sebagai Antioksidan. JSSIT: Jurnal Sains dan Sains Terapan , 1 (1).
Sari, S. G., & Aulya, D. (2022, December). Morfologi batang dan daun sungkai (Peronema canescens) pada lingkungan tumbuh yang berbeda. In CKGE_TMP_i Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat CKGE_TMP_i (Vol. 1, No. 1, pp. 390-400).