Differences

This shows you the differences between two versions of the page.

Link to this comparison view

Both sides previous revision Previous revision
Next revision
Previous revision
ekosistem:gambut [2023/02/12 04:52] Arizka Mufidaekosistem:gambut [Unknown date] (current) – removed - external edit (Unknown date) 127.0.0.1
Line 1: Line 1:
-====== Gambut ====== 
- 
-<imgcaption image1|Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>{{  .:hutan_gambut_di_cimtrop.jpg?300x200}}</imgcaption> 
- 
-Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Banyak istilah lokal yang digunakan untuk menyebut tanah gambut, di antaranya paya' dan sepo' yang keduanyan masing-masing berasal dari bahasa Dayak dan Melayu Kalimantan Barat. Sejumlah lembaga penelitian juga mempunyai definisi tersendiri untuk membedakan antara gambut dengan tanah mineral. 
- 
-Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 tahun 2014, gambut didefinisikan sebagai material organik yang terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dan terakumulasi pada rawa. Berdasarkan Soil Survey Staff (2014), tanah organik didefinisikan sebagai gambut apabila memiliki ketebalan bahan organik dengan ciri sebagai berikut: (1) 60 cm atau lebih jika 3/4 volume tanah adalah serat kasar atau jika nilai bobot isi tanah kurang dari 0,1 g.cm-3 ; atau (2) 40 cm atau lebih jika bahan saprik atau hemik, atau fibrik jika kurang dari 3/4 adalah bahan kasar dan nilai bobot isi 0,1 g.cm-3 atau lebih. Sementara itu berdasarkan PP No 57 Tahun 2016, gambut adalah material organik yang terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) sentimeter atau lebih dan terakumulasi pada rawa. Adapula sistem Klasifikasi Tanah Nasional yang dikeluarkan oleh Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian, Sistem Klasifikasi WRB/FAO UNESCO dan lain-lain yang memiliki definisi tertentu untuk mengistilahkan gambut. 
- 
-Dalam sains geografi dan kebumian, gambut dikenal juga dengan istilah Histosols (histik = jaringan) dan Organosol (berasal dari kata organik). Karakteristik utama yang menjadi pembeda dengan tanah gambut dengan tanah mineral adalah kandungan karbon organik yang tinggi. Berdasarkan Dariah et al. (2014) disebutkan bahwa C-organik yang terkandung di dalam gambut adalah >18% dan dalam keadaan tergenang air menjadikannya sebagai salah satu penyimpan karbon terbesar. Selain itu kandungan karbon yang tinggi pada tanah gambut ini secara langsung akan mempengaruhi sifat-sifat tanah. Berdasarkan tingkat pelapukannya, gambut dapat dibedakan menjadi tiga yaitu saprik atau gambut yang sudah melapuk sempurna, fibrik yaitu gambut yang masih mentah atau belum mengalami pelapukan secara sempurna dan hemik yaitu gambut transisi antara saprik dan fibrik. Kematangan gambut dapat diuji dengan metode skala humifikasi Von Post, syringe McKenzie dan titrasi asam-basa. 
- 
-=====   ===== 
- 
-===== Pembentukan Gambut ===== 
- 
-Gambut terbentuk dari sisa tumbuhan dan hewan yang telah mati ribuan tahun yang lalu. Lahan gambut yang kita jumpai sekarang sebenarnya adalah tanah biasa, yang berbentuk cekungan dan berada di antara dua sungai, atau di antara sungai dan laut. Karena berbentuk cekungan, air sungai atau laut selalu menggenangi cekungan tersebut. Akibatnya sisa tumbuhan dan hewan tidak dapat terurai dengan baik, karena air mencegah bakteri dan mikroorganisme menguraikan sisa-sisa tumbuhan tersebut. Sisa tumbuhan dan hewan yang tidak dapat terurai, makin lama makin menumpuk dan akhirnya membuat lapisan baru yang disebut gambut. Lapisan baru tersebut kemudian ditumbuhi tanaman kembali dan proses yang sama pun terulang lagi hingga terbentuk sebuah gundukan atau disebut kubah gambut. 
- 
-Pembentukan [[https://wikigambut.id/ekosistem/gambut|gambut]] di dataran pantai di Indonesia dan Serawak, Malaysia dimulai pada akhir Jaman Es (Glacial periods), sewaktu kenaikan muka laut mulai berhenti, dan dataran pantai yang luas dan delta-delta mulai terbentuk (Subagyo et al., 1990). Umur endapan [[https://wikigambut.id/ekosistem/gambut|gambut]] dapat ditentukan dengan menggunakan teknik C14 carbon dating. Driesen (1978) menduga umur [[https://wikigambut.id/ekosistem/gambut|gambut]] antara 4000 sampai 5000 tahun (Periode Glacial Wurm Anderson (dalam Kyuma, 1987) mendapatkan taksiran umur [[https://wikigambut.id/ekosistem/gambut|gambut]] di daerah Sumatera sekitar 4.300 tahun pada kedalaman 12 m dan [[https://wikigambut.id/ekosistem/gambut|gambut]] paling muda berumur 2.250 tahun. Silvius (1984) dalam penelitiannya di sungai Air Hitam Laut, Jambi menetapkan umur [[https://wikigambut.id/ekosistem/gambut|gambut]] antara 3000 sampai 4800 tahun. Penelitian C14carbon dating di dekat Batanghari, Jambi menunjukkan umur [[https://wikigambut.id/ekosistem/gambut|gambut]] 4300 tahun (Esterle et al., 1991). Tanah-tanah [[https://wikigambut.id/ekosistem/gambut|gambut]] di daerah Kalimantan umumnya terbentuk pada zaman Holosen sekitar 11.000 tahun yang lalu) (Polak, 1950). 
- 
-=====   ===== 
- 
-===== Sebaran Gambut di Indonesia ===== 
- 
-Di seluruh dunia, tanah gambut hanya dapat dijumpai di beberapa wilayah yang tersebar di daerah tropis maupun nontropis. Negara dengan iklim nontropis yang memiliki gambut diantaranya: Amerika, Kanada, Rusia, Kongo . Sedangan gambut tropis dapat ditemui di Brazil, Indonesia dan Malaysia . Indonesia merupakan salah negara yang memiliki lahan gambut terbesar ke-2 di wilayah tropis. Lahan gambut ini tersebar di beberapa pulau besar di antaranya Sumatera, Kalimantan dan Papua serta sebagian kecil di Sulawesi. Provinsi Sumatera Selatan memiliki gambut terluas kedua di Pulau Sumatra. 
- 
-=====   ===== 
- 
-===== Perbedaan Gambut dan Rawa ===== 
- 
-Fungsi Gambut 
- 
-=====   ===== 
- 
----- 
- 
-==== Sumber ==== 
- 
-[[https://link.springer.com/article/10.1007/s11027-013-9515-6|Dariah, A., Marwanto, S. and Agus, F.: Root- and peat-based CO2 emissions from oil palm plantations]], Mitig. Adapt. Strateg. Glob. Chang., 19, 831–843, doi:10.1007/s11027-013-9515-6, 2014.\\ 
- <font 14px/Arial,Helvetica,sans-serif;;inherit;;inherit>Soil Survey Staff.: Keys to soil taxonomy, Usda, 12, 410, doi:10.1063/1.1698257, 2014.</font> 
- 
-{{tag>rintisan}} 
- 
  
  • ekosistem/gambut.1676177523.txt.gz
  • Last modified: 2023/02/12 04:52
  • by Arizka Mufida