This is an old revision of the document!
Aren
Aren adalah tanaman serba guna yang dapat dimanfaatkan hampir seluruh bagian tanaman, terbukti bahwa tempo dulu bahan ijuk sangat bermanfaat untuk bahan atap dan tali tambang dan sapu ijuk untuk membersihkan rumah rumah. Sedangkan daunnya sebagai bahan baku lidi untuk sapu lidi, bagian pucuk sebagai bahan untuk merokok. Produk utama dari aren adalah air nira sebagai bahan baku gula merah dan batang bagian dalam sebagai bahan baku sagu atau tepung aren serta buah untuk bahan kolang- kaling. Oleh karena itu aren dapat dijadikan salah satu komodity yang dapat mendororng peningkatan pendapatan masyarakat. Dalam upaya pelestarian lingkungan pohon aren sangat baik untuk menyimpan air dalam tanah sehingga tanaman aren dapat dikatagorikan sebagai penyelamat lingkungan khususnya dalam penyediaan air.
Manfaat Aren
Tanaman aren CKGE_TMP_i ( CKGE_TMP_i Arenga pinnata ) merupakan anggota keluarga palem yang memiliki beragam manfaat, baik sebagai tanaman konservasi maupun bernilai ekonomi. Hampir Semua bagian pohon aren bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, baik bagian fisik (daun, batang, ijuk, akar, dll.) maupun bagian produksinya (buah, nira dan pati/tepung). Inti biji dari aren disebut kolang-kaling dan dijadikan sebagai bahan makanan. Secara kimia, kolang-kaling memiliki nilai gizi sangat rendah, akan tetapi serat kolang kaling baik sekali untuk kesehatan. Serat kolang-kaling dan serat dari bahan makanan lain yang masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan proses pembuangan air besar teratur sehingga bisa mencegah kegemukan (obesitas), penyakit jantung koroner, kanker usus, dan penyakit kencing manis Nira aren mengandung beberapa zat gizi antara lain karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Nira aren yang masih segar dan manis dapat langsung diminum, atau dapat dibiarkan terlebih dahulu akan mengalami fermentasi sebelum diminum. Nira yang masih segar digunakan untuk obat sariawan, TBC, disentri, wasir dan untuk memperlancar buang air besar. Selain sebagai minuman, nira aren segar juga digunakan sebagai bahan baku pengolahan gula aren. Setiap batang pohon aren menghasilkan tepung yang bervariasi. Tepung aren tersebut banyak dipakai untuk bahan makanan seperti kue, cendol, bakso, bakmie (mie), hun kwe, sohun, dan bihun.
Morfologi Aren
Aren termasuk anggota suku Aracaceae (pinang-pinangan). Tanaman ini memiliki batang yang tidak berduri, tidak bercabang, dengan tinggi yang bisa mencapai 25 meter dan diameter pohon dapat mencapai 65 cm. Secara bentuk, aren hampir mirip pohon kelapa. Namun, perbedaannya terletak pada kondisi batang: jika batang pohon kelapa tampak bersih, batang aren justru terlihat sangat kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk, sehingga pelepah daunnya yang tua sulit diambil atau lepas dari batangnya. Lapisan ijuk tersebut membuat batang aren sering menjadi tempat tumbuh berbagai jenis tanaman paku-pakuan. Tangkai daun aren dapat mencapai panjang 1,5 meter, dengan helaian daun sekitar 1,45 meter, lebar 7 cm, serta bagian bawah daun yang dilapisi oleh lapisan lilin.
Daun Arenga pinnata menyirip dengan Panjang 6- 10 m, tangkai daun 1-1,5 m dengan pelepah daun pada pangkalnya. Anak daun seperti pita bergelombang berukuran hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di sisi atas dan tampak keputih-putihan di bagian bawah karena adanya lapisan lilin. Sistem perakaran pohon aren menyebar dan cukup dalam hingga 6 m. Kemampuan Arenga pinnata dalam menyimpan air dapat dikarenakan anatomi dan morfologi batangnya yang menunjang.
Penyebaran Aren
Sebaran populasi aren umumnya dijumpai di area sekitar permukiman, hutan – hutan terganggu, hutan tropis kering, hutan tropis basah dan jarang ditemukan di hutan primer. Aren biasanya tumbuh di tepi-tepi hutan yang berdekatan dengan permukiman, sawah, ladang, maupun aliran sungai. Tanaman aren sering tumbuh mulai dari permukaan laut hingga ketinggian 1.300 m dari permukaan laut. Namun, tanaman ini lebih menyukai tempat dengan ketinggian 500-1.200 m dan jika dibudidayakan pada ketinggian 500-700 m dpl hasilnya dapat mencapai tingkat yang paling optimal. Secara alami, aren tersebar luas di negara-negara kepulauan Asia Tenggara seperti Malaysia, India, Myanmar, Laos, Vietnam Kepulauan Ryukyu, Taiwan, dan Filipina. Di Indonesia, tanaman ini juga sangat umum dijumpai hampir di seluruh wilayah Nusantara, terutama di daerah perbukitan yang lembap. Pola sebaran aren (Arenga pinnata) berdasarkan pada tingkat pertumbuhan terbagi menjadi dua yakni pola mengelompok (Clustered) pada tingkat pertumbuhan semai, pancang dan pohon, sedangkan pola sebaran seragam (Uniform) terdapat pada tingkat pertumbuhan tiang.
Morfologi Aren
Aren termasuk anggota suku Aracaceae (pinang-pinangan). Tanaman ini memiliki batang yang tidak berduri, tidak bercabang, dengan tinggi yang bisa mencapai 25 meter dan diameter pohon dapat mencapai 65 cm. Secara bentuk, aren hampir mirip pohon kelapa. Namun, perbedaannya terletak pada kondisi batang: jika batang pohon kelapa tampak bersih, batang aren justru terlihat sangat kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk, sehingga pelepah daunnya yang tua sulit diambil atau lepas dari batangnya. Lapisan ijuk tersebut membuat batang aren sering menjadi tempat tumbuh berbagai jenis tanaman paku-pakuan. Tangkai daun aren dapat mencapai panjang 1,5 meter, dengan helaian daun sekitar 1,45 meter, lebar 7 cm, serta bagian bawah daun yang dilapisi oleh lapisan lilin.
Daun Arenga pinnata menyirip dengan Panjang 6- 10 m, tangkai daun 1-1,5 m dengan pelepah daun pada pangkalnya. Anak daun seperti pita bergelombang berukuran hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di sisi atas dan tampak keputih-putihan di bagian bawah karena adanya lapisan lilin. Sistem perakaran pohon aren menyebar dan cukup dalam hingga 6 m. Kemampuan Arenga pinnata dalam menyimpan air dapat dikarenakan anatomi dan morfologi batangnya yang menunjang.
Sumber :
Ha di, S. (1991). Distribution and potential of arenga palm in the outer islands of Indonesia. Pengumuman (Edisi khusus) No, 15,3-8.
Is manto, A. (1995). Pohon Kehidupan: Aren (Arenga pinnata Merr.). Badan pengelola gedung manggala wanabakti dan prosea Indonesia, Jakarta. Hal,7-13.
L empang, M. (2012). Pohon aren dan manfaat produksinya. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 9(1),37-54.
L utony, T. L. (1993). Tumbuhan Sumber Pemanis. Jakarta (ID): PT Penebar Swadaya.
Maliangkay, R.B.2007. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Mulyanie, E., & Romdani, A. (2017). Pohon aren sebagai tanaman fungsi konservasi. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan dan Profesi Kegeografian, 14(2), 11-17.
So eseno, S. (1991). Bertanam Aren. Jakarta (ID): PT Penebar Swadaya.
Su hendra, D., Karjunita, N., & Sari, W. K. (2023). Variabilitas Fenotip Tanaman Aren (Arenga Pinnata MERR) di Kecamatan Luhak Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat. Jurnal Agroplasma,10 (2), 750-754. - S unanto, H. (1993). Aren: Budidaya dan multigunanya. Penerbit Kanisius.
Witno, W., Karim, H. A., & Megawati, M. (2021). Pola sebaran populasi aren (Arenga pinnata) berdasarkan kelas pertumbuhan di desa sangtandung kecamatan walenrang utara kabupaten luwu. Jurnal Penelitian Kehutanan BONITA, 3(2), 12-22.
https://www.kompasiana.com/522018029/5b992fb143322f04de171e06/manfaat-pohon-aren