Beruang Madu
Beruang Madu (Helarctos malayanus) merupakan salah satu jenis spesies yang dapat hidup di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm. Beruang Madu juga merupakan salah satu jenis maskot salah satu kota di tanah Kalimantan yaitu Balikpapan. Beruang Madu umumnya membuat sarang pada bagian dahan pohon. Sebaran Beruang Madu di Indonesia biasanya ditemukan di Kalimantan dan Sumatera. Beruang Madu merupakan jenis satwa yang dilindungi berdasarkan P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi [5] . Menurut Suryani (2021) [ 1] Satwa jenis ini murupakan satwa yang hidup secara soliter yang sangat jarang ditemukan hidup berkelompok dan populasinya semakin menurun.
Video dikutip dari situs asli milik Patrick ROUXEL
Faktor Daya Dukung
Ada beberapa faktor yang dapat mendukung kondisi habitat Beruang Madu antara lainnya seperti air (water), pelindung (cover), pakan (food) dan ruang (space). Menurut Shawn (1985) dalam Yoga (2020) [2 ] menyatakan bahwa Pakan (Food) merupakan salah satu komponen habitat yang paling nyata dan setiap jenis satwa mempunyai kesukaan yang berbeda dalam memilih pakannya. Pelindung (Cover) adalah segala tempat dalam habitat yang mampu memberikan perlindungan bagi satwa dari cuaca dan predator, ataupun menyediakan kondisi yang lebih baik dan menguntungkan bagi kelangsungan kehidupan satwa. Air (water) merupakan hal yang dibutuhkan oleh satwa dalam proses metabolisme dalam tubuh satwa. Ruang (space) merupakan hal yang dibutuhkan oleh individu-individu satwa mendapatkan cukup pakan, pelindung, air dan tempat untuk kawin.
Ciri-Ciri Beruang Madu
Beruang Madu memiliki ciri-ciri panjang tubuh sekitar 1,4 meter dengan tinggi punggung sekitar 70 cm. Beruang Madu yang sudah dewasa memiliki berat kurang lebih 50 hingga 60 kg. Beruang Madu memiliki warna hitam dengan bulu yang keputih-putihan atau kuning di bagian dadanya. Memiliki moncong dengan warna yang lebih cerah dari warna dada. Beruang Madu memiliki kuku yang panjang yang terdiri dari masing-masing lima disetiap sepasang kaki depan dan belakang. Dengan menggunakan kukunya yang tajam Beruang Madu mampu memanjat pohon yang memiliki batang lurus dan tinggi dengan mudah dan cepat. [7]
Beruang Madu biasanya bereproduksi setiap tahun. Beruang Madu dapat mencapai kematangan seksual pada saat umur 3-4 tahun, satwa ini juga memiliki masa mengandung selama 96 hari, dan lama menyusui selama 18 bulan. [7]
Habitat dan Wilayah Persebaran
Habitat utama Beruang Madu pada umumnya berada di hutan hujan tropis. Biasanya Beruang Madu hidup di daerah hutan dataran rendah, hutan perbukitan dan perbukitan atas hingga ketinggian 1.500 meter [7] .Beruang Madu secara historis dan saat ini memiliki wilayah persebaran di seluruh Asia Tenggara, seperti Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, bagian selatan Malaysia, Sumatera dan Kalimantan.[6]
Status Konservasi dan Perlindungan
Beruang Madu (Helarctos malayanus) mendapat status konservasi berdasarkan CITES listing: Appendix I (28/06/1979) [3] . Selain itu Beruang Madu (Helarctos malayanus) juga masuk dalam Daftar Merah Spesies Terancam IUCN pada tahun 2016. Helarctos malayanus terdaftar sebagai Rentan berdasarkan kriteria A2cd+3cd+4cd.[4]
Referensi
- Suryani, Yani dkk (2021) Kajian Perilaku Beruang Madu (Helarctos malayanus) Di Kandang Transit Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah . Jawa Barat. Gunung Djati Conference Series, Volume 6 (2021) Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) 6 Tahun 2021. UIN Sunan Gunung Djati
- Budihandoko, Yoga (2020). Laporan Survey Keberadaan Beruang Madu Serta Monitoring Potensi Daya Dukung Habitat di Areal Koridor Beruang Madu. Kalimantan Barat. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat dan PT. Hutan Ketapang Industri