This is an old revision of the document!
Tumbuhan Nyiri Batu
Pohon nyirih batu adalah salah satu pohon yang turut berperan membentuk hutan mangrove, tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah pasang surut, rawa gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…, pematang sungai, serta sepanjang sungai. Pohon nyirih batu mudah kita temui di setiap hutan wisata mangrove di Indonesia. Nyirih batu yang memiliki nama ilmiah Xylocarpus moluccensis ini adalah tanaman yang berasal dari keluarga Meliaceae. Tak hanya bermanfaat untuk melindungi ekosistem dan mencegah erosi pantai, nyiri batu ternyata juga bermanfaat sebagai obat herbal dan kesehatan. Tumbuhan ini telah banyak digunakan sebagai insektisida nabati, antibakteri dan antifungi. Fenolik merupakan senyawa metabolit sekunder yang dapat disinesis tumbuhan, sebagai respon terhadap berbagai kondisi seperti infeksi, radiasi UV, dan lain sebagainya. Pada tumbuhan, fenolik dapat bertindak sebagai antifeedants, atraktan untuk penyerbuk, kontributor pigmentasi tanaman, antioksidan, sebagai pelindung dari berbagai jenis parasit dan paparan suhu ekstrim. Salah satu jenis famili tumbuhan yang memiliki potensi senyawa fenolik adalah Meliaceae. Adapun jenis tumbuhan Meliaceae yang telah dilaporkan memiliki kandungan fenolik salah satunya adalah genus Xylocarpus. Selain dari kandungan senyawa fenolik, genus Xylocarpus juga memiliki kandungan metabolit sekunder yang lain adalah triterpenoid, alkaloid, flavanol, steroid, dan monoterpen.
Ciri Ciri Morfologi
Buah Nyirih atau Xylocarpus Garantum memiliki karakteristik pohon yang dapat mencapai ketinggian 10-20 m. Memiliki akar papan yang melebar ke samping, meliuk-liuk dan membentuk celahan-celahan. Batang seringkali berlubang, khususnya pada pohon yang lebih tua. Kulit kayu berwarna coklat muda-kekuningan, tipis dan mengelupas, sementara pada cabang yang muda, kulit kayu berkeriput. Daunnya agak tebal dengan susunan daun berpasangan (umumnya 2 pasang pertangkai) dan ada pula yang menyendiri serta unit dan letaknya majemuk dan berlawanan. Sedangkan bentuk daunnya elips – bulat telur terbalik dengan ujung yang membundar. Adapun ukurannya sekitar 4,5 – 17 cm x 2,5 – 9 cm. Bunga dari buah nyirih terdiri dari dua jenis kelamin atau betina saja. Tandan bunga (panjang 2-7 cm) muncul dari dasar (ketiak) tangkai daun dan tangkai bunga panjangnya 4-8 mm serta letaknya di ketiak. Adapun formasi dari bunganya bergerombol acak (8-20 bunga per gerombol) dengan daun mahkota 4 yang lonjong, tepinya bundar, putih kehijauan, panjang 5-7 mm. Memiliki kelopak bunga 4 cuping berwarna kuning muda dan panjang 3 mm. Benang sarinya berwarna putih krem dan menyatu di dalam tabung.
Habitat
Nyiri batu merupakan jenis mangrove sejati di hutan pasang surut, tepian sungai pasang surut, wilayah yang lebih kearah pedalaman yang bersalinitas rendah, serta di lingkungan tambak sepanjang pantai. Di Indonesia, nyiri batu tercatat dari Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.