Kopi Liberika

kopi_liberika.jpgFig. 1: Buah Kopi Liberika

Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat berpotensi di Indonesia, saat ini saja Indonesia menjadi negara pengekspor kopi terbesar setelah Brazil, Vietnam dan Colombia. Masyarakat Indonesia mulai menanam kopi sejak masa kolonialisme Belanda. Jenis kopi yang paling sering yang ditemukan di Indonesia yaitu; Arabika, Robusta dan Liberika. Liberika adalah jenis kopi yang paling cocok ditanami di kawasan lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
. Tanaman liberika jauh lebih tahan terhadap karat daun kopi, dan juga dapat tumbuh lebih mudah daripada arabika pada suhu yang lebih tinggi dan ketinggian yang lebih rendah. Kopi liberika memiliki aroma yang khas seperti buah nangka. Kopi liberika dapat tumbuh di ketinggian 400-1200 mdpl, mempunyai cita rasa kopi yang wangi dan pahit, serta tekstrue kopinya lebih kasar.

Menurut sejarahnya kopi liberika ditanam di Indonesia sebagai pengganti kopi jenis arabika yang pada masa itu terserang penyakit dan mengalami gagal panen. Berbeda dengan jenis lainnya, liberika ini menghasilkan buah dan biji kopi dengan ukuran lebih besar. Pohon liberika akan berbuah setelah liima tahun sejak ditanam. Pohonnya akan tumbuh tinggi hingga mencapai 12-17 meter. Daun tanaman liberika ini mengandung kafein yang lebih tinggi dibandingkan dengan kafein yang ada pada biji kopinya. Buah atau cherry kopi liberika mirip seperti kopi arabika dan robusta hanya saja ukurannya lebih besar dan bila sudah matang akan berwarna merah, oranye, dan hijau kekuningan. Karena daging buahnya yang tebal, kopi liberika perlu diproses dengan waktu yang cukup lama untuk diolah menjadi beras kopi atau green bean.

Menurut Haniefan & Basunanda (2022), bentuk biji liberika membulat oval (panjang0,83–1,10 cm, lebar 0,61 cm), dengan rendemen rata-rata 9,03%. Persentase biji normal berkisar 50– 80%. Kopi ini memiliki potensi produksi rata-rata 1,2 kg biji/pohon kopi atau setara dengan 1,1 ton biji kopi untuk penanaman populasi 900-1.100 pohon/ha. Kopi liberika dapat menjadi salah satu solusi pelestarian lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
dengan pendekatan Agroforestri. Selain karena mampu tumbuh pada kondisi tanah yang masam, jenis liberika juga berpotensi menjadi produk unggulan bagi petani di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
. Kopi liberika juga bisa ditumpangsari dengan tanaman lainnya di kawasan lahan basah seperti gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
Kalimantan dan Sumatra.

Kopi liberika merupakan salah satu varietas kopi yang dapat dijumpai di dataran rendah dengan ketinggian mulai dari 400-600 mdpl sehingga dapat dibudidayakan di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
. Di Provinsi Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan

Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di
, kopi liberika memiliki sebutan lain seperti kopi nangka atau di daerah pesisir Muara Sugihan disebut sebagai kopi laut. Bila dibandingkan dengan varietas kopi lainnya yang lebih ternama seperti arabica dan robusta, kopi liberika memiliki buah kopi yang jauh lebih besar. Buah kopi liberika berbentuk bulat atau lonjong menyerupai buah ceri dan berukuran panjang 18-30 mm. Dalam satu buah kopi liberika terdapat 2 biji kopi yang masing-masing berukuran 7-15 mm. Meskipun berbuah besar, bobot buah keringnya hanya 10% dari bobot basah. Sifat buah yang kering ini tidak disukai para petani kopi, karena penyusutan bobot ketika panen hingga buah siap olah cukup tinggi. Hal ini menjadikan ongkos panen relatif mahal dan membuat petani kurang tertarik membudidayakan tanaman kopi liberika. Melihat pada potensi pasarnya, jenis kopi liberika memang kurang mendapatkan tempat bagi para penikmat kopi di Indonesia karena memiliki cita rasa pahit yang kental dan aroma yang kuat. Meskipun demikian, permintaan pasar terhadap kopi liberika justru banyak berasal dari negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina yang memang sebagian besar masyarakatnya lebih menggandrungi minuman kopi pahit yang dicampur dengan susu.

Daftar Pustaka

1. Radial, Sesi. 2022. Praktik Baik Pengelolaan Kopi di Lahan Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
. Dipaparkan pada kegiatan Lokakarya Pembelajaran Praktik Baik (Best Practice) Pengembangan Usaha dalam Pengelolaan KHG Secara Berkelanjutan di Provinsi Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan

Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di
.

2. Haniefan, N., & Basunanda, P. Eksplorasi dan Identifikasi Tanaman Kopi Liberika di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal. Vegetalika, 11(1).