Desa Tulung Seluang
Desa Tulung Seluang memiliki luas wilayah seluas ± 12.111 (Peta Batas Desa Tulung Seluang, 2016). Desa Tulung Seluang terbagi menjadi dua dusun yaitu dusun 1 dan dusun 2. Dusun 1 maupun Dusun 2 Desa Tulung Seluang masing-masing memiliki 4 RT dan 2 RW. Dimana secara bentuk topografi Desa Tulung Seluang berupa dataran rendah yang sebagian besar merupakan rawa-rawa. Secara geomorfologi Desa Tulung Seluang memiliki jenis tanah glei humus dan organosol plus air (Badan perencanaan pembangunan daerah kabupaten ogan komering ilir, 2013). Jenis tanah glei humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat. Biasanya tanah jenis ini dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Di Desa Tulung Seluang, hampir semua warga memanfaatkan tanah humus mereka untuk bertanam karet. Sedangkan jenis tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah (Acityawara, 2016) Desa Tulung seluang memiliki keanekaragaman hayati baik berupa flora dan fauna. Desa Tulung Seluang memiliki flora berupa karet, pohon pisang, pohon kelengkeng, pohon duku, pohon rambutan, pohon mangga, pohon perepat, pohon gelam, pohon sentul, pohon jambu, pohon petai, nanas, ubi, cabe, sedangkan fauna berupa ayam, kambing, sapi dan angsa.
Kerentanan yang terjadi di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm Desa Tulung Seluang salah satunya disebabkan oleh adanya saluran drainase yang merupakan pemicu terjadinya pergerakan permukaan tanah ke bawah di lahan gambut. Semakin dalam drainase maka akan semakin cepat penurunan permukaan tanah kebawah. Lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm yang telah mengalami penurunan permukaan yang sangat rendah atau telah mencapai batas lahan yang tidak dapat di drainase lagi, akan mengakibatkan banjir. Drainase juga akan mengakibatkan terganggu atau rusaknya fungsi regulasi gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… dalam mengalirkan air tawar secara alami ke ekosistem rawa di sekitarnya. Drainase yang dilakukan di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm menyebabkan lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm menjadi kering dan sangat rentan terbakar. Kebakaran lahan gambut terjadi terutama pada musim kemarau menyebabkan kabut asap pekat yang tidak saja berbahaya bagi kesehatan manusia, namun juga mengganggu sistem kegiatan ekonomi. Pada tahun 2015, lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm Desa Tulung Seluang mengalami kebakaran lahan. Kebakaran lahan tersebut tidak hanya melahap kawasan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany… saja akan tetapi melahap lahan perkebunan karet yang berada di dekat lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm Desa Tulung Seluang. Hal ini mengakibatkan kerugian ekonomi yang di hadapi warga Desa Tulung Seluang. Kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm juga memicu timbulnya berbagai macam penyakit seperti gangguan pernafasan, iritasi pada mata, kulit dan gangguan saluran pernafasan akut hingga menyebabkan kematian dini. Meskipun dampak yang ditimbulkan pada setiap orang tidak sama yaitu tergantung dari usia, riwayat penyakit pernafasan yang pernah diderita sebelumnya, dan ukuran pertikel asap. Namun, kebakaran yang terjadi beberapa tahun yang lalu tidak memakan korban jiwa di Desa Tulung Seluang.