ekosistem:bakteri

This is an old revision of the document!


Bakteri

mikroba_tanah.jpgFig. 1: Mikroba pada Tanah

Bakteri adalah mikrob terkecil yang termasuk kelompok mikroorganisme bersel satu dengan bentuk batang, bola, dan spiral. Bakteri diketahui merupakan salah satu kontributor penting pada tanah pada bagian penting dari proses pembusukan. Selain untuk membantu pemecahan bahan organik, bakteri juga dapat berperan penting dalam menyediakan nutrisi bagi tanaman dan menghasilkan enzim yang dapat membantu tanaman tumbuh dengan baik. Jumlah bakteri tidak dapat ditentukan dengan pasti karena perkembangan bakteri sangat bergantung pada kondisi tanah.

Tanpa kita sadari bahwa tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
sendiri berpontesi menjadi sumber bakteri. Bakteri dapat menjadi menguntungkan (bakteri apatogen) atau dapat merugikan (Bakteri patogen).

Bakteri Apatogen adalah kelompok bakteri yang tidak menyebabkan penyakit jika tinggal di suatu inang. Salah satu bakteri yang menguntungkan pada tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
seperti Bakteri Pengikat Nitrogen. Bakteri Pengikat Nitrogen (BPN) adalah kelompok bakteri biasanya berfungsi sebagai pengikat nitrogen pada tanah yang memiliki enzim nitrogenase yang mampu mengikat nitrogen (terutama N2) bebas dari atmosfer, kemudian mereduksinya menjadi senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3- ). BPN diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu simbiosis dengan sistem perakaran seperti Rhizobium

Sedangkan bakteri pengikat nitrogen non-simbiotik adalah Azotobacter dan Azosprillum . Jenis lainnya adalah Streptomyces dan Lactobacillus sp. yang mengandung enzim pemecah selulosa, sehingga mempercepat pemecahan bahan organik dan meningkatkan unsur hara tanah.

Bakteri Patogen adalah kelompok bakteri yang dapat menyebabkan suatu penyakit atau dampak tidak baik bagi inang yang ia tempati.

Di dalam tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
, komunitas bakteri didominasi oleh beberapa phylum utama Acidobacteria, Proteobacteria, dan Firmicutes yang bersama-sama membentuk fungsi ekosistem.
Acidobacteria, dengan kemampuan tumbuh di pH rendah dan kondisi nutrien terbatas, banyak ditemukan di lapisan teratas gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
yang asam dan miskin unsur hara.
Proteobacteria menempati berbagai nis­ khusus, termasuk kelompok α-Proteobacteria yang terlibat dalam fiksasi nitrogen serta γ-Proteobacteria yang berperan dalam degradasi senyawa aromatik.
Firmicutes, terutama genus Bacillus dan Clostridium, aktif pada lapisan yang sedikit lebih dalam, memecah serat selulosa dan menghasilkan asam organik sekaligus menyediakan nutrien bagi mikroba lain. Kehadiran ketiga phylum ini mencerminkan adaptasi mikroba terhadap tantangan lingkungan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
yaitu keasaman tinggi, kadar oksigen rendah, dan ketersediaan karbon kompleks serta sinergi dalam menggerakkan siklus biogeokimia.
Meski phylum utama serupa, susunan komunitas bakteri gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
berubah seiring kedalaman dan sumber hidrologi. Pada zona permukaan, kondisi lebih aerobik mendukung proliferasi bakteri pengoksidasi karbon dan fiksasi nitrogen, sementara di lapisan bawah yang jenuh air, karakteristik ombrogen peat populasi metanogen dan bakteri anaerob lain menguasai, memproduksi metana dari bahan organik terdekomposisi. Sebaliknya, pada soligen peat yang dipengaruhi aliran air sungai atau sumber daratan, terjadi masuknya nutrien tambahan sehingga komunitas proteobacteria nutrien-adaptif dan bakteri pelarut fosfat lebih beragam. Fluktuasi musim hujan dan kemarau juga mempengaruhi kadar air dan redoks potensial, memicu pergeseran dinamis di antara kelompok aerob dan anaerob. Pola distribusi ini menggambarkan betapa kompleksnya ekosistem gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigEkosistem Gambut

Ekosistem Gambut di Indonesia

Lahan gambut di Indonesia adalah tempat penyimpanan biodiversitas unik yang penting, mencegah intrusi air laut asin ke daerah pedalaman, dan memberikan efek pendinginan di sekitar area tersebut karena menyimpan air yang tinggi (Parish et al., 2012). Sebagian besar
dan pentingnya setiap layer untuk menjaga fungsi ekosistem secara keseluruhan.

Bakteri metanogen dan metanotrof memainkan peran kunci dalam siklus gas rumah kaca di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
. Metanogen seperti Methanobacterium dan Methanosarcina yang beroperasi di zona bawah yang anaerob, menguraikan asam asetat, hidrogen, dan karbon dioksida menjadi metana (CH₄) yang kemudian dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, metanotrof umumnya anggota genera Methylococcus dan Methylomonas yang hidup di lapisan peralihan antara aerob dan anaerob, mengoksidasi metana menjadi CO₂ sebelum gas ini lolos ke udara. Sehingga, keseimbangan antara aktivitas kedua kelompok ini sangat menentukan apakah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
bertindak sebagai sumber atau penyangga emisi metana.


Selain itu, bakteri pelarut fosfat (misalnya Bacillus megaterium dan Pseudomonas fluorescens) dan pelarut kalium (seperti Bacillus mucilaginosus) meningkatkan kesuburan tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
dengan mereduksi bentuk mineral tak larut menjadi ion yang dapat diserap akar tanaman rawa. Bakteri nitrifikasi (Nitrosomonas, Nitrobacter) juga berkontribusi pada siklus nitrogen dengan mengubah amonia menjadi nitrat, sementara bakteri denitrifikasi (Pseudomonas, Paracoccus) dapat mengembalikan nitrat menjadi N₂ di kondisi anaerob, menjaga keseimbangan nitrogen. Dalam konteks sulfur, bakteri pereduksi sulfat (Desulfovibrio) membantu mendekomposisi senyawa organik kompleks dengan menghasilkan H₂S, yang kemudian dioksidasi kembali oleh bakteri pengoksidasi belerang (Thiobacillus), melengkapi daur sulfur. Keseluruhan proses mikroba ini menjalin jaring metabolik yang kompleks, mengatur ketersediaan nutrien, memediasi emisi gas rumah kaca, dan menentukan keproduktifan ekosistem gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigEkosistem Gambut

Ekosistem Gambut di Indonesia

Lahan gambut di Indonesia adalah tempat penyimpanan biodiversitas unik yang penting, mencegah intrusi air laut asin ke daerah pedalaman, dan memberikan efek pendinginan di sekitar area tersebut karena menyimpan air yang tinggi (Parish et al., 2012). Sebagian besar
secara menyeluruh.

Dalam penelitian mikroba gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
, pendekatan metagenomik terutama lewat sekuensing 16S rRNA memberi peta komprehensif tentang keragaman bakteri tanpa perlu isolasi laboratorium. Dengan mengekstrak DNA langsung dari sampel tanah, peneliti dapat mengidentifikasi ratusan takson sekaligus dan memetakan fungsi biologisnya melalui analisis bioinformatika seperti clustering OTU (Operational Taxonomic Units) atau ASV (Amplicon Sequence Variants). Metode shotgun metagenomik bahkan membuka kemungkinan menelaah seluruh genom mikroba, mengungkap gen pengikat nitrogen, jalur degradasi selulosa, atau enzim antioksidan secara paralel.

Sebaliknya, teknik konvensional berupa pengkulturan di media padat atau cair masih penting untuk mempelajari fisiologi, interaksi, dan potensi aplikasi bakteri spesifik terutama jenis yang mudah tumbuh seperti Azotobacter atau Bacillus. Namun, metode ini cenderung mengabaikan mikroba fastidious yang memerlukan kondisi unik, sehingga hanya merepresentasikan sebagian kecil komunitas. Metagenomik untuk cakupan luas dan kultur untuk karakterisasi mendalam para ilmuwan bisa mendapatkan gambaran lengkap mengenai diversitas, fungsi, dan potensi bioteknologi mikroba gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
.

Pustaka

Dr. Eng. Sapto Andriyono, S.Pi., M.T. 2021. Eksplorasi Bakteri Fiksasi Nitrogen pada Ekosistem Lahan Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
.
https://news.unair.ac.id/2021/05/05/eksplorasi-bakteri-fiksasi-nitrogen-pada-ekosistem-lahan-gambut/

Ikhsan, M. Transplantasi Rizomikrobioma Asal Ekosistem Salin-Kering Untuk Induksi Toleransi Cekaman Salinitas dan Kekeringan Pada Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum L.) (Bachelor's thesis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Moulia, E. (2019). Analisis komunitas bakteri tanah sulfat masam dari dua tipe lahan rawa di Kalimantan dengan pendekatan Next Generation Sequencing (NGS) (Bachelor's thesis, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).

Zhu, Y. G., Peng, J., Chen, C., Xiong, C., Li, S., Ge, A., … & Liesack, W. (2023). Harnessing biological nitrogen fixation in plant leaves. Trends in Plant Science, 28(12), 1391-1405.

Figiel, S., Rusek, P., Ryszko, U., & Brodowska, M. S. (2025). Microbially Enhanced Biofertilizers: Technologies, Mechanisms of Action, and Agricultural Applications. Agronomy, 15(5), 1191.

Garg, D., Patel, N., Rawat, A., & Rosado, A. S. (2024). Cutting edge tools in the field of soil microbiology. Current Research in Microbial Sciences, 100226.

Hati, E. K. (2020). GAMBARAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA BAKTERI Eschericia coli ATTC 25922 SEBELUM DAN SESUDAH DILIOFILISASI DAN DISIMPAN SELAMA 30 HARI PADA SUHU 40C (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

  • ekosistem/bakteri.1752585014.txt.gz
  • Last modified: 2025/07/15 13:10
  • by Jihan Sarotama