satwa:bekantan

Bekantan

induk-dan-anak-bekantan.jpg

Bekantan (Nasalis larvatus) atau Proboscis monkey adalah salah satu satwa endemik Kalimantan yang dapat dijumpai di hutan rawa gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
dan mangrove. Bekantan sangat pandai dan lincah dalam berenang. Bekantan biasa disebut masyarakat lokal di Kubu Raya sebagai Bentang dan Monyet Belanda. Status satwa endemik Kalimantan yang satu ini mulai terancam akibat degradasi hutan dan lahan.
Bekantan sangat aktif pada pagi dan sore hari, sehingga untuk mengamati fauna bekantan dapat dilakukan pada waktu-waktu tersebut, Bekantan umumnya hidup di atas pohon dan bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lainnya. Namun bila ingin mengamati satwa ini perlu dilakukan dari jarak 50-100 meter karena Bekantan sangat sensitif terhadap keberadaan manusia.

Bekantan memiliki ciri-ciri bertubuh seperti primata pada umumnya, berwarna merah kecoklatan dan pada individu jantan bekantan memiliki hidung yang unik sehingga mudah dikenal diantara primata lainnya. Hidungnya panjang, dengan bagian muka tidak ditumbuhi oleh rambut. Panjang ekor Bekantan hampir sama dengan panjang tubuhnya, yaitu sekitar 559-762 mm. Berat tubuh Bekantan jantan sekitar 16-22 kg, sementara betina berat tubuhnya sekitar 7-12 kg.

Bekantan merupakan satwa arboreal (hidup di pohon), namun terkadang turun ke lantai hutan untuk alasan tertentu. Pergerakan dari dahan ke dahan dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan melompat, bergantung, atau bergerak dengan keempat anggota tubuhnya. Selain itu, Bekantan juga perenang ulung karena di bagian telapak kaki dan tangannya memiliki selaput kulit (web) seperti pada katak, sehingga memudahkan Bekantan untuk menyeberang sungai.

Bekantan termasuk primata diurnal, yaitu aktifitasnya dilakukan mulai dari pagi hingga sore hari. Menjelang sore hari, Bekantan umumnya akan mencari pohon untuk tidur di sekitar tepi sungai. Anggota kelompok akan bergabung dalam satu pohon atau pohon lain yang letaknya berdekatan. Bekantan tidak membuat sarang untuk tidurnya.

Bekantan mengkonsumsi hampir semua bagian tumbuhan dengan komposisi, yaitu lebih dari 50% daun muda, sekitar 40% buah dan sisanya bunga dan biji. Selain mengkonsumsi sumber pakan asal tumbuhan, Bekantan kerapkali mengkonsumsi beberapa jenis serangga. Saat musim surut, Bekantan sering turun ke tanah untuk mencari serangga tanah.

Bekantan tersebar luas di hutan-hutan sekitar muara atau pinggiran sungai di Kalimantan. Di Kalimantan Selatan, Bekantan dapat ditemui di daerah hutan rawa, atau muara dan pinggiran sungai Pulau Kaget dan Pulau Laut. Di Kalimantan Barat, satwa ini menempati daerah hutan bakau di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Palung, sedangkan di Kalimantan Tengah mudah dijumpai di Taman Nasional Tanjung Puting, atau di sekitar Sungai Mahakam. Selain itu, Bekantan juga ditemukan di Taman Nasional Kutai serta hutan rawa gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
dan hutan bakau di pantai Kalimantan Timur.

Berdasarkan Redlist IUCN (the International Union for Conservation of Nature and Natural Resources), Bekantan termasuk dalam kategori Genting (Endangered). Bekantan juga termasuk primata yang terdaftar di dalam Appendix I dari CITES (the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) yang berarti tidak boleh diperdagangkan.

Ancaman utama kelestarian Bekantan adalah kerusakan habitat dan perburuan ilegal. Alih fungsi hutan dan illegal loging serta Kebakaran hutan juga memberikan pengaruh terhadap penurunan populasi Bekantan di Kalimantan. Oleh karena itu perlu peraturan-peraturan yang jelas serta tindakan tegas dari pemerintah bagi pelaku perburuan ilegal maupun perusak hutan.


sumber:
https://primata.ipb.ac.id/bekantan-nasalis-larvatus/

  • satwa/bekantan.txt
  • Last modified: 2023/02/03 18:37
  • by Yusi Septriandi