satwa:burung_pelatuk_kelabu

Burung Pelatuk Kelabu

Sumber: https://media.istockphoto.com

Burung Pelatuk Kelabu (Dendrocopos major) adalah spesies burung yang termasuk dalam keluarga Picidae. Mereka dikenal dengan nama umum “pelatuk kelabu” karena warna bulu mereka yang dominan kelabu. Burung ini memiliki ukuran sedang dengan panjang tubuh sekitar 23-26 sentimeter.

Habitat utama burung pelatuk kelabu adalah di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
. Lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
adalah ekosistem yang terbentuk dari lapisan lumut dan tanaman rawa yang tumbuh di atas lapisan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
yang terbentuk dari material organik yang terurai. Lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
menyediakan lingkungan yang cocok bagi burung pelatuk kelabu karena terdapat banyak pohon mati atau berlubang yang menjadi tempat mereka mencari makan dan berkembang biak.

Burung pelatuk kelabu memiliki kebiasaan memukul-mukul pohon dengan paruhnya untuk mencari makan. Mereka mencari serangga, larva, dan telur serangga yang berada di dalam pohon atau di dalam kayu mati. Ketika mereka menemukan makanan, mereka menggunakan lidah panjang dan lengket untuk menarik dan menangkap mangsanya.

Proses berkembang biak burung pelatuk kelabu melibatkan pembuatan sarang di dalam lubang pohon. Betina biasanya bertanggung jawab dalam membuat lubang sarang dengan cara mengukir dan menggali pohon mati atau lemah. Mereka sering menggunakan lubang yang sama setiap tahun untuk bertelur dan membesarkan anak-anak mereka. Sarang burung pelatuk kelabu berfungsi sebagai tempat perlindungan dan penetasan telur.

  1. Short, L.L., Horne, J.F.M., & Miguez, R.P. (2020). Gray-headed Woodpecker (Dendrocopos major). In Birds of the World (J. del Hoyo, A. Elliott, J. Sargatal, D.A. Christie, & E. de Juana, Editors). Cornell Lab of Ornithology, Ithaca.
  2. Winkler, H., Christie, D.A., & Nurney, D. (1995). Woodpeckers: A Guide to the Woodpeckers, Piculets and Wrynecks of the World. Pica Press.
  3. Martínez-Vilalta, A., Motis, A., & Kirwan, G.M. (2019). Gray-headed Woodpecker (Picus major). In del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A., & de Juana, E. (eds.). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions.
  • satwa/burung_pelatuk_kelabu.txt
  • Last modified: 2023/09/16 12:50
  • by Ridho Imam Prayogi