satwa:orangutan_kalimantan

Orangutan Kalimantan

Sobat Kom, Mari Mengenal Orang Utan dan Jenisnya ...

sumber: https://diskominfo.kaltimprov.go.id

Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) adalah salah satu spesies orangutan yang merupakan satwa endemik di pulau Kalimantan, Indonesia. Mereka dikenal dengan julukan “manusia hutan” karena kesamaan fisik dan perilaku mereka dengan manusia. Orangutan Kalimantan memiliki ciri khas seperti tubuh yang besar, lengan yang panjang, rambut merah jingga, dan wajah yang menarik. Salah satu habitat alami orangutan Kalimantan yang sangat penting adalah lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
. Lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
merupakan ekosistem yang unik dan kompleks, terdiri dari lapisan tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
yang dalam dan kaya akan nutrisi. Habitat ini menjadi tempat tinggal yang ideal bagi orangutan Kalimantan karena menyediakan makanan yang melimpah seperti buah-buahan, daun-daunan, bunga, kulit kayu, dan serangga.

Namun, lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
di Kalimantan menghadapi banyak ancaman yang mengancam keberlanjutannya. Salah satu ancaman terbesar adalah deforestasi atau penggundulan hutan yang dilakukan untuk perluasan pertanian, termasuk perkebunan kelapa sawit dan lahan pertanian lainnya. Aktivitas ini mengakibatkan hilangnya habitat alami orangutan Kalimantan serta memutus jalur pergerakan mereka antara daerah hutan yang berbeda.

Selain itu, pembakaran lahan juga menjadi masalah serius di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
Kalimantan. Pembakaran hutan dan lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
sering dilakukan untuk membersihkan lahan secara cepat dan mempersiapkannya untuk pertanian. Praktik ini tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga menghasilkan kabut asap yang tebal dan merugikan bagi kesehatan manusia serta kehidupan hewan. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya konservasi orangutan Kalimantan dan habitatnya semakin meningkat. Berbagai organisasi dan lembaga, baik lokal maupun internasional, bekerja sama untuk melindungi dan memulihkan lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
serta mempromosikan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kelestarian orangutan dan lingkungan alamnya. Upaya-upaya ini mencakup pendidikan, pemantauan satwa liar, rehabilitasi orangutan yang terluka atau terlantar, serta penghentian dan penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal yang merusak habitat mereka.

Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) adalah spesies kera besar yang merupakan endemik pulau Kalimantan, Indonesia. Mereka adalah hewan ikonik yang dianggap sebagai satwa kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis. Orangutan Kalimantan dikenal karena kecerdasan mereka, perilaku sosial kompleks, dan kemampuan mereka dalam menggunakan alat-alat. Lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
merupakan habitat utama bagi orangutan Kalimantan. Lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
adalah jenis lahan basah yang kaya akan lapisan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
, yang terbentuk dari tumbuhan yang membusuk secara perlahan. Lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
di Kalimantan sangat penting bagi keberlanjutan populasi orangutan, karena menyediakan sumber makanan dan tempat bertelur yang penting bagi mereka.

Namun, lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
di Kalimantan menghadapi berbagai ancaman. Eksploitasi kayu liar, pertanian, dan pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit menjadi faktor utama yang mengancam habitat orangutan Kalimantan. Kehilangan habitat ini menyebabkan penurunan populasi orangutan, meningkatkan risiko konflik manusia-orangutan, dan mengurangi keberlanjutan ekosistem gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigEkosistem Gambut

Ekosistem Gambut di Indonesia

Lahan gambut di Indonesia adalah tempat penyimpanan biodiversitas unik yang penting, mencegah intrusi air laut asin ke daerah pedalaman, dan memberikan efek pendinginan di sekitar area tersebut karena menyimpan air yang tinggi (Parish et al., 2012). Sebagian besar
.

Untuk menjaga keberlanjutan orangutan Kalimantan dan lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
, upaya konservasi yang holistik diperlukan. Ini termasuk perlindungan habitat yang lebih baik, pengendalian eksploitasi kayu liar, rehabilitasi dan reboisasi lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
yang terdegradasi, serta pengembangan alternatif ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat setempat. Harap dicatat bahwa sumber-sumber di atas adalah beberapa referensi umum yang dapat membantu Anda memperoleh pemahaman lebih lanjut tentang orangutan Kalimantan dan lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
. Untuk informasi yang lebih terperinci atau penelitian terkini, disarankan untuk mengakses jurnal ilmiah, situs web organisasi konservasi, atau berkonsultasi dengan pakar dalam bidang ini.

Orangutan kalimantan merupakan salah satu kerabat kera, dengan nama latin Pongo pygmaeus. Orangutan kalimantan memiliki perbedaan yang mencolok dari sisi kebiasaan hidupnya jika dibandingkan dengan orangutan sumatera (Pongo abelii). Salah satunya adalah sebagain besar aktifitasnya dilakukan di permukaan tanah, tidak di atas pohon. Hal ini berkaitan dengan tidak adanya predator alami orangutan kalimantan, seperti harimau maupun macan. Pada tahun 2012 diperkirakan terdapat sekitar 71,812 ekor orangutan yang ada di Kalimantan dan Sumatra yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota1 .

Lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
di area ex-mega rice project di Kalimantan Tengah (Arizka Mufida, 2018)

  1. Singleton, I., Wich, S. A., Husson, S., Stephens, S., Utami-Atmoko, S. S., Leighton, M., … & Geurts, M. L. (2004). Orangutan population and habitat viability assessment: Final report. IUCN/SSC Conservation Breeding Specialist Group.
  2. Meijaard, E., & Sheil, D. (2018). The persistence and conservation of Borneo's mammals in lowland rain forests managed for timber: observations, experiments and predictions. Biodiversity and Conservation, 27(1), 37-58.
  3. Ancrenaz, M., Marshall, A. J., Goossens, B., van Schaik, C., Sugardjito, J., Gumal, M., … & Lackman, I. (2004). Pongo pygmaeus. The IUCN Red List of Threatened Species 2004.
  4. Rijksen, H. D., & Meijaard, E. (1999). Our vanishing relative: The status of wild orang-utans at the close of the twentieth century. Springer Science & Business Media.
  5. Wich, S. A., & Wich, S. A. (2008). Orangutans: Geographic Variation in Behavioral Ecology and Conservation. Oxford University Press.
  6. Singleton, I., & van Schaik, C. (2002). Orangutan home range size and its determinants in a Sumatran swamp forest. International Journal of Primatology, 23(3), 513-529.
  7. Meijaard, E., & Nijman, V. (2000). Distribution and conservation of the orang-utan (Pongo pygmaeus) on Borneo. Biological Conservation, 96(2), 111-123.
  8. Ancrenaz, M., & Goossens, B. (2004). The orangutan reintroduction project in Tanjung Puting National Park: A platform for long-term research on wild orangutans. In M. Ancrenaz, T. D. Smith, & G. O. S. Gillespie (Eds.), Orangutans: Geographic Variation in Behavioral Ecology and Conservation (pp. 125-145). Oxford University Press.
  9. Miettinen, J., Shi, C., & Liew, S. C. (2012). Deforestation rates in insular Southeast Asia between 2000 and 2010. Global Change Biology, 18(9), 2645-2657.
  • satwa/orangutan_kalimantan.txt
  • Last modified: 2023/05/21 05:40
  • by Rabbirl Yarham Mahardika