sosialekonomi:budidaya_kelapa_sawit_di_lahan_gambut

Budidaya Kelapa Sawit di Lahan Gambut

sawit.jpgFig. 1: Buah Sawit Sawit MudaFig. 2: Sawit Muda

Sektor perkebunan kelapa sawit memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi negara Indonesia, karena tanaman kelapa sawit merupakan penghasil minyak nabati unggulan dan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pengembangan kelapa sawit di Indonesia dimulai sejak tahun 1970 dan mengalami peningkatan yang cukup pesat terutama periode 1980.

Perkebunan kelapa sawit di Indonesia berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir. Pulau sumatera dan Kalimantan merupakan sentra perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik (2021) luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia yaitu 14,62 juta hektare (ha). Jumlah tersebut meningkat 0,24% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang seluas 14,59 juta ha. Jika dilihat dari status pengusahaannya, swasta mencatatkan kepemilikan terbesar terhadap perkebunan kelapa sawit pada tahun lalu. Luasnya mencapai 8,04 juta ha.

Berdasarkan wilayahnya, Riau memiliki perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia mencapai 2,86 juta ha. Jumlah tersebut setara dengan 19,62% dari luas perkebunan kelapa sawit Indonesia sepanjang tahun lalu. Adapun Kalimantan Barat menyusul dengan perkebunan kelapa sawit yang seluas 2,11 juta ha. Kemudian, perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah tercatat sebesar 1,88 juta ha.

Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk. Oleh sebab itu, kandungan bahan organiknya tinggi. Mengingat ketersediaan lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
di Indonesia merupakan peringkat terluas ke dua di dunia, maka potensinya sangat besar sebagai lahan pertanian. Adapun kriteria dari lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
yang dapat di alih fungsikan sebagai lahan perkebunan kelapa sawit yaitu:

  1. Diusahakan pada lahan masyarakat dan kawasan budidaya
  2. Ketebalan lapisan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

    <[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

    Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
    kurang dari tiga meter
  3. Substratum tanah mineral di bawah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

    <[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

    Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
    bukan pasir kuarsa dan bukan tanah sulfat masam
  4. Tingkat kematangan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

    <[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

    Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
    saprik (matang) atau hemik (setengah matang) dan tingkat kesuburan tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

    <[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

    Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
    eutropik.

Referensi:
1. Pedoman Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) yang Baik. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014.

2. https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/perkebunan-kelapa-sawit-indonesia-capai-1462-juta-ha-pada-2021

  • sosialekonomi/budidaya_kelapa_sawit_di_lahan_gambut.txt
  • Last modified: 2023/02/12 05:28
  • by Ahmad Arif