sosialekonomi:gaharu_lumpur

Gaharu Lumpur

Decaying log atau decaying wood merujuk pada bangkai kayu yang terbenam di dalam rawa gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
selama bertahun-tahun dan mampu menghasilkan resin gaharu wangi yang bernilai ekonomi tinggi. Komoditas gaharu dari decaying log ini dalam perdagangannya memiliki pasar dan quota tersendiri untuk ekspor. Proses dari pembentukan resin gaharu dari decaying log sendiri masih belum memiliki banyak informasi. Salah satu sumber menyatakan resin gaharu dari decaying log berasal dari resin gaharu yang dihasilkan pohon yang terinfeksi sebelum pohon tersebut tumbang dan terbenam, sehingga proses dekomposisi hanya menyisakan kayu dengan kandungan resin yang cukup tinggi. Jenis penghasil gaharu dari decaying log yang diketahui diantaranya adalah dari jenis Gyrinops spp. dan Gonystylus bancanus.

Salah satu jenis gaharu dari decaying logs yang sudah diketahui adalah dari jenis Gyrinops sp. Hasil penelitian Qamyari (2019) telah membandingkan kandungan senyawa kimia decaying logs Grynops sp. dengan beberapa jenis gaharu umum lain. Kandungan kimia yang terdeteksi terutama dari kelompok monoterpena hidrokarbon, seskuiterpena, dan asam lemak. Beberapa jenis senyawa yang terdeteksi melalui GC-MS adalah α-bisabolol, allo aromadendren epoksida, dan 1,5-epoksi-nor-ketoguaiene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak gaharu decaying log Grynops sp. berpotensi sebagai antijamur dengan penghambatan tertinggi terhadap pertumbuhan Fusarium solani sebesar 58.73%, lebih tinggi dari jenis gaharu budidaya Aquilaria. Hal ini menunjukkan adanya potensi yang besar pada jenis gaharu Decaying logs dari Ramin. Namun, penelitian mengenai kandungan kimia maupun aplikasinya masih jarang.

Gyrinops sp. tersebar di hutan-hutan Papua. Sejak tahun 1995, Masyarakat Asmat telah memanfaatkan gaharu lumpur untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Para pencari gaharu lumpur ini biasanya berupa kelompok yang terdiri dari tiga sampai lima orang pria. Mereka harus menyusuri Sungai Siret yang berkelok-kelok lalu masuk ke anak Sungai Jue hingga tiba di tepi hutan. Pencarian gaharu lumpur dapat dimulai dari tepi-tepi hutan hingga ke dalam hutan.

Metode yang dilakukan oleh masyarakat Asmat dalam mencari gaharu lumpur hingga mengolahnya masih sangat tradisional. Mereka menggunakan sebuah “tas punggung” yang terbuat dari pelepah sagu untuk mengangkut bongkahan gaharu lumpur dalam keadaan basah dan sangat berat. Kayu gaharu yang diperoleh dapat berukuran satu rangkulan kedua lengan orang dewasa. Setelah kayu gaharu diperoleh, mereka membawa ke kampung untuk mengolah bongkahan gaharu. Mereka membersihkan bongkahan dan menjemurnya. Setelah kering, bongkahan kayu dipecah-pecah menggunakan alat dari besi untuk memisahkan bagian-bagian kayu berdasarkan kualitasnya. Kualitas paling baik umumnya berada di tengah dan berwarna hitam. Nilai ekonomi dari bagian-bagian bongkahan tersebut dapat mencapai jutaan rupiah.

1: Purwito D. 2015. Making NDF of Agarwood Indonesia. http://www.itto.int/files/user/cites/meetings/INDONESIA%20Didik%20Purwito.pdf 2: Qamyari R. 2019. Potensi Bioaktif Minyak Gaharu Budi Daya (Aquilaria malaccensis dan A. microcarpa) dan Decaying Log (Gyrinops spp.). Skripsi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR.

3: Balai Besar KSDA Papua

  • sosialekonomi/gaharu_lumpur.txt
  • Last modified: 2023/02/04 10:48
  • by Yusi Septriandi