Desa Ujung Tanjung
Desa Ujung Tanjung merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan
Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di. Desa Ujung Tanjung memiliki luas wilayah 114.56 KM2 . Desa ini terdiri dari tujuh dusun dan tercatat pada tahun 2020 memiliki jumlah penduduk sebanyak 4.388 jiwa. Masyarakat di Desa Ujung Tanjung mengandalkan sumber penghidupan yang cukup beragam, mulai dari sumber penghidupan berbasis lahan seperti berkebun karet, menangkap ikan, berternak walet, buruh tani sawit sampai sumber penghidupan berbasis non-lahan seperti berdagang, PNS, dan menjadi buruh bangunan.
Sebagai salah satu desa yang berada di dalam Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG), Desa Ujung Tanjung memiliki karakteristik biofisik tanah yang sebagian besar terdiri dari tanah bergambut. Adapun untuk tanah mineral lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dikelola menjadi perkebunan karet. Sistem usaha tani karet monokultur menjadi sumber penghidupan prioritas yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Desa Ujung Tanjung. Luas perkebunan karet milik masyarakat mencapai luasan 3.182,75 ha yang diusahakan di lahan mineral. Sementara untuk lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut
Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm masih belum banyak dikelola karena kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengelola lahan gambut. Sebelum memulai penanaman bibit karet, masyarakat akan mengawalinya dengan melakukan penyiapan lahan. Penyiapan lahan dilakukan dengan cara menebas dan membuat pagar. Sedangkan untuk teknik membakar yang pada awalnya banyak diterapkan oleh masyarakat, sudah tidak pernah dilakukan kembali sejak tahun 2015. Penyadapan getah dilakukan setiap hari, yakni pada waktu pagi. Hama pada tanaman karet yang banyak ditemui di Desa Ujung Tanjung adalah babi. Masyarakat biasanya menangani permasalahan hama babi ini dengan cara tradisional, seperti memburu atau memasang perangkap.
Keterlibatan perempuan di Desa Ujung Tanjung dalam sektor rumah tangga banyak membidangi dalam pengelolaan keuangan keluarga. Dalam bermasyarakat, keterlibatan perempuan di sektor kelembagaan di Desa Ujung Tanjung terbilang masih sedikit. Meskipun demikian, perempuan di Desa Ujung Tanjung cukup aktif dalam mengikuti kegiatan bermasyarakat di bidang lainnya, seperti kegiatan keagamaan, arisan, atau kelompok olahraga.