peatland_talks_generasi_muda_bicara_gambut

This is an old revision of the document!


Peatland Talks: Generasi Muda Bicara Gambut

Berikut adalah ringkasan dari acara Peatland Talks: Generasi Muda Bicara Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
, sebuah diskusi yang menghadirkan para pemuda yang aktif dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
secara berkelanjutan. Acara ini menghadirkan tiga narasumber inspiratif: Muhammad Saddham Aberalli dari Consurfation.id, Ratu Nabillah, M.Sc dari Tay Juhana Foundation, dan Muhammad Diki dari WikiGambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigWikiGambut

WikiGambut merupakan upaya bersama untuk mengumpulkan, mengkompilasi, mensintesa dan menuturkan kembali pengetahuan serta informasi tentang ekosistem gambut dan pengelolaannya kedalam satu sistem pengelolaan pengetahuan (Knowledge Management System) sehingga dapat digunakan secara luas untuk pengambilan keputus anterkait
. Dalam diskusi ini, mereka berbagi wawasan mengenai peran generasi muda dalam konservasi gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
, tantangan yang dihadapi, serta strategi keberlanjutan yang dapat diterapkan di berbagai sektor.


Materi 1. Muhammad Saddham Aberalli
Integrated Alternating Raised Bed System diperkaya FABA sebagai Amelioran untuk Mengatasi Permasalahan pada Food Estate di Lahan Gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm

Muhammad Saddham Aberalli dari Consurfation.id menyajikan pendekatan sistem pertanian Integrated Alternating Raised Bed yang diperkaya dengan Fly Ash and Bottom Ash (FABA) sebagai amelioran, untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam implementasi proyek Food Estate pada lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
. Food Estate adalah sistem pertanian berskala besar (>25 ha) yang menerapkan prinsip pertanian berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), modal, serta manajemen modern. Namun, penerapan sistem ini pada lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
menghadapi berbagai kendala teknis dan ekologis, yang berujung pada kegagalan dan menyebabkan kerugian negara yang signifikan, sekitar Rp1,6 triliun pada periode 2021–2022. Pendekatan yang ditawarkan bertujuan untuk: (A) Mengatasi permasalahan yang timbul dalam proyek Food Estate di lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
; dan (B) Meningkatkan produktivitas tanaman pangan melalui optimasi teknik budidaya dan ameliorasi kondisi tanah.



FABA merupakan limbah padat yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara dalam pembangkit listrik. Limbah ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu fly ash (abu terbang) dan bottom ash (abu dasar). Fly ash berupa partikel halus yang terangkat oleh gas pembakaran dan mengendap di atmosfer, sementara bottom ash merupakan residu kasar yang mengendap di dasar pembakaran. FABA memiliki sifat basa, yang menjadikannya sebagai bahan yang efektif untuk meningkatkan pH tanah, khususnya pada tanah yang cenderung bersifat asam, seperti pada lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
. Kandungan utama mineral dalam FABA, yaitu kalsium oksida (CaO) sebanyak 20,3%, serta magnesium oksida (MgO) sebesar 2,4%, memberikan kontribusi penting dalam memperbaiki kualitas fisik dan kimia tanah. Kalsium berperan dalam memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kapasitas pertukaran kation (CEC), yang berfungsi mendukung proses penyerapan unsur hara oleh tanaman. Magnesium memiliki peran esensial dalam proses fotosintesis dan sintesis klorofil. Karena sifat-sifat ini, FABA berpotensi besar untuk digunakan sebagai amelioran untuk meningkatkan kualitas tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
yang umumnya memiliki ketersediaan hara yang rendah. Penerapan FABA diharapkan dapat memperbaiki kualitas tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
, meningkatkan kesuburan, dan mendukung peningkatan produktivitas tanaman pangan dalam skala besar, seperti yang diterapkan pada proyek Food Estate.


Sistem irigasi Surjan merupakan metode pertanian tradisional yang berkembang di Yogyakarta, Indonesia. Sistem ini memiliki struktur yang terdiri dari dua elemen utama: guludan dan tabukan. Guludan adalah bagian lahan yang lebih tinggi dan kering, sedangkan tabukan adalah bagian yang lebih rendah dan tergenang air. Sistem irigasi ini dirancang untuk menciptakan kondisi tanah yang optimal bagi tanaman padi, yaitu lembab namun tidak tergenang air dalam waktu lama.


Konsep sistem pertanian terpadu yang menggabungkan irigasi Surjan, pemanfaatan FABA, pintu air otomatis, dan sistem Internet of Things (IoT) diilustrasikan dalam diagram tersebut. Dalam sistem ini, sawah menggunakan prinsip irigasi Surjan, yang terdiri dari guludan (tanah yang lebih tinggi) dan tabukan (tanah yang lebih rendah dan tergenang air). Sistem ini dirancang untuk mengelola aliran air secara efisien, dengan air mengalir ke tabukan untuk menjaga kelembaban tanah, sementara guludan digunakan untuk penanaman tanaman. FABA digunakan sebagai amelioran tanah untuk meningkatkan kualitas tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
. Penerapan FABA dalam pengolahan tanah gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut

<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>

Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…
bertujuan untuk mengurangi keasaman tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur hara penting, seperti kalsium dan magnesium, yang berkontribusi pada pertumbuhan tanaman. Pintu air otomatis yang terintegrasi dalam sistem ini memungkinkan pengelolaan irigasi yang lebih presisi. Dengan adanya pintu air otomatis, pengaturan aliran air dapat dilakukan secara lebih efektif dan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman secara real-time. Sistem ini juga dilengkapi dengan teknologi IoT, yang memungkinkan pemantauan dan kontrol berbagai parameter pertanian, seperti kelembaban tanah, suhu, dan kondisi air, melalui sensor yang terhubung ke internet. Hal ini memungkinkan petani untuk mendapatkan data secara real-time dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan tanaman dengan lebih efisien.


Integrasi seluruh elemen sistem ini dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya pertanian, seperti air dan bahan organik, serta memaksimalkan produktivitas tanaman. Teknologi IoT dan pintu air otomatis mempermudah pengendalian irigasi dan memungkinkan penyesuaian aliran air dengan presisi yang lebih tinggi, yang mengurangi pemborosan air dan meningkatkan hasil pertanian. Pemanfaatan FABA tidak hanya memberikan manfaat bagi tanah dengan meningkatkan kesuburan dan struktur tanah, tetapi juga mendukung pengelolaan limbah secara berkelanjutan. FABA, sebagai limbah hasil pembakaran batu bara, dapat dimanfaatkan dalam sektor pertanian, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Sistem pertanian terpadu ini, yang menggabungkan irigasi Surjan, FABA, teknologi otomatis, dan IoT, menawarkan potensi untuk pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan, khususnya pada lahan gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigLahan Gambut

Lahan gambut merupakan bagian dari lanskap ekosistem gambut, salah satu ekosistem khas lahan basah yang dimiliki Indonesia. Gambut berasal dari tanah yang terdapat akumulasi sisa-sisa makhluk hidup yang melapuk, mengandung bahan organik >12% dengan ketebalan lebih dari 50 cm
, serta mendukung peningkatan hasil pertanian dalam proyek Food Estate

  • peatland_talks_generasi_muda_bicara_gambut.1738838229.txt.gz
  • Last modified: 2025/02/06 10:37
  • by Rabbirl Yarham Mahardika