Kerbau Pampangan
Kerbau Pampangan (Buballus Buballis Carabauensis) merupakan salah satu ternak ruminansia besar yang telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Menurut Erdiansyah dan Angraeni (2008), meskipun kerbau belum mendapatkan perhatian dari segi pemeliharaannya, tetapi kerbau merupakan salah satu ternak lokal yang memiliki sejumlah keunggulan dan memberi manfaat khususnya petani dan peternak. Kerbau masih dipelihara secara tradisional dan umumnya ternak yang dipelihara merupakan warisan keluarga yang bersifat turun temurun. Kerbau adalah hewan ruminansia dari sub famili Bovidae. Kerbau rawa merupakan salah satu fauna yang ada di ekosistem lahan gambut, khususnya di Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan
Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di.
Menurut Windusari dkk (2017), Kerbau Pampangan merupakan salah satu rumpun yang diakui milik Indonesia tepatnya yang berasal dari Pulau Kuro. Pulau Kuro yang berada di kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, Indonesia dan telah diakui sebagai aset nasional. Kerbau Pampangan salah satu ternak lokal yang memiliki tipe dwiguna atau penghasil daging sekaligus susu murni. Ternak Kerbau Pampangan dikenal memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik seperti mampu bertahan hidup dengan pakan kualitas rendah dan memiliki serat kasar tinggi, serta sifat resisten yang tinggi terhadap penyakit.
Kerbau merupakan hewan yang berasal dari kingdom animalia yang termasuk dalam family Bovidaee dalam genus Bubalus. Kerbau juga merupakan salah satu fauna endemik yang ada di Sumatera Selatanplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigSumatera Selatan
Sumatera Selatan atau sering disebut sebagai Bumi Sriwijaya, memiliki Ibu Kota Provinsi Palembang yang juga dijuluki sebagai Venice of The East (Venesia dari timur) oleh bangsa Eropa merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang sudah ada sejak 1.335 tahun yang lalu. Dalam perjalanannya, Provinsi Sumatera Selatan saat ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur, terutama melalui perencanaan Kawasan Ekonomi Khusus Pelabuhan Tanjung Api-Api di. Kerbau rawa di sumsel ini juga telah diakui pemerintah sebagai sumber daya genetik (SDG) ternak lokal Indonesia. Sebaran kerbau rawa ini meliputi kecamatan Pedamaran, Jejawi, Pangkalan Lampam dan Pampangan. Terutama kerbau rawa yang berpopulasi di Kecamatan Pampangan. Telah ditetapkan rumpunnya sendiri sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian nomor 694/Kpts/PD.410/2/2013 tentang Penetapan Rumpun Kerbau Pampangan disebutkan bahwa plasma nuftah itu merupakan rumpun kerbau lokal asli Indonesia. Selain itu, untuk memperkuatnya sebagai rumpun asli Indonesia, Badan Standardisasi Indonesia pada April 2016 menerbitkan standar nasional Indonesia (SNI) nomor 8292.2 tahun 2016 soal bibit unggul kerbau pampangan yang dikenal memiliki nilai ekonomi tinggi. Kerbau pampangan sendiri hidup dikawasan hidrologis gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…. Populasi kerbau rawa pampangan sekitar 2.100 ekor.
Kerbau rawa ini terpelihara pada suatu ekosistem pasang surut tahunan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI No.694/Kpts/PD.410/2/2013 tentang Penetapan Rumpun Kerbau Pampangan, dijelaskan bahwa rumpun kerbau pampangan berasal dari India yang kemudian disilangkan dengan kerbau lokal. Kerbau ini memiliki ciri-ciri kepala hitam, leher bagian bawah berwarna putih membentuk setengah lingkaran, dan warna tubuh dominan hitam. Sementara, mukanya segitiga pendek agak cembung dan memiliki ruang dahi lebar. Sedangkan tanduknya, pendek, melingkar ke belakang arah dalam. Kerbau pampangan ini juga memiliki perilaku makan ( feeding behavior) yang khas karena dibentuk doleh lingkungannya. Terutama kemampuan berenangnya yang cukup jauh serta dapat menyelam untuk mencari dan memakan tumbuhan hijau di dasar rawa. Selain menjaga tradisi yang sudah turun-temurun, bahwasanya keberadaan kerbau rawa pampangan berdampak positif terhadap lingkungan, yang dalam hal ini adalah ekosistem rawa gambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigGambut
<[lahan gambut]Ekosistem Gambut Primer di Laboratorium Alam CIMPTROP, Kalimantan Tengah>
Gambut merupakan material organik yang terbentuk secara alami berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan ketebalan 50 (lima puluh) centimeter atau lebih dan terakumulasi pada areal rawa. Secara harfiah Gambut berasal dari bahasa Banjar untuk menyebut tanah non-mineral yang berasal dari akumulasi bahan organik yang tidak terdekomposisi sempurna pada daerah depresi. Bany…. Di alam, kerbau merupakan salah satu ecosystem engineers yang dapat menentukan kondisi habitat bagi banyak spesies lain. Sebagai grazer yang hobi berkubang, kerbau berperan membentuk ekosistem khas. Keberadaan dan populasinya pun menjadi faktor penting penentu kelangsungan hidup beberapa satwa predator. Maka dari itu kerbau rawa harus dilestarikan.
Taksonomi Kerbau Pampangan
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Artiodactyla
Family : Bovidae
Subfamily : Bovinae
Genus : Bubalus
Species : Bubalus bubalis
Subspecies : Bubalus bubalis carabanesis