Bincang Gambut Kalimantan Barat Seri-3: Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Gambut di Kalimantan Barat

Haloo Pahlawan Gambut đŸŒ± Komunitas WikiGambut Kalimantan Barat mempersembahkan Bincang Gambut Seri-3: Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Gambut di Kalbar. Kegiatan ini bertujuan untuk membagikan pengalaman, pengetahuan, serta menimbulkan keingintahuan terkait kondisi sosial ekonomi masyarakat gambut di Kalimantan Barat bagi para kontributor WikiGambutplugin-autotooltip__default plugin-autotooltip_bigWikiGambut

WikiGambut merupakan upaya bersama untuk mengumpulkan, mengkompilasi, mensintesa dan menuturkan kembali pengetahuan serta informasi tentang ekosistem gambut dan pengelolaannya kedalam satu sistem pengelolaan pengetahuan (Knowledge Management System) sehingga dapat digunakan secara luas untuk pengambilan keputus anterkait
Kalbar dan peserta webinar.


✅Pemateri 1 : AULIA PERDANA
(Inovasi Pengembangan Pola Agroforestri di Lahan Gambut Kalbar)
✅Pemateri 2 : DR. MASWADI, SP. M.SC
(Komoditas unggulan dan potensi pasar produk pertanian lahan gambut di Kalimantan Barat)
✅Pemateri 3 : SITI PUJI LESTARININGSIH, S.SI, M.SC
(Ekonomi Kreatif; Peluang Usaha Pemanfaatan Lahan Gambut Kalbar Secara Berkelanjutan)


Salam Gambut Lestari!


Oleh: Aulia Perdana (Green Markets and Value Chains)


Agroforestri mencakup petani, produksi, penjualan, dan pendapatan. Petani yang tinggal di lahan gambut memproduksi, kemudian menjual hasil pertanian untuk mendapatkan pendapatan.

Namun, faktanya dengan sangat mudah petani mengganti jenis pertanian hanya karena mendengar di daerah lain ada tanaman yang laku dijual. Beberapa waktu lalu misalnya petani banyak yang mengubah jenis tanamannya menjadi sawit, namun kemudian harga sawit turun sehingga penghidupan petani terkena dampaknya.

Agroforestri sistem atau praktik?

Agroforestri adalah praktik yang sistemik.

Contoh kasus: Di Desa Pasak ada banjir tahun 2017 sehingga menyebabkan tanaman sahang/lada mati. Masyarakat yang penghidupannya bergantung pada lada harus terkena dampak paling besar. Sementara masyarakat yang menanam lebih dari satu tanaman masih punya harapan dan sumber pendapatan sehingga tidak terlalu terganggu dengan problem yang terjadi. Sehingga dalam hal ini, agroforestri sebagai mitigasi risiko, jaring pengaman, dan adaptasi perubahan.

Proses penanaman di agroforestri harus disesuaikan dengan ketebalan gambut dan pengelolaannya, serta perlu adanya uji coba. Hal ini karena agroforesti mengutamakan keberagaman, maka ketika satu gagal maka ada tanaman lain yang akan menyelamatkan penghidupan keluarga. Berdasarkan pengalaman inovasi agroforestri, terdapat 3 pendekatan yaitu pasar, konservasi,serta ketahanan pangan dan gizi.

  • Pasar –> Telaah terlebih dulu kebutuhan/dorongan pasar sebelum memutuskan menanam. Jadi, penting untuk menanam sesuai kebutuhan pasar.
  • Konservasi –> Menanam dengan praktik konservasi yaitu pembukaan lahan tanpa bakar dan pupuk organik.
  • Ketahanan pangan & gizi –> Menanam apa yang bisa dimakan.


Oleh: Dr. Maswadi, SP. M.Sc.

Kebakaran lahan terjadi karena aktivitas masyarakat di atas lahan gambut. Sebab tidak ada yang benar-benar terjadi oleh alam. Kebakaran lahan adalah bagian dari human activity yang terjadi karena pembukaan lahan. Kecendrungan dari human activity di atas lahan gambut yaitu apabila lahan tersebut milik pribadi maka pemiliknya cenderung tidak membakar. Sementara apabila lahan sewa, si penyewa cenderung membakar.

Cosmopolitan level: semakin masyarakat banyak keluar desa dan punya pengetahuan banyak terkait komoditas yang dibutuhkan oleh pasar, maka ia akan menanam sesuai kebutuhan pasar.

Ketika petani menanam suatu produk, pasarnya harus sudah ada. Jangan sampai petani menanam tapi tidak ada pasar.


Lahan gambut memiliki potensi bukan hanya pertanian, tetapi juga terdapat potensi ekonomi. Ekonomi kreatif di lahan gambut menghasilkan nilai tambah hasil, kreativitas, sentuhan inovasi, keahlian, bakat, serta produksi, pemasaran, dan distribusi. Ekonomi kreatif bukan hanya kita lebih bisa berinovasi dalam menciptakan produk, tapi juga mesti kreatif dalam proses pemasaran dan distribusi.

Apa yang bisa dikembangkan di lahan gambut?

  • Sumber daya alam = Kita bisa melihat tanahnya, vegetasi yang tumbuh
  • Sumber daya manusia = Pemetaan potensi SDM karena manusia sebagai pelaku dan sasaran pembangunan

Salah satu kerajinan yang bisa dikembangkan adalah purun. Purun banyak ditemukan di daerah gambut. Umbu-umbian purun tikus bisa dimakas dan diproduksi menjadi bahan anyaman. Di Pulau Jawa sudah banyak pengembangannya sementara di Kalbar masih perlu pengenalan. Kerajinan Purun dapat dibuat tas anyaman, tikar purun, sedotan dari purun.

Selain itu, pakis juga bisa menyumbang bahan baku produksi ecoprint. Ecoprint adalah seni transfer motif tanaman ke media. Medianya bisa kain, keramik, dan kayu. Ada beberapa teknik yang digunakan antara lain pounding (menumbuk) dan teknik steam (kukus). Saat ini Fakultas Kehutanan Untan sedang melakukan pengembangan ecoprint. Kisaran harga totebag ecoprint: Rp 45.000 - Rp 55.000, kaos ecoprint: Rp 55.000 - Rp 150.000, kain ecoprint Rp 200.000 hingga jutaan.

Apa saja yang dilakukan pada lahan gambut, yang terpenting adalah mampu memberi edukasi dan sekaligus masyarakat bisa mendapatkan sumber penghasilan tambahan selain menjual hasil produksi tani. Selain itu, kita pun mampu mengangkat potensi produk lokal.

  • komunitas/bincang_gambut_kalbar_seri_3_kondisi_sosial_ekonomi_masyarakat_gambut_di_kalimantan_barat.txt
  • Last modified: 2025/07/30 09:59
  • by 127.0.0.1